Saturday, January 29, 2011

CINTA diantara ILMU SOSIAL DAN KIMIA








Saya?

Tentu saja 100% anak sosial. Dimulai dari kelas XI di mana saya harus lompat pager untuk beli matrai yang akan dibubuhi dalam surat pernyataan "alih jurusan" dari ILMU ALAM menjadi ILMU SOSIAL.

Hampir enam tahun yang lalu saya menerima raport kedua saya di SMA. Pada Kolom paling bawah tertulis dengan tinta cina tebal: LULUS ILMU ALAM.

Sampai sini saya terlihat pintar ya?

Ah tidak Juga.






Rata-rata ilmu Eksak saya hanya 7.4 di mana batas minimalnya 7.00

Sedangkan rata-rata ILMU SOSIAL saya 8,... di mana batas minimalnya... yang penting: "naik kelas".

Lalu saya kuliah di Fakultas Hukum UGM, yang SUDAH PASTI belajar ILMU SOSIAL (lagi).

"Saya sangat Sosial" Mmmm... tampaknya agak narsis ya? baiklah saya ganti menjadi

"Saya sangat TIDAK ILMU ALAM karena saya anak ILMU SOSIAL".

Entah ya... malam ini ingin menulis tentang kejadian bodoh zaman SMA dulu...

Kebodohan karena sebuah perasaan yang... orang bilang sih "cinta" tapi... terserahlah.




Kata temen saya, "tipe" saya itu paraaaah banget. Kalau saya ngaku dan bilang kalau lagi suka sama cowok si X atau Y, pasti tanggapan awal mereka:

1. WHAAAAT?? Waaaahh mata lo minus ya Sa?

2. Aaaaaa Nisaaaaa... Enggak dia juga kaliiii... ga ada yang lain?

3. Wah Sa? Gue rasa sanse of COWOK GANTENG lo itu paraaaah!

4. Dia? yakin lo suka dia? Hhhh... terserah lo deh Sa,,, bingung gue mau bilang apa.


Ahahahahaa... yup... itulah respon teman-teman saya dengan sosok laki-laki yang saya suka. Tidak ada kecendrungan tipe; saya bisa saja sangat kagum dengan sosok cupu tapi pinter, atau sosok slenge-an, atau sosok yang sangat rapi, atau sosok yang (bahkan) sangat menyebalkan dikalangan teman-teman saya. Entah, ketika saya suka, ya sudah... yang saya tahu "saya suka dia".




Tapi... kebodohan saya yang belum bisa saya atasi sampai sekarang adalah : Saya paling enggak bisa ngobrol sama cowok yang saya suka. Bukan tanpa alasan, karena yang sudah-sudah, selalu saja saya melakukan kebodohan ketika berada di dekat cowok yang saya suka. Contohnya? banyaaaaak!!! mau tau?

1. Saya pernah nabrak tiang gawang bola pas sedang olahraga gara-gara mata saya seliweran ngeliat sosok yang saya suka keluar dari kelasnya. Niatnya ingin terlihat anggun seperti di kiomik-komik Jepang di mana si cewek dengan anggunnya berlari mengelilingi lapangan. Kenyataannya? 180 DERAJAT BERBEDA, lebih tepat adegan THE FUNIEST VIDIO!! Dan si dia bersama SELURUH ANAK DI LAPANGAN, tertawa untuk saya. Terimakasih lhooo...!!


2. Saya pernah "terjungkal" mendarat dengan kepala saat duduk di pos satpam sekolah; hanya gara-gara syok melihat sosok yang saya suka masuk lewat gerbang sekolah. Tidak ada korban luka di sini, hanya saja,,, teriakan teman saya yang syok melihat temannya tiba-tiba terbalik, sukses mencuri perhatian sang gebetan dan pada detik itu juga dia menjadi saksi mendaratnya kepala saya di lantai pos satpam. GREAT!!

3. Saya pikir semua cowok menginginkan sosok pacar yang feminim, berbudi pekerti luhur, tau caranya bersikap, bukan caranya bersembunyi (seperti yang saya lakukan). Di suatu siang jam istirahat, saya berniat untuk ngerjain teman saya yang sering lewat di depan mading sekolah. Yup!! Saya sembunyi di baliknya,,, melihat kondisi dari balik papan. dan HAP!! dari bawah say tarik kakinya seperti adegan sadako... daaaannn... BETAPA TERKEJUTNYA SAYA ketika melihat dan sadar bahwa yang saya tangkap dan tarik kakinya itu bukan teman saya. Taaaapi... teman si cowok pujaan... jelas!ini menurunkan harkat dna martabat saya di depan si "dia" yang ngakak ngeliat dua orang saling kaget... OOOOoooough!!


4. BE YOUR SELF di depan cowok yang kita sukai itu enggak gampang lhooo... niatnya sih... "OKe I'll be ME!!" tapi prakteknya... jaaaauuuuuhh!! entah kenapa, saat radar ini menangkap keberadaan cowok yang sedang kita sukai,, kaki yang biasanya jalan gak pake aturan tiba-tiba tertata rapi dengan LINE WALK-nya... Muka yang biasanya awut0awutan tiba-tiba terseting so cool dan sok anggun gitu... Tapi... sayangnya takdir (saya) tidak bisa terseting lebih baik... Di titik saya berpapasan dengan si dia, saya harus lebih dulu "berpelukan dan beradu jidat" dengan lemari kaca yang ada di depan saya. Okeee... yang saya tahu, jidat saya panas dan kaki saya sukses melarikan diri saya dengan TIDAK MEMBAWA SERTA rasa malu saya. Hhhhh...






5. Banyak hal yang saya lakukan untuk mempermalukan diri saya di depan "dia, dia, dia" yang pernah saya sukai; mulai dari kepeleset dan nyungsep di depan mejanya, tertangkap tangan manjat tembok, Ketauan ketiduran di kolong meja bersama makanan di tangan, Nangis di perpustakaan gara-gara terharu baca buku biografi alumni, atau mungkin, loncat-loncat di lorong rak karena enggak nyampe ngambil buku di rak paling atas dan... aaaahh... kok sedih ya jadinya...

INTINYA: UNTUK PERMASALAHAN YANG SATU INI: 100% K.A.C.A.U

Dalam mengambil keputusan pun, saya sangat "TIDAK BERPRIKEMANUSIAAN" setidaknya itu yang dikatakan teman saya...

Lain lagi istilah senior saya yang mengatakan kalau SAYA ADALAH ORANG YANG MENERAPKAN ILMU KIMIA DALAM HAL MEMBANGUN HUBUNGAN (khusus hubungan laki-laki dan perempuan)

Kenapa Ilmu Kimia?

Karena menurut senior saya yang memang sudah sangat senior di bidang percintaan itu menilai bahwa saya:

1. Menyukai sesuatu karena "YANG SAYA TAHU SAYA SUKA KAMU" itu saja.

2. Memutuskan hubungan karena "UNTUK APA DILANJUTKAN? KALAU MEMANG TIDAK NYAMAN" titik.
(tidak seperti orang dengan karakter ILMU SOSIAL yang akan lebih memilih "mencoba" dan memikirkan hal-hal lain sebagai pertimbangan.)

3. Kepekaan menangkap sinyal "PDKT" seorang laki-laki dalam taraf "PARAH SEKALI" nyaris "TIDAK PEKA"

dari tiga kecendrungan di atas maka senior saya menyimpulkan:

"KAMU HANYA AKAN MENYUKAI COWOK YANG MEMBUAT (istilahnya) KAMU KESETRUM

Sangat mungkin kamu menemukan jodoh kamu di tempat-tempat yang tidak terduga. "


tapi di antar kesimpulan itu, yang mebuat saya agak tenang saat senior saya berkata

"Tapi menjadi seperti itu enggak salah Dek. It's you. Dan akan ada seseorang yang bisa menerima kamu seperti itu. menerima kamu sebagai kamu"
sambil masang tampang bijak.





Legaaa,,, sebenarnya, saya sangat nyaman dengan kondisi dan "status"-sendiri saya. Saya punya banyak teman yang BENAR-BENAR TEMAN.

Punya keluarga yang CARE.

Intinya, kebutuhan saya akan CINTA itu tercukupi, bahkan berlebih.

Tapi yang bikin BETE kalau ada pertanyaan dengan maksud berbeda, nada bicara berbeda yang sebenernya topiknya sama:

1. Memangnya cowok macam apa yang kau cari ha Nis?
(*seolah-olah saya yang terlalu pemilih)

2. STMJ --> smester tujuh masih jomblo??? ahahhahaaa!! (T.T)
(oke, sekarang STMD, D=8, seolah-olah sangat tidak layak)

3. Jomblo? aaah yang bener...!
(nada sedikit mengangkat, tapi... tetep aja..)

But, actually I'M OKAY lhoo and feeling sooo FINE...

Saya suka banget quote" di bawah ini:

Girls, always remember: You are smart enough and beautiful enough to never be taken for granted and to never be anyone's second best.



I’m not waiting for the one who makes me take a second look, but for the one who makes me never want to look away in the first place.



Yups..

I've built a wall; not to block anyone out, but to see who loves me enough to climb over.



singkatnya: LOVE ME IF YOU DARE --> love this!!





I will someday find my prince, but my daddy will always be the king ♥ --> ehehhee

Thursday, January 27, 2011

SAYA membutuhkan SAYA untuk Hidup SAYA

27-01-2011

Saya belajar, hidup itu sejatinya memang untuk berbagi. Saling menolong dan menopang. Saling menguatkan dan berusaha untuk memenuhi kekurangan orang lain dengan kelebihan yang kita punya. Hidup kita menjadi BERARTI ketika kita bisa BERARTI untuk orang lain.

Tapi...

Jangan sampai hati kita menangis karena kita terlalu sering memikirkan hati orang lain.

Jangan sampai raga kita melemah karena kita terlalu sering menguatkan raga orang lain.

Jangan sampai waktu kita pupus karena terlalu banyak waktu yang berikan untuk orang lain.

Egois?

Tidak.

Ini tentang : Seharusnya ada ruang yang kita miliki untuk menikamati segala sesuatu yang kita miliki selama ini. Seharusnya ada tempat di mana kita bisa tertawa, menangis, tersenyum, dan melakukan semua itu hanya untuk menyenangkan hati kita, untuk menguatkan raga kita, dan untuk menikmati waktu yang kita punya.


Baik; pesan ini untuk diri saya sendiri.





Pada akhirnya, hari ini terbit sebagai sub judul baru pelajaran untuk hidup saya.

sub judul kali ini berjudul :

KAMU JUGA MEMBUTUHKAN KAMU UNTUK DIRIMU.

Diawali dari sebuah pertemuan dengan seorang teman di siang ini, dan sebuah perbincangan yang sangat singkat terjadi. Sangat singkat:

Saya : Hai Vin (bukan nama sebenarnya), how are you ?

Vin : I'm Good... Hey, Why do you ask me "how are you"? apakah gue terlihat tidak baik-baik saja?

Saya : No!! Just asking... ga boleh? lo tampak ceria hari ini?

Vin : Oya? hahahahaa... Hmmm... Karena gue sudah TIDAK PEDULI dengan semua yang selama ini membuat gue bersedih. Gue ga peduli Teri mau nyuekin gue, Gue ga peduli apa kata orang tentang gue, Gue ga peduli sama semua itu. Tepatnya, Cukup, gue ga mau peduli dengan hal-hal seperti itu LA-GI!.

(saya tersenyum)

Vin : Nisa, am I selfish?

Saya : No! you are not Vin. TAKE YOU TIME!! cukup untuk diri lo... selama ini lo terlalu sering menyalahkan diri lo atas sikap mereka. Gue seneng akhirnya lo mengerti. Lo butuh waktu untuk memikirkan diri lo dan perasaan lo sendiri.

Vin : begitu menurut lo?

Saya : Ya, selama ini lo selalu sibuk menyalahkan diri lo dan memikirkan orang lain. Lo butuh ruang untuk diri lo sendiri. dan KE-TI-DAK-PE-DU-LIAN lo saat ini memang pas buat lo.

Vin : Thanks Sa,,

Saya : Vin, SEMANGAT!! gue harus cabut dulu, ada kerjaan nih...

Vin : Lo juga ya Hunz... semangat!!


Di sela berkumpul mengerjakan buku sejarah bersama teman-teman yang lain, saya menyempatkan diri membuka twitter. Ada Retwitt dari senior saya:

gitragitra
@annisarahmah RT@ihatequotes: In life, there's someone who might hate or judge for no reason. But remember, you're not live to please anyone


saya tersenyum...

Di suatu pojokan ruangan, bersama laptop picofederico milik saya, saya membuka file bahan skripsi saya. Bahan skripsi yang hampir sebulan lebih saya tinggalkan untuk semua kegiatan dan tanggung jawab di keorganisasian kampus.

Saya menghela nafas panjang dan dalam. Suara itu tiba-tiba datang, menggerutu dalam hati, mempersalahkan saya:

Lo butuh nasihat itu untuk diri lo Sa... Lo yang butuh ruang dan sedikit kesempatan untuk menyenangkan diri lo sendiri. Lo enggak harus terus melakukan ini semua. Lo sedih, hati lo sakit, lo tau kenapa? karena hati lo terlalu sering lo korbankan untuk menjaga hati orang lain yang belum tentu mau menjaga hati lo. Badan lo sering sakit-sakitan, karena lo terlalu MENERIMA untuk melakukan sesuatu dengan mengorbankan badan lo, padahal belum tentu mereka juga mau melakukan hal yang sama seperti itu.


, gue... gue ga mungkin seegois itu...

Lo egois Sa!! tanpa lo sadari lo egois buat diri lo sendiri!! lo egois untuk terus-menerus menomor satukan mereka... lo enggak pernah mau merebahkan badan lo ketika badan lo udah enggak sanggup karena enggak tidur 3 malem, lo enggak mau ngasih sedikit waktu buat hati lo merasa sedikit luang dan ringan karena terus-terusan lo tinggalkan hati lo dan terus bersama otak lo untuk rela diperas!!


dia benar. Saya egois.----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- egois kepada diri saya sendiri.





Saya beranjak. Mungkin sudah waktunya saya berpikir untuk diri saya sendiri. Sudah saatnya saya membuat diri saya tersenyum. Sudah saatnya saya merebahkan semua lelah dan membuat semuanya menjadi yang seharusnya.

Hati...

Raga...

maafkan atas ketidakbijaksanaan ini.

Ruang ini sudah mulai bisa kita bangun. Akhirnya saya sadar:

SAYA MEMBUTUHKAN SAYA UNTUK HIDUP SAYA





Annisa Rahmah with KRSN

TANPA FACEBOOK, SAYA YAKIN TUHAN BISA BACA INI


Atas semua rapuh dan kuat yang kupungut dari sisa serpihan yang tercecer,

aku lelah.



Atas semua keputusasaan dan harapan yang timbul tenggelam,

aku pasrah.



Atas semua bisikan dan teriakan yang mengusik,

hampir membuatku marah.



aku...



Aku ingin melepas penat dengan raga dan jiwa yang rebah.

Ingin ku biarkan semua beban terbang sementara terusir oleh mimpi

Aku ingin menghapus lukisan wajah yang selalu menjadi tempat kelemahanku bersembunyi

Keyakinanku goyah karena ragaku melemah...



Tapi...



Aku tahu Kau selalu ada di sini tersenyum untuk ku.

Aku tahu ini cara-Mu menguatkan aku.

Aku tahu Kau hadir menambah beban bukan untuk merapuhkan aku.

Aku tahu itu semua, karena Kau memang selalu begitu.



Tuhan, aku yakin keberadaa-Mu.

Kuatkan aku.

Tegarkan aku.

Tebalkan imanku.



"Aku percaya, di balik kesulitan akan selalu ada kemudahan. Dan disetiap kesedihan akan selalu ada pelajaran berharga yang bisa ditemukan"



Aku percaya itu.



Tuhan, bantu aku.




(dipost pertama kali di FB)

Sunday, January 23, 2011

A Beautiful Mess-Jason Mraz-w/ lyrics

All Time Low - Therapy (with lyrics)

Behind this smile is everything you'll never understand







By: gerardspetpossum

Behind this smile is everything you'll never understand
I can feel my time falling, grains of sand.
But still I wander through the streets,
My skin is pale as white sheets,
Smiling.
I dont want to go home,
To be all alone,
To hear what I hear,
To fear what I fear,
I'll sit here thanks.
I have hidden my head in this book,
So that I can cry.
I know that nobody will look,
Nobody will wonder why.
I wont ask for help.
No point,
You wont get why,
Why I cry
Behind this smile is everything you'll never understand


Monday, January 10, 2011

Untuk Sahabat Bidadariku.


Aku mendengar lagu ini. aku tidak mengerti makna lirik yang tertuang…


Tapi entah… tiba-tiba saja aku melihat senyum kalian…


Betapa aku rindu dengan masa itu.


Dengarkan… apa jangan-jangan lirik ini tentang perasaan kita yang tak pernah terungkap…

“… Ada doa ada lara. Ada tangis dan nestapa. Lelahku melebar jiwa kadang sendu, kadang ceria. Tatap angkuh penuh cela. Tiada lagi ku bermanja. Berkeping hati berbudi kalang di mataku……warna cinta membaur berganti” –Detik Tak Bertepi, Andien-

Aku tak pernah mengira akan menemukan manusia seperti kalian di tempat itu. Di selasar mushola kecil itu. Terimakasih. Pada akhirnya aku menemukan mu, dan kau menemukan aku. Dan akhirnya cerita ini mengalir, tentang aku, kau, kita dan mereka yang mencoba mencari sesuatu untuk jiwa ini. Dan mungkin saat ini, kita sudah menemukan beberapa yang kita cari itu. Semoga kawan!



**
Ini sebuah kejujuran. Pertama kali saya menginjakan Yogyakarta dengan status Mahasiswa, saya berjanji untuk tidak lagi ‘bercampur’ dengan organisasi berbau agama. Tampaknya saya khawatir, menemukan kondisi yang serupa dengan organisasi berbau mesjid ketika saya sekolah. Saya hanya ingin menjadi mahasiswa yang normal yang tidak perlu merasakan rasa bersalah ketika saya melakukan sebuah keliaran.

Tapi entah bagaimana, sejak kapan, dan mengapa… saya masuk menjadi bagian organisasi kampus ini. walau sampai saat inipun saya lebih senang mengucapkannya: masuk menjadi bagian keluarga ini.




...

Keadaan jauh dari espektasi saya. Bukan mahkluk pendiam, terlihat santun dan bertingkah hati-hati yang saya temui. Justru manusia liar dengan segala ketololan dan keceriaan. Saya menemukan kalian!! Gita, Weki, Ayu, Farah, Ayunita, Hari, Yurista. Saya menemukan tujuh orang gila!!







Gita
Cewek yang suka gagap sendiri dengan kacamata yang sukses mendukung wajahnya terlihat (sorry Ta,) Bodoh. Dengan tas punggung merah, rambut kucir kuda ala anak SMP, sempet saya berfikir: ini anak mau kuliah atau mau les LIA sih?!

Ayu
Sempet BETE sama mahkluk yang satu ini, BAWELNYA MASYAALLAH!! Mana mukanya nyolot banget lagi… apalagi kalau lagi ngobrol, jarak setengah meter, ngeluarin suara radius sekilo (hahaha.. ampun yu…).

Weki
Dari postur badan yang lebih cocok jadi anak SD (Bayangkan: SD!!), muka datar, pipi menggelembung, dengan style: kemeja-jeans-nya plus poni dan rambut trap masa lalu, weki kaya boneka Chibi Marukochan versi BENGAL!. Belum lagi kalau dia muter-muter kampus sambil bawa roti di kotak bekas kertas photocopy-an… dan menawarkan dengan suara dan wajah datar: beli roti gue dooong… (T.T)

Farah
Sempat saya berpikir kalau Farah itu Fahri! Maksudnya, banyak yang tertipu dan mengira kalau manusi yang satu ini cowok. Rambut bodol, hidung mancung, kulit putih, badan tinggi, gaya jalan tegap, suara yang rada ngebas dan senyum tengil dengan style T-shirt-Jeans+convers gaya anak Jakarta masa kini banget.

Ayunita
Sosok yang satu ini yang paling bener dan agak normal di antara yang lain (agak lho!). Cara bicara, bersikap dan memberi semangat yang sangat-perempuan-sekali. Jilbab panjang dan selalu menggunakan rok, sempet membuat saya menilai dia “seperti anak rohis kebanyakan”, kenyataannya, SAYA SALAH.

Yurista dan Hari
Dua sosok yang dari awalpun saya melihat hanya mereka berdua yang rada lumayan tentang pemahaman agama. “Ah pasti engga asik” itu awal penilaian awal saya untuk kalian. Dengan busana muslim kebanyakan dan jilbab kalian, saya kurang tertarik untuk mengenal kalian. Tapi lagi, dan lagi saya salah. Bahkan kalian jauh lebih “WE-O-WE” dalam kancah pe-BANYOLAN-garing. Hihihi…

Satu tokoh lagi, orang gila di KMFH 2007: Noe. Tapi berhubung Noe sudah dan akan sering muncul di kancah postingan saya, jadi kali ini kita bahas sedikit saja tentang mahkluk “Sok Normal Padahal Abnormal Ini”. Dengan kaca mata bingkai hitam tebal, celana jeans cutbray, jilbab normal, tampang preman, ternyata dia adalah mahkluk yang paling normal. Walau kadang lemotnya bikin orang pengen ngasah parang!




Itulah kita di tahun 2007. Tiga setengah tahun yang lalu.
Liar, Masa Bodo, Pentakilan, Bawel, Jahil, jiwa yang penuh dengan premanisme, kHaaa.. kehadiran kita sedikit memeri tekanan bagi KMFH (Keluarga Muslim Fakultas Hukum) tampaknya.
Dengan “KMFH” yang seolah melekat dipandangan orang terhadap kita, kita tetap memilih untuk menjadi diri sendiri. Dan mungkin memang seharusnya begitu. Masih inget kalau kita sering gangguin Mas Rokib? Terus sering bengong kalau ngeliat sosok Ka Dila. Saya masih ingat omongan saya, Gita, Noe, Farah dan Weki di bawah pohon ketika Ka Dila Lewat: (Gita) Ka Dila itu… cantik banget ya,,, (Gue) baik lagi… (Noe) Pinter lagi… (Farah) Fashionable bangeeet cuy!! (Weki) Iya, kagak kaya kita ya!! Blangsatan, berantakan, kelakuan pada minus semua (dengan nada orang yang berasa pinter dan sumpah memancing hasrat buat ngetoyor!!), habis selesai Weki ngomong, kita saling bertatapan dan… “HHHhHHhHHhhhhhh”, melepas nafas panjang. Dengan wajah yang seolah berbicara: Weki, Lo 100% BENAR. Pahit.




Puncak saya merasakan anugrah akan pertemuan ini ketika semester tiga. Saat saya, Noe, dan Gita masuk dalam satu divisi “entah apa namanya itu”. Saat saya, Noe, Gita dan teman-teman yang lain ngerjain mading di kosannya Gita yang nyaman banget. Enggak lepas dari kegiatan ‘gossip’ seputar senior atau masalah ‘cinta’. saya akan selalu merindukan masa-masa itu, dan berharap bisa terulang lagi. Dengan Ka Dila sebagai kepala Divisi, kita semakin banyak belajar. Kita tidak belajar dari pengajian yang seharusnya kita datangi, atau selebaran bulletin jum’at yang dibagi gratis. Kita belajar dari hubungan ini. kita belajar dari saling mengenal di antara kita. Kita belajar dari masalah-masalah yang kita bagi.





Kita belajar dari sosok-sosok yang ada disekitar kita. Dari Ka Dila, Mba Inda, Mba Ratih, Mba Titi dan masih banyak lagi. Sampai akhirnya kita menemukan sesuatu yang berbeda dari mereka dibanding dengan perempuan lain yang sering kita lihat disekitar kita. Entah apa, tapi mereka terlihat berbeda. Terlihat begitu anggun dan mempesona.

Pemikiran akan kecantikan yang lekat dengan keindahan fisik terpupus sudah dalam otak ini. kepribadian jauh lebih berharga untuk diindahkan dibanding sekedar wajah dan penampilan.





Alhamdulillah… 3,5 Tahun itu membawa kita dalam fase ini. Fase di mana kita memilih untuk berhijab. Sebagai suatu langkah pembenahan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Penampilan kita memang berbeda dengan 3,5 tahun yang lalu. Sudah banyak yang kita lalui. Saling bercanda, saling menyiksa, saling menasehati, saling mengata-ngati, tanpa kita sadar, kita saling mengaggumi. Tapi kegilaan ini masih milik kita. Kita tetap menjadi diri kita sendiri. Mungkin benar kita bawel, pentakilan, jahil, suka melakukan hal bodoh, kalau ngomong kaya manusia goa yang gelegar suaranya menggetarkan kaca jendela, tapi itulah kita.



Ka Dila yang cantik dan anggun, Mba Inda yang pintar nyaris jenius, Mba Titi yang sabar dan keibuan, Mba Ratih yang sangat berpendirian adalah sosok-sosok yang dihadirkan Allah agar kita bisa belajar. Menjadi manusia dan menjadi sosok perempuan yang bahkan seharusnya lebih baik dari mereka ataupun siapapun dengan tetap menjadi diri sendiri dengan segala hal yang kita sukai dan membuat kita merasa nyaman.





Pada akhirnya, nyaris dipenghujung cerita kuliah kita, saya ingin memberikan suatu pengakuan. Dengan cara saya sendiri, sebagai seorang Annisa yang kalian kenal:

Terimakasih untuk kalian semua yang hadir menjadi bagian cerita hidup gue.
Hari makasih, lo selalu meberikan nasihat yang selalu membuat gue kuat. Lo mengingatkan dengan cara yang bersahabat. Makasih Ri.. walau terkadang gue suka nyiksa lo… itu karena gue sayang sama lo.

Buat Yurista, yang engga kalah berperan penting menyembuhkan luka-luka dan bimbang-bimbang gue selama ini. Lo enak diajak serius, lo juga asik diajak bercanda. Lo perempuan yang kuat di mata gue.

Farah, sumpah far… gue salah satu penggemar lo. Gaya lo yang sangat apa adanya tanpa ada yang harus lo tutupin. Kenekatan lo di beberapa hal membuat lo tuh tangguh banget jadi perempuan. Lo tau, ketika ngeliat lo, gue belajar untuk melihat permasalahan dengan tenang dan riang. Sikapa santai lo yang rada selenge’an menginspirasi gue banget. Mungkin lo lupa, tapi gue enggak bakal lupa momen ini. Momen dimana lo pertama kali negor dan bicara ke gue. Hari pertama OSPEK lo bilang: “Woi cewek! Pinter lo nulis essai. Kalau lo bikinin essai buat gue gimana?!”. Hahahhaa… rasanya pengen gue cubit bibir lo saat itu.
Ayuuuu!!! BERISIK LO!! Hahahahaa… lo emang partner yang oke banget buat adu mulut. Partner yang oke banget buat curhat. Dan lo partner yang oke banget untuk siksa-menyiksa atau jahil-menjahil. You are my best partner in crime yu!!

Wekoooong!! Pipi.. pipi.. pipi.. sebenernya gue rada berat nulis ini, karena pastinya lo kegirangan dan GR abis!! Tapi lebih berat untuk terus bohong, dan kayanya gue harus jujur kalau gue kagum sama lo. Lo engga malu jualan roti keliling kampus. Cuek nawarin orang2 yang enggak lo kenal. Gue heran, padahal lo mampu beli roti lo sendiri dengan harga 2x lipat!! Terkadang lo emang licik, dan bertingkah yaaa… hahahahhaa… soal pipi, lo lucu kali dengan pipi lo… honestly, you are really cute girl. bahkan PIPI LO uWeeeekkk!!

Ayunita. Oh my… how I adore you!!! Lo cantik, pinter, soleh, mandiri, penyabar, baik hati, dan sangat low profile… jelas lo adalah salah satu tokoh yang menginspirasi gue. Sosok yang memotivasi gue “Kalau lo bisa gue pasti bisa!!”. Siapa yang bilang lo lemah? Lo itu kuat Ta!! Bahkan lo mengajarkan gue menjadi perempuan yang tegar!! Tapi… satu catatn buat lo,,, terkadang lo itu kelewatan baik. Enggak enak hati-an. Yang akhirnya lo ngorbanin diri lo sendiri buat orang lain!! Hmmm… Ayunita di 2011 ini harus mulai belajar untuk bilang “TIDAK” untuk semua yang memang enggak ingin lo lakuin ya..





Gita Kirana Sunyowo Putri. Ini dia mahkluk terlangka dengan tingkat kegilaan yang paling parah di antara semuanya. Mahkluk yang sering bikin penasaran lawan jenisnya.. iiihhhiiiirr… perempuan yang smart, lucu, menyenangkan, dan selalu bisa membuat siapa saja nyaman di dekatnya. Gita… gue seneeeeng bangeeet dan bersyukur banget Allah ngasih saudara kaya lo. Lo perempuan unik yang pernah gue kenal. Ta… apapun kondisi lo, jangan lupa kalau ad ague yang siap dengerin curhatan lo. Izinin gue buat menyamankan hati lo seperti lo yang selalu menyamankan hati gue selama ini.

Dan buat seluruh temen-temen KMFH lainnya yang udah mengajarkan banyak hal untuk hidup saya. itu sangat berarti. Dan terimakasih untuk itu semua.



Temen-temen… sekarang mungkin kita bakal sibuk dengan skripsi kita masing-masing, dengan DPS kita yang bermacam-macam dan rencana hidup selanjutnya yang sudah harus dipikirkan dari sekarang. Tapi… seandainya saya boleh meminta, bisakah segala “ke-masing-masing-an” kita ini tetap bisa memberkan ruang tersendiri untuk kebersamaan yang pernah kita lalui selama ini. tentang semua pelajaran yang kita bagi dan pelajari.

Sebagai penutup, ini lirik lagu yang selalu saya nyanyikan dari SD sampai sekarang:

“… Bila kita dapat mengerti, sahabat adalah setia. Dalam suka, dan duka. Kau kan dapat berbagi rasa untuknya. Begitulah seharusnya, jalani kehidupan. Setia. Setiaaa… dan tanpa terpaksa…”

-lihat lebih dekat, ver closing, Sherina-




Saturday, January 8, 2011

Percakapan Dalam Keheningan Yang Dalam

Tengah malam mengejar "selesainya BAB II" membuat saya sedikit jenuh. Oh... sangat jenuh bahkan.

Mulailah konsentrasi terpecah. Laptop dan internet yang sudah standby--yang seharusnya saya gunakan untuk mencari bahan penulisan--liar googling gambar. Tiba-tiba ada sebuah gambar foto yang menarik perhatian saya.

Dan entah sejak kapan jari saya semakin liar. Dan mata saya semakin haus berbinar. Gambar-gambar yang saya temukan seperti berbicara. Membisikan sesuatu ke dalam pikiran saya. Mereka bersuara... dalam hening dan warnanya...

Gambar 1


by: Heska.deviantart.com

Saat saya menemukan gambar ini,,, entah kenapa rasanya otak saya bekerja keras mencari definisi sepi. Hmm... dan hati saya sudah terlebih dulu menerjemahkannya.

saya melihat sekitar. Hanya saya manusia satu-satu di ruangan ini. Ada bumbum kucing saya yang tertidur pulas... malam ini sunyi sekali


kembali saya pada laptop picivederico milik saya,

tiba-tiba, mata saya berhenti pada gambar...

Gambar 2



Saya tersenyum sendiri di tengah malam.


Iya, saya sendiri.


Tapi... entah sejak kapan saya merasakan sebuah kehadiran. Entah itu seseorang, entah itu sesuatu,

entahlah...

hanya saja... tiba-tiba saya merasa...

Tidak sendiri.


Jari saya bergerak tak terkendali.

Gambar 3



Gambar 4




Lagi-lagi saya tersenyum melihat dua gambar ini, sedikit tertawa bahkan.

"kehadiran" ini semakin terasa di tengah ruang telivisi rumah saya.


Logika saya masih berpikir bahwa: saya sendiri di ruang ini.


Tapi entah kenapa, saya merasa sangat mengenali "kehadiran" ini.


siapa? entaaah...


lama-lama saya menyadari ini semua. "sendiri" ini, "gambar-gambar" ini, "kehadiran yang tak terdefinisikan" ini, ini semua...


Saya sedang dalam sebuah percakapan.


sebuah bahasa yang ingin mengatakan...


ini tentang perasaan saya malam ini,


love by laurapora






future

"Kehadiran" sesuatu ini terasa semakin kuat. Saya mulai bisa membaca dan memahami bahasanya.

Jam sudah menunjuk pukul 00.12 MALAM/PAGI.


Haaahh... lagi-lagi teringat skripsi...


baru saja saya bergumam dalam hati, dan "kehadiran" ini mulai menemukan mata saya dalam gambar-gambar yang melebur dalam bahasanya...










Ahhahaaaa... kali ini senyum saya lebih lebar... sekarang saya tahu siapa yang ada di dekat saya beberapa jam ini... dan saya menulis keyword dalam dialog box google: "smile"



Hati saya berbisik, "This is for you..."


....


....

dan jemari saya kembali menjadi liar mengetik beberapa kata... dan saya tersenyum menemukan gambar ini...





Saya diam sejenak. Tersenyum. Lagi. Dan segera mengetik satu kata lagi di dialog box google. Saya menulis: WAITING

hasilnya...




Percakapan ini semakin mengasyikan.


Dan kembali jari-jari saya mengetik sebuah kata dengan cepat dan menemukan gambar yang membuat mata saya berhenti cepat...



...


...


...


Bebeerapa saat saya terdiam. Mengamati dan melihat...


*senyum.


I will...


01.45, Laptop saya matikan. Baiklah... saya mengambil air wudhu untuk melanjutkan percakapan ini.