Monday, December 30, 2013

Hujan. Pagi. 31 Desember. Dimana Tuhan?

Ternyata benar,
ketika hujan, di saat langit gagal menjadi satu-satunya atap untuk berteduh,
hujan menjadi mesin waktu yang sempurna.

Hujan. Pagi. Dan 31 Desember.
Adalah penemuan terhebat dalam mengumpul kenangan dan rasa rindu.

Apa yang kau harapkan esok?
Saat pagi akan sama seperti pagi-pagi sebelumnya
Saat senja akan tetap menjadi bagian terindah yang dinanti dari kepergian matahari
Hanya saja...

31 Desember selalu terlihat sebagai halaman terakhir dalam satu bab kehidupan
31 Desember selalu bisa menjelma sebagai lembar-lembar kosong untuk menulis harapan
31 Desember selalu akan menjadi akhir malam dalam penantian sebuah pagi yang rentan

Tuhan,,, di mana Kau di malam tertanggal 31 Desember?
Apakah Kau bersembunyi di balik semburat cahaya kembang api di langit malam?
Apakah Kau berbicara dalam lenguhan terompet yang membabibuta dalam hingar bingar?
Atau apakah Kau berdiam dalam hati manusia-manusia yang memilih sendiri dalam sadar?

Entah lah, Tuhan...
Hanya saja aku selalu merasa Kau tak pernah beranjak dari hatiku
Entah di malam tahun baru ataupun malam-malam penuh sendu

Terimakasih atas kesetiaanMu memenuhi hatiku, Tuhan...
Kau baik. Kau selalu menjadi yang terbaik dalam hidupku, Tuhan...

Terimakasih,
Malam tahun baru akan selalu menjadi indah,
karena hatiku selalu tercukupkan oleh Mu, Tuhan.

MemilikiMu, aku merasa cukup.

Tuesday, December 24, 2013

sayangnya, tak semua orang mengerti itu

Aku paham dan mengerti, terkadang Tuhan tetap meletakan kita pada satu jalan yang entah akan membawa kita kemana. Sekeras dan setangguh apapun kita mecoba untuk keluar dari jalan itu, di luar kuasa kita, Tuhan menjadikannya kita tetap berjalan di jalanan itu.
Kau tahu,,,
Tuhan yang paling tahu untuk menjadi apa kau diciptakan...
Dan tak semua manusia memahami hal itu

Tak ada ukuran pasti di dunia ini. Mata yang menangkap wujud, logika yang menghitung-hitung dan menerka-nerka tidak akan selalu terus-terusan benar. Sesuatu yang terlihat sangat membahagiakan tak selalu benar-benar bahagia. Sesuatu yang trlihat sangat menyedihkan tak selalu berarti sedih. Tuhan tidak pernah menakar kebahagiaan dalam satuan yang sama untuk setiap umatNya.

Kau boleh punya mimpi,,, sangat boleh untuk bermimpi,,,
Tapi selipkanlah doa agar Tuhan turun tangan untuk memilih dan memilah mimpimu
Saat Tuhan tidak memberikan apa yang kau harapkan,
Percayalah, hal ini sesederhana seorang ibu yang tak memberikan anaknya jajanan pasar yang rentan akan membuat anaknya jatuh sakit. Tuhan sedang melindungimu...

Sayangnya,tak semua orang memahami itu.

Kau tahu mengapa orang tua menjadi lebih bijaksana...?
Karena banyak dari mereka telah menemukan jawaban-jawaban atas kesedihan yang pernah mereka rasakan terdahulu...
Mereka yang dulunya sering mencoba dan gagal, akan menemukan lebih banyak jawaban atas kegagalan-kegagalan mereka, dibanding seseorang yang hanya memilih diam

Saat ini kau seperti manusia yang berusaha memanjat tebing dinding jalanmu,
Berharap menelusuri jalan yang berbeda,,,
Tuhan tahu kau sangat berusaha. Tuhan tahu kau terluka dan menangis dalam usaha mu untuk pergi dari jalan ini,,,
Tapi kata Tuhan,,, "sabarlah untuk tetap menyusuri jalan ini,,,"
Kemudian kau sedih, dan itu sangat wajar. Karena kau tak tahu, atau lebih tepatnya belum tahu apa yang direncanakan Tuhan untuk mu.
Sementara, menurut mu, kau sudah memiliki harapan dan rencana yang sesuai dengan perhitungan manusiamu.
Kau lupa, kau hanya manusia, dan Tuhan adalah Dia yang menciptakan mu,,,

Kau harus belajar menerima,
Kau tahu, saat orang mengatakan,"kau harus belajar menerima kegagalan", sesungguhnya tidak ada kegagalan yang harus diterima. Kau tidak sedang gagal, kau sedang diarahkan dengan tidak mendapatkan apa yang kau inginkan, tapi untuk mendapatkan apa yang kau butuhkan.
Kau sedang menuju takdirmu, kawan...
Takdir yang saat ini masih belum kau tahu,
Tapi percaya saja, ini akan menjadi awal takdir terbaikmu

Sebut saja aku seperti sedang mencoba untuk melapangkan hatimu,
Tapi ku beri kau satu rahasia,
Keikhlasan akan selalu mendatangkan kelapangan dalam hatimu
Penerimaan yang ikhlas akan selalu menentramkan jiwamu
Teruskah berprasangka baik dengan ketetapan yang Tuhan berikan kepadamu,,
Karena Tuhan tak akan pernah jahat dengan umatNya, Nisa

-K-


Wednesday, December 18, 2013

tentang Kecewa

Saat ini,,,

Aku sedang menduga-duga hatimu
Atau mungkin, aku juga sedang menduga-duga hatiku

Aku tak tahu,,,
Atau mungkin aku yang tak pernah tahu bagaimana caranya mencari tahu
Tentang hati yang menunggu,
Tentang tanda-tanda dari sebuah rindu

Percayalah, aku bukan perempuan keras kepala
Hanya saja, aku sedikit takut untuk mengira-ngira

Aku tak suka menduga-duga,,,
Karena yang sudah-sudah aku selalu gagal dalam menduga
Kemudian kecewa,,,

Aku tahu, kecewa adalah ruang yang mengizinkan manusia untuk belajar
Tapi kau juga pasti tahu bahwa merasa kecewa tak pernah menyenangkan
Aku tahu, kecewa adalah cerita yang membawa banyak pesan
Tapi kau juga pasti tahu bahwa kecewa selalu membuat hati terasa hambar

Mungkin mereka benar,
Umurku terlalu siang untuk takut berpapasan dengan kecewa
Bahkan mungkin aku harus lebih kuat bertahan dari terik yang mungkin membuat kulitku legam...
Berdiri lebih kuat dari desau angin lembut yang terkadang menidurkan
Serta belari lebih cepat saat hujan dan awan hitam yang mengejar-ngejar

Sudahlah,,,

Aku tak mau menduga dan mengundang kecewa

Seharusnya aku mulai membaca dan menemukan pesan yang kau bawa

Tapi aku tak pernah yakin untuk tidak memmbutuhkan waktu yang lama

Sunday, December 15, 2013

24 Tahun di Bulan Desember

24 tahun di bulan Desember,
Saatnya memilih dan memilah apa-apa yang harus ditinggal dan tetap disimpan

Aku masih menunggu kabar baik Mu di akhir pekan,
Paling tidak sebuah kabar yang mengakhiri penantianku

Penantian yang hanya Kau paling tahu

24 tahun di bulan Desember,
Aku semakin mengenal Mu, Tuhan,,,
Dan aku tahu, selama 24 tahun ini, Kau tak pernah melewatkan yang terbaik untuk hidupku

Walau terbungkus dengan air mata,
Walau terbungkus kesedihan,
Walau terbungkus dengan keresahan,
bahkan penyesalan,
Pada akhirnya aku paham, apa yang Kau pilihkan untukku tak pernah keliru

Maka,
Datangkanlah kabar baik yang Kau kabari sendiri kepadaku
Jadikanlah hatiku untuk tak terus-menerus meminta,
tapi buatlah aku memiliki hati yang penuh syukur dalam menerima...

Datangkanlah orang-orang yang memang harus datang
Datangkanlah lupa untuk orang-orang yang tak lagi harus dipikirkan

Dipertengahan Desember,
aku melarung lara dalam genangan hujan

Menata hati untuk menemukan apa yang harus kutemukan

Tuesday, December 10, 2013

Hujan dan Lamunan yang Tak Selesai

Hujan dan lamunan yang tak selesai...

Malam ini kau percaya bahwa hujan ditaburkan Tuhan untuk meredakan kelu hati yang kunjung tak berdamai

Kau harus menanggalkan takutmu sejenak, kawan...
melepas resah dan ketidakpastian yang datang dan pergi sesuka hati

Kau harus paham, selalu ada ruang untuk hati yang temaram,
Redup dan terang di bawah bayangan bulan di tengah hujan

Kau harus tahu, hati yang merindu sering memilih bisu
Meremuk dalam sendu yang selalu menjadi gagu

Atas rasa-rasa yang Tuhan selipkan atas satu nama dan bayangan yang itu-itu saja, akuilah, kau sedang jatuh cinta

Tak apa jika hatimu masih terlalu curiga,
Jika dia yang kau rindu juga jatuh pada hati yang sama,
maka dia akan pelan-pelan menghampiri mu untuk menukarkan curiga mu menjadi percaya

Dia yang mencintai akan bersabar menunggu redanya hujan bimbang dalam hatimu,
Dia yang memahami akan bersabar membaca tanda-tanda samar dari hatimu

Dia akan bersabar menunggu mu mengerti bahwa dia ada untuk melengkapi

Dan saat kau mengerti....

Mungkin dia adalah hujan yang selalu memberi ruang untuk lamunanmu yang tak pernah selesai

Annisa Rahmah
13 Desember 2013,
Yogyakarta di kala hujan






Thursday, December 5, 2013

@annisarahmah pada 5 menuju 6 Desember

Seperti yang sudah-sudah...

Tawa dan senyuman yang keluar sepanjang hari terbayar oleh air mata di tengah malam menuju pagi

Ada rasa, dan pesan-pesan hati yang ingin disampaikan tapi entah kepada siapa. Untungnya saya hidup di mana manusia tidak pernah benar-benar sendiri dan tidak pernah benar-benar bersama; ragam media sosial yang memungkinkan itu.

Jadilah, tengah malam sepulang kuliah saya mengetik hal-hal yang ada di kepala saya.

Seperti yang sudah-sudah...

Bagi saya menulis itu menyembuhkan. Semacam obat yang entah apa ramuannya tetapi selalu berhasil membuat hati lebih tenang.

Beruntungnya saya, ketika ternyata obat itu tidak hanya menyebuhkan saya, tapi mereka yang membacanya,,,

pede sekali saya?

Ah... biarkan. Satu dari sekian alasan tersenyum yang saya temukan di pagi ini adalah saat tahu banyak yang me-RT tulisan tadi malam. Sebagai Penulis pemula yang norak kegirangan karena banyak yang RT, jadi saya tuliskan lagi apa yang saya tuliskan di TL @annisarahmah:


Jika terang belum sampai ke ujung jendela kamar mu, jangan gusar. Ingat saja bahwa bumi itu berputar. :)

Pagi dan pemandangan di ujung dermaga selalu seperti bercerita tentang hidup, tentang perjalanan, tentang yang datang dan meninggalkan :)

Karena pagi tak pernah kehabisan cerita tentang harapan dan awal menuju kebaikan. Tak pernah lupa membawa sekantung pesan dari mimpi semalam


Saya berpikir, kadang kita butuh untuk sekedar diam dan membiarkan waktu menunjukan apa sebenarnya yang diinginkan Tuhan :)

Ada waktu di mana untuk merasakan bahagia kita cukup menerima dan percaya. Terkadang cukup itu saja.

Ya. Sering kita lupa tentang hal-hal indah yang Tuhan sembunyikan di balik malam yang terlalu panjang untuk dihabiskan sendirian.

Kita harus belajar, bahwa apa yang kita harapkan tidak akan selalu benar, serupa dengan apa yang kita hindarkan tidak akan selalu salah.


Maka pelan-pelan kita paham, bahwa tangan Tuhan bekerja dengan banyak cara yang tidak selalu bisa kita pahami.


Kadang resah hanyalah sampah yang entah akan kita apakan, sampai kita tak punya pilihan untuk kemudian sekedar membuangnya.


(Karena kemudian kita menyadari satu hal) bahwa kita terlalu awam untuk membaca pertanda-pertanda semesta. Terkadang kita terlalu yakin untuk hal-hal yang tidak perlu terlalu diyakini.

Tuesday, December 3, 2013

BUMBUM

Namanya Bumbum. Saya beri nama Bumbum karena saat itu dia yang paling lincah di antara anak kucing lainnya. Dia berlari kesana-kemari seperti bombomcar. Saat itu umurnya mungkin baru dua atau tiga bulan. Bumbum dibelikan seseorang untuk mengganti kepergian Gebbo.

(foto Gebbo)

Hingga detik ini, sudah hampir tiga tahun saya merawat Bumbum. Senang dan sedih sering saya habiskan bersama Bumbum.Waktu saya berhasil membeli camera DSLR dengan tabungan sendiri, Bumbum pasrah untuk dijadikan photo model dengan wajah "Bete"-nya.

Waktu saya terseok-seok menyusun skripsi, Bumbum selalu menemani saya hingga malam bahkan pagi. Dia selalu tidur di samping laptop saya. Bumbum yang membuat saya berani menjaga rumah seorang diri. Dan saat saya sakit demam, Bumbum sering tidur di kaki saya, setia menjaga.


Selama tiga tahun ini, banyak hal yang saya lakukan bersama Bumbum...


Dan sekarang Bumbum sakit,
Tampaknya cukup parah...

Ada kelainan darah dan fungsi hatinya.

Ini sudah dua kali Bumbum jatuh sakit.

Saat pertama kali dia jatuh sakit, dokter yang merawat Bumbum penah bilang "Saya sudah berusaha. Tapi kondisi Bumbum terlalu parah. Sekarang tinggal seberapa kuat Bumbum bertahan,,," saat itu mata Bumbum sayu, bahkan terlihat sangat redup. Dan saya merasa sangat bersalah. Saya tidak cukup baik menjadi majikannya. Seharian saya menangis di kamar, yakin sebentar lagi akan kehilangan Bumbum.

Tapi ternyata Bumbum jauh lebih kuat dibanding yang diperkirakan... perlahan demi perlahan Bumbum sembuh. Kembali bermain dan keliling komplek. Dokter cukup kaget dengan perkembangan Bumbum. Ada satu ucapan Dokter yang selalu saya ingat; "Bumbum itu kuat, kemauannnya untuk sembuh tinggi!", dan detik itu saya tersenyum sambil berbisik dalam hati, 'itu baru kucing gue!"

Setahun berselang...

Satu bulan yang lalu penyakit Bumbum kembali kambuh. Seperti dulu, semaksimal mungkin saya melakukan yang terbaik untuk Bumbum. Lagi-lagi kelainan fungsi hati, kata dokter. dua minggu rawat inap, Bumbum membaik. Satu minggu di rumah, Bumbum semakin baik. Tapi...


Beberapa hari ini Bumbum kembali lemah...

Dan saya mulai kehilangan harap.

Tuhann...

Apakah ini saatnya Kau mengambil Bumbum dari aku?

Jika Iya, maka ambillah...

Aku ikhlas, untuk memulangkannya kembali kepada Mu,,,

Tiga tahun sudah cukup, Tuhan

sudah sangat cukup.


Jangan membuat Bumbum terlalu lama merasa sakit,

AKu mohon jangan...

Jika Kau masih berbaik hati, sembuhkan lah Bumbum,,,

karena kehendak Mu untuk menyembuhkan adalah obat yang tak tergantikan bagi Bumbum,


Tapi,


Jika memang telah habis waktunya,

Maka ambilah saja,,,

Mungkin aku akan sering menangis di kala malam,

tapi itu lebih baik dibanding harus melihat mahkluk itu semakin kurus dan kesakitan

Tuhan... aku sayang Bumbum...


Sayang sekali :"(