Thursday, December 17, 2009

Semua itu, selalu ada sisi terang nya...


Gue percaya, setiap tawa, canda, bahkan air mata adalah sesuatu yang 'dihasilkan' atau 'akan menghasilkan' bingung?

maksud gue, ketika kita terbiasa tertawa dalam tekanan, tersenyum dalam kesdihan, atau menangis untuk kebahagiaan seseorang, itu semua 'akan menjadikan' kita seseorang yang sebut saja HEBAT.

dan ketika kita tersenyum, tertawa dan bercanda saat ini, mungkin saja itu semua 'dihasilkan' oleh air mata perjuangan yang kita keluarkan di masa yang silam.

sampai sdi sini sudah mengerti ? =D

Gue bersyukur menjalani masa SMA yang penuh tekanan dan permasalahan yang mungkin tidak dirasakan oleh remaja SMA lainnya. duduk dalam jabatan kepala bidang kesenian yang berkewajiban menyelenggarakan PENSI untuk Ulang tahun sekolah yang masih PRO-KONTRA. di percaya menjadi ketua Majalah Dinding Lyra yang dipandang setengah mata serta yang tak kalah memberi andil dalam proses pendewasaan gue ketika sekolah menunjuk gue untuk menjadi pemimpin redaksi majalah pertama di sekolah...

itu semua gue jalanin tanpa pengalaman sebelumnya. hanya modal percaya dan keinginan untuk tidak mengecewakan orang yang mempercayai gue. itu saja.

dari kondisi itu gue belajar banyak; tentang dukungan, tentang keyakinan, tentang pertemanan bahkan permusuhan. air mata tak terhitung berapa liter yang menetes karena umpatan, remehan dari teman bahkan kepala sekolah. sudahlah, itu semua sudah berlalu, dan gue bersyukur mendapatkan itu semua karena gue banyak belajar dari sana.

4 hari yang lalu, temen kampus gue GIta mengirimkan SMS ke gue, SMS yang isinya pernah gue baca ketika gue masih SMA, tulisan yang tiba-tiba gue temukan di kamar gue seolah bisikan Tuhan untuk tetap menegakkan semangat gue dan percaya kalau gue bisa. sebelum tulisan itu hilang untuk kedua kalinya, gue tulisin ini di blog agar berguna bagi siapapun yang membaca nya:

Ketika kerjaan mu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN

Ketika usaha mu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEIKHLASAN

Ketika hati mu terluka dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN

Ketika kamu merasa lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN

Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN

Ketika kamu merasa letih dan sangat ingin untuk berhenti, maka saat itu kamu sedang belajar tentang arti PENGORBANAN

Ketika semua cobaa datang bmenyapa mu, maka saat itu kamu sedang belajar untuk bersyukur dan mendekat kepada-NYA

***

Indah bukan? begitulah seharusnya kita menjalani hidup, bahwa dunia selalu hadir dalam dua sisi... hitam dan putih, gelap dan terang. tinggal mata hati kita saja yang memilih untuk melihat sisi yang mana...

Monday, December 14, 2009

Ratu Seribu Candi




Aku melihat bangunan tua itu menjulang tinggi. Mencakar langit memayungi angkasa. Pahatan-pahatan di dinding membisu padahal penuh cerita akan hal yang terjadi ratusan mungkin ribuan tahun yang lalu…

Waktu ku kecil, papah selalu bilang bahwa konon zaman manusia memuja dewa, dimana matahari menjadi raja, rembulan menjadi dewa, hiduplah seorang denawa yang jatuh cinta dengan seorang wanita bernama roro jongrang. Denawa ingin memperistri roro jonggrang, namun roro jonggrang berkilah dan meminta sang denawa membangun seribu candi untuk nya yamng harus selesai sebelum matahari terbit keesokan harinya. Yah, kalian pasti tahu tentang akhir ceritanya, bahkan lebih tahu.
Saat aku kecil aku percaya bahwa kisah itu pernah terjadi. Khayalan anak kecil jauh, jauh lebih liar dibanding khayalan ketika kita menjadi seorang dewasa. Saat itu, aku terdiam memandang patung wanita yang konon itu adalah roro jonggrang yang dikutuk menjadi batu. Saat itu, khayalan liar ku meraba keyakinan seperti itu, namun ketika aku kembali ke prambanan untuk yang kedua kali nya dalam hidup ku sebagai seorang dewasa, aku seolah menemukan cerita lain dibalik lagenda itu…
Semakin ku beranjak dewasa, ketika pulang lebaran dan melewati julang-julang candi hindu itu, selalu kuyakinkan apakah roro jonggrang itu benar-benar ada? Sampai akhirnya, papah mengatakan “ itu namanya cerita rakyat dek… sebuah peradaban membangun candi prambanan dan agar menambah megah nya bangunan itu dibuatkanlah lagenda atau cerita rakyat nya agar bangunan mempunya nilai histories nya tersendiri” , beberapa detik setelah mendengar papah menjelaskan maka saat itu juga khayalan liar ku terdiam, logika berjalan,seperti itu seterusnya, namun saat ini…. Ku biarkan khayalan liar kecil ku kembali menjalar dan berputar menyusun cerita ratu seribu candi ini.
Kenapa masyarakat jaman dulu menciptakan kisah cinta yang berakhir petaka untuk sebuah maha karya yang indah seperti prambanan? Kenapa mereka tidak menciptakan cerita tentang seribu bidadari yang turun dan menciptakan candi di tanah jawa? Atau mungkin cerita tentang kehidupan ratu cantik layak nya Cleopatra? Mengapa petaka sebuah kutukan yang membungkus stupa-stupa dan pahatan batu yang bercerita? Roro jonggrang itu wanita, hanya saja karena ia tidak mempunyai daya untuk menolak sang denawa yang jatuh cinta kepada nya dan ia memilih untuk memperjuangkan perasaan nya yang mungkin saja lebih pantas ia berikan kepada seorang manusia bukan denawa seberapa kuatpun ia. Sedangkan seorang denawa (yang ntah siapa namanya) seolah menggambarkan sifat laki-laki yang bisa melakukan apapun demi wanita yang ia inginkan namun menjadi sangat murka ketika semua jerih payah terbayar dengan tipu belaka. Teman, bisakah kalian ambil nilai berharga dari cerita di balik Prambanan ini? Bagi ku, sosok roro jonggrang seolah menggambarkan seorang perempuan yang memilih untuk memberikan cintanya kepada seseorang yang ’mungkin’ biasa saja namun sejiwa dengan diri nya di banding seorang yang sebut saja ’berkuasa’ ntah karena harta, tahta kuasanya. Selanjutnya, sosok denawa menggambarkan sebuah ambisi yang mencoba membenarkan kekuasaan mampu mengubah semua nya. Padahal tidak.

Kekuasaan kekuataan denawa yang mampu membangun seribu candi ternyata tidak mampu membangun satu perasaan cinta di hati roro jonggrang. Disinilah kita melihat bahwa terkadang kekuatan lelaki tidak mampu melawan kerapuhan hati seorang wanita...

Sunday, December 13, 2009

Bagaimana Tuhan memberikan kelemahan agar Manusia nya menjadi Lebih Kuat


Satu hal besar yang kudapatkan adalah saat ku tahu kesombongan itu pergi…


Pukul 11.10
Duduk didepan telivisi dan menonton acara favorit ku, Oprah Show. Aku tidak akan mengatakan ini kebetulan, karena aku sangat yakin ini salah satu cara Tuhan untuk menyadarkan aku akan satu hal, BAGAIMANA CARA BERSYUKUR.


Ini tentang orang yang mengidap penyakit PARKINSON. Pertama kalinya aku tahu tentang penyakit ini, yang dimana otak penderitanya tidak memproduksi ‘semacam pelumas’ sehingga reflex yang dihasilkan tidak bisa mengalir secara sempurna. Yah itulah bahasa seorang awam seperti ku. Intinya, orang yang mengidap penyakit ini tidak bisa mengendalikan gerakan nya dengan baik. aku tidak ingin dan belum mampu untuk membahas tentang penyakit Parkinson itu senidri, tapi ada cerita yang indah di balik nya. Kehidupan Michael J Fox yang sangat tahu bagaimana cara mensyukuri kehadiran penyakit ini dalam hidupnya ,,,


“Aku berjalan kearah cermin besar dilorong rumah ku yang berframe kayu, aku melihat diri ku yang basah, kumuh , bergetar dan terlihat kikuk, lalu aku melihat senyuman diwajah ku.
Aku bertanya pada diriku apa yang aku senyum kan? Dan hati ku menjawab, semua hal yang menjadi lebih baik.”

Itu yang Michael J Fox tulis di dalam bukunya yang berjudul Always Looking Up.


Saat ditanyai oleh Oprah, Bagaimana penyakit parkinson menjadikan hidup mu lebih baik? Sedangkan ini semua menyulitkan mu?


“Pertama, rasa syukur ku datang saat bisa melihat anak-anak ku berlarian dengan tawa dan canda mereka, aku tak yakin bisa melakukan hal ini ketika aku baik-baik saja. Kedua, aku beruntung memiliki istri yang mencintai diriku, bukan fisik ku. Kurasa aku tak akan pernah tahu hal ini ketika penyakit ini tidak datang pada ku. Dan yang aku tahu, Tuhan mengambil sesuatu dari hidupku namun Ia ganti dengan sesuatu yang jauh lebih baik.” Jawab Michael J Fox.


Beberpa ucapan dari Michael aku rekam di kepala ku, ucapan itu berbunyi:
Kebahagian akan jalan sejalan dengan kepasrahan mu.


Ini adalah hari ku dengan kondisi yang tidak akan pernah menjadi pilihan untuk ku, karena aku memang tidak bisa memilih. Namun, banyak hal lain yang bisa kupilih untuk membuat hidup ku bahagia. Seperti makanan apa yang akan aku makan, bagaimana waktu seharian ini aku habiskan dengan anak-anak ku, bagaimana cara ku untuk menjadikan hari ini menjadi lebih baik dan bahagia. Dan itu menjadi pilihan yang kupunya.
Aku bersyukur karena penyakit ini aku mendapatkan pelukan dan kasih sayang dari orang-orang disekitar ku dan aku tahu mereka memberinya dengan tulus. Namun terkadang aku melihat ketakutan di mata mereka walau sesungguhnya aku tak ingin menakuti mereka dengan sosok ku yang seperti ini.



Aku terus memasang telinga dan mata ke layar televisi saat Oprah mendatangkan bintang tamu lainnya yang bernama Rogers Hartman. Seorang produser wanita berusia 30 tahun yang mengidap Dystonia. Sederhanya, Dystonia ‘sekeluarga’ dengan Parkinson, dalam hal ini bagian pinggang Rogers tertarik kesamping kanan sehingga membuat ia berjalan dengan badan yang bengkok

Apa yang kau rasakan?
Tanya Oprah kepada Rogers

Sebelum Dystonia menyerang ku, orang-orang melihat ku sebagai wanita yang cantik, berambisi dan kuat. Sekarang tidak. Dan aku bisa menerima itu

Ketika itu Michael J Fox menambahkan, itulah Oprah, seperti apa yang kukatakan tadi. Hal besar yang kami terima adalah saat kami tahu bahwa kesombongan itu pergi.

Apakah itu berat? Tanya Oprah kembali,

Berat. Bahkan Dystonia seolah memberi rasa sakit tertinggi ku yang pernah ku rasakan selama hidup ku. Namun aku berhasil melewatinya. Jawab Rogers.


Perbincangan itu berlanjut dan saat Oprah menanyakan: Kau berjalan dengan menggunakan tongkat, bagaimana dengan orang-orang yang melihat mu padahal kau baru berusia 30 tahun dan kau menggunakan tongkat layaknya manula?


Rogers pun menjawab, dari sinilah aku mengerti dan memahami bagaimana kuatnya para manula bertahan dalam kondisi fisik mereka yang lebih rentan dibanding aku yang berusia 30 tahun. Aku sudah terbiasa melihat orang memperhatikan aku lalu melengos pergi. Aku menggunakan tongkat tidak hanya sebagai penopang fisik ku, namun mental ku. Dengan tongkat, mereka tahu kalau aku adalah seseorang yang memerlukan kebutuhan khusus.


Pukul 12.00,
Acara OPRAH SHOW pun selesai, dan aku baru sadar bahwa aku telah melewati 50 menit yang sarat dengan pelajaran. Selama ini kita terlalu banyak mengeluh tentang hal remeh-temeh tentang hidup kita terutama fisik kita. Kita terbiasa membesarkan hal-hal kecil yang pada akhirnya melemahkan diri kita sendiri. Saat kita dalam keadaan yang tidak menyenangkan, kita terbiasa bertanya dimana keadilan Tuhan, di saat kita lelah kita cenderung menyalahkan keadaan. Padahal, dari kisah tadi kita sadar bahwa kekurangan yang Tuhan berikan untuk kita tidak lain untuk menjadikan kita jauh lebih hebat. Kelelahan yang kita rasakan seharusnya menjadi perenungan yang membanggakan bahwa kita telah melakukan sesuatu. Dan bahwa rasa ketidaknyamanan kita adalah kesempatan untuk kita untuk bersyukur disaat kita merasa nyaman. Hanya ingin mengulang ucapan Michael J Fox yang aku suka,

Beberapa hal Tuhan ambil dari ku lewat penyakit ini, tapi ia ganti dengan banyak hal yang jauh lebih baik, dan aku bersyukur atas itu.