Wednesday, May 29, 2013

"MENGGENAPI"

Rabu, 29 Mei 2012




Hari ini, ada kejadian beberapa detik yang membuat saya berpikir cukup lama.
Sebuah pemandangan sepasang buta yang berjalan beriringan di pinggiran jalan di tengah siang yang terik.
Pemandangan itu hadir begitu saja di depan mata ketika saya memarkirkan mobil saya. Awalnya perhatian saya berfokus akan kekhawatiran saya jikalau sepasang buta tadi menabrak mobil saya yang terparkir. Bukan karena takut mobil saya lecet, sama sekali bukan. Tapi jelas mobil saya mengganggu jalan sepasang buta ini.Bagaimana kalau mereka terjatuh atau mungkin kesulitan mencari jalan karena terhalan sebuah mobil.

Semakin mendekat sepasang buta tadi ke arah mobil saya. Saya memutuskan untuk turun dan berniat untuk mengarahkan sepasang buta tadi, yang umurnya sudah terbilang tua. Tapi... sebelum saya turun, ternyata tongkat si Bapak sudah menyentuh mobil saya. Tampak mereka sedikit keingungan mencari "celah" jalan, dan entah mengapa, saya hanya terdiam memerhatikan.

"Pelan-pelan Pak, sepertinya ada mobil" ujar (yang kemungkinan besar)istrinya--yang juga buta
"Iya, Bu! sebentar ya... Ibu di belakang Bapak saja, jangan terlalu pinggir, kendaraannya banyak"

Perlahan demi perlahan si Bapak berjalan sambil meraba badan mobil saya. tangan kirinya meraba mobil, dan tangan kananya memegang tangan istrinya.

Saya hanya beridiri terdiam. Memerhatikan, dan memastikan mereka tidak diserempet oleh kendaraan yang lalu-lalang.

Beberapa detik kemudian mereka hilang dari tatapan saya.

Tapi dialog singkat yang keluar dari mulut mereka membuat saya tidak henti-hentinya berpikir...


Rasanya, tidak ada yang harus dipinta ketika kita telah menemukan seseorang yang menggenapi hidup kita. Dan hari ini saya sadar, bahwa arti "menggenapi" tidak selamanya berarti pasangan kita bisa menutupi kekurang yang kita miliki atau sebaliknya. Sepasang buta tadi membuat saya belajar, bahwa "menggenapi" juga berarti saling menguatkan, saling menjaga, saling percaya bahkan di dalam keadaan yang sama-sama berkekurangan.


Saat kita lemah, sesungguhnya yang kita butuhkan bukanlah orang yang kuat. Tetapi orang yang mampu menguatkan.

Saat kita jatuh, sesungguhnya yang kita butuhkan bukanlah orang yang mampu memapah atau menggendong kita. Tetapi orang yang mampu meyakinkan kita bahwa kita bisa melanjutkan perjalan.

saat kita tidak tahu, sesungguhnya yang kita butuhkan bukanlah orang yang serba tahu. Akan tetapi orang yang mampu mengarahkan kita pada jawaban.





Karena, siang ini, saya mulai paham; bahwasanya "menggenapi" bukan tentang memberi isi ke dalam wadah yang kosong. Tapi mungkin, "menggenapi" tentang memberikan makna tersendiri bahkan untuk sebuah wadah yang tak berisi apa-apa.


Bukankah Tuhan memang selalu seperti itu? memberikan makna dan kebijaksanaan tersendiri pada semua hal yang ada di bumi ini. Karena tidak ada hal yang tidak bermakna di bumi ini, mungkin yang ada adalah hal lupa kita maknai...