Saturday, July 25, 2015

Rumah dan Rindu


Untuk setiap sudut yang pernah kau habiskan dengan tawa dan air mata; keramaian dan kesendirian; kesibukan dan kebosanan; atau mungkin kau habiskan untuk merebah lelah dan melepas penat, maka pantas kau sebut RUMAH. RUMAH adalah tujuan terakhir yang kau punya saat kau kebingungan untuk menentukan tujuan, karena selalu ada alasan untuk pulang ke RUMAH. Entah suasana ataupun segala hal yang ada di dalamnya.

Saat kau memutuskan untuk pergi, karena kau HARUS pergi, maka selalu saja ada sepotong hatimu yang kau tinggal di RUMAH. Sepotong hati tentang segala rasa yang bersumber dari kenangan yang kau ciptakan di dalamnya. Sepotong hati ini yang akan memanggil bagian hati yang kau bawa pergi untuk sesegera mungkin PULANG.

RUMAH bagi saya adalah sumber kerinduan.
Tempat saya menyulam waktu dalam sebuah rindu.
Tempat di mana saya merasa saya tidak perlu menjadi siapa-siapa selain diri saya sendiri.
Tempat saya akan selalu diterima kapanpun dan dalam kondisi apapun.



Tuesday, July 14, 2015

(semacam) LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PRODJEK BAHAGIA

Terimakasih karena telah bersedia untuk berbahagia bersama...

Terimakasih karena telah membuktikan bahwa niat baik akan selalu dibukakan jalan serta kemudahan...

Terimakasih karena telah bersedia berbagi dan menciptakan kebahagiaan yang lain kepada lebih banyak orang...

Terimakasih karea telah turut serta secara fisik maupun doa...

Terimakasih untuk semua hal yang karena kalian banyak kebahagiaan tercipta, dan semuoga juga di hati kita.

Berikut laporan pertanggungjawaban penggunaan dana yang kita kumpulkan sama-sama dan kita bagikan sama-sama dalam PRODJEK BAHAGIA di Bulan penuh cinta ini.

Total dana yang terkumpul Rp22.745.000,-


Momen-momen BAHAGIA saat menyalurkan dana umat oleh para Relawan Prodjek BAHAGIA

Santunan Panti Asuhan (Buka Puasa Bersama, Makan Sahur, Santunan Dana Kas, Santunan Paket Sembako)



Pengadaan dan distribusi Perlengkapan Shalat yang disebar di tempat-tempat umum baik di wilayah Jakarta maupun Jogjakarta


Transfer Dana untuk Korban Rohingya melalui ACT (hingga saat ini, bukti pembayarannya belum diemail, tapi insya Allah dana kita sudah sampai di ACT dan insyaAllah akan disampaikan)


Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

Sekali lagi terimakasih...

Pun kepada Allah SWT, saya bingkiskan terimakasih yang luar biasa dari hal-hal yang tak sengaja saya pelajari dalam kegiatan PRODJEK BAHAGIA ini.

Kepada kalian, para pencipta kebahagiaan,,, semoga kita bisa bertemu di Ramadhan berikutnya. Di Prodjek Bahagia selanjutnya. Dengan lebih banyak kebahagiaan yang bisa kita usahakan dan ciptakan.


Jangan lupa tersenyum,
Jangan lupa bersyukur,
Jangan lupa berbahagia...


Wednesday, July 8, 2015

LUPA yang terpikirkan

Yang terjadi sebenarnya adalah kita LUPA; bahwa saat kita telah mendapatkan apa yang kita inginkan, di sisi lain, itu artinya kita sedang merelakan suatu hal untuk dilepaskan...

Pagi ini saya berpikir,

Mengapa banyak orang yang masih merasa hampa padahal ia sudah memiliki apa yang ia inginkan?

Mengapa banyak orang yang masih bersedih padahal ia punya banyak alasan untuk bahagia?

Mengapa banyak orang yang selalu merasa kekurangan ketika bahkan ia memiliki lebih dari cukup?


Kau tahu, cukup adalah cukup. tidak kurang dan tidak lebih.

Seseorang pernah menyampaikan ini kepda saya: Jika sedikit sudah cukup, maka untuk apa banyak?

awalnya saya tidak mengerti apa maksudnya. Tapi setelah saya renungkan lagi, saya pikir dia benar; jika sesuatu yang sedikit sudah mencukupkan, maka saya tidak perlu lebih banyak lagi.

Karena sedikit tidak selalu berarti kurang; dan banyak tidak selalu berarti cukup; tapi cukup adalah cukup, tidak bisa didefinisikan dengan sedikit atau banyak. Cukup adalah kualitas, bukan kuantitas.

***

Kembali pada pertanyaan-pertanyaan tadi...

Mengapa ketika kita memiliki semua hal yang kita inginkan, kita tidak juga pernah merasa cukup?

karena mungkin, hukum yang berlaku adalah: kita yang tidak pernah diizinkan untuk memiliki semua hal.



Seorang teman berhasil mendapatkan beasiswa di salah satu universitas luar negeriyang ia mimpikan sejak lama, tapi kemudian ia harus merelakan melepaskan waktu bersama keluarganya di Indonesia.

Seorang teman yang lain bahagia akhirnya ia bisa dipertemukan dengan jodohnya dalam sebuah perkawinan yang ia hargai sebagia sebuah kesakralan, tapi kemudian, ia paham ia harus meninggalkan karirnya yang selama ini ia bangun untuk mendampingi suaminya dinas di luar Pulau Jawa

Atau ada seorang teman yang pada akhirnya mendapatkan kerjaan yang ia impikan selama ini, tapi kemudian kondisi membuatnya harus rela melepaskan studi s2 nya.

Saat kita mendapatkan suatu hal yang kita inginkan itu tidak serta-merta berarti kita 'mendapatkan', bisa jadi dengan 'mendapatkan sesuatu' adalah tanda bagi kita untuk melepaskan sesuatu.


Ada kondisi dimana kita harus melepaskan sesuatu untuk hal yang kita inginkan. Tapi kembali lagi bahwa dalam hidup berlaku konsep 'relatif' tidak ada yang baku, semua bisa terjadi dengan cara yang beragam, sehingga mungkin ada kalanya kita harus melepaskan sesuatu yang belum ingin kita lepaskan untuk sesuatu yang sesungguhnya pun belum kita inginkan.

Siapa yang bisa menebak rencana Tuhan?

Sesuatu yang belum ingin kita lepaskan bisa jadi adalah hal yang tidak terlalu baik untuk terus kita pertahankan, sebaliknya, sesuatu yang belum kita inginkan bisa jadi adalah keperluan yang belum kita sadari dan perhitungkan.

Adil?

Nilai adil yang dimiliki Tuhan tidak pernah bisa diurai oleh manusia. Saya hanya berpikir mungkin ini semua terjadi karena sesungguhnya kita memang diberikan keterbatasan "ruang" untuk mendapatkan segala hal apa yang kita inginkan. Bukan karena Tuhan terlalu pelit untuk memberikan kita banyak hal, tapi agar kita paham bahwa kita sebagai manusia memiliki keterbatasan bahkan untuk sekedar 'menerima'.


Saya mulai paham, bahwa saat saya mendapatkan sesuatu yang saya inginkan,saya tidak bisa mutlak senang, karena itu artinya saya harus bersiap untuk melepaskan apapun yang telah saya miliki sebelumnya; baik yang telah ingin saya lepaskan maupun tidak.

Saat Tuhan memberi, maka bersiaplah untuk melepaskan...

Saat Tuhan mengambil, maka bersiaplah untuk menerima...

Saat kau kehilangan, maka bersiaplah untuk sebuah kedatangan...

Saat kau dihadapkan perpisahan, maka bersiaplah untuk menyambut pertemuan...


Maka...


Jangan takut untuk melepaskan,
Jangan takut untuk kehilangan,

karena keduanya datang bersama, kedatangan dan pertemuan (yang baru)

Maka...


Mengapa banyak orang yang masih merasa hampa padahal ia sudah memiliki apa yang ia inginkan?

Mengapa banyak orang yang masih bersedih padahal ia punya banyak alasan untuk bahagia?

Mengapa banyak orang yang selalu merasa kekurangan ketika bahkan ia memiliki lebih dari cukup?


mungkin jawabannya adalah...

Karena sesungguhnya kita tidak pernah bisa memiliki semua hal yang kita inginkan; Saat sesuatu kita dapatkan, KITA SERING LUPA mempersiapkan hati untuk melepaskan suatu hal lainnya.

karena... sekali lagi...

Kita sebagai manusia sering lupa, bahwa kita penuh dengan keterbatasan, bahkan untuk sekedar 'menerima'.