Sunday, December 13, 2009

Bagaimana Tuhan memberikan kelemahan agar Manusia nya menjadi Lebih Kuat


Satu hal besar yang kudapatkan adalah saat ku tahu kesombongan itu pergi…


Pukul 11.10
Duduk didepan telivisi dan menonton acara favorit ku, Oprah Show. Aku tidak akan mengatakan ini kebetulan, karena aku sangat yakin ini salah satu cara Tuhan untuk menyadarkan aku akan satu hal, BAGAIMANA CARA BERSYUKUR.


Ini tentang orang yang mengidap penyakit PARKINSON. Pertama kalinya aku tahu tentang penyakit ini, yang dimana otak penderitanya tidak memproduksi ‘semacam pelumas’ sehingga reflex yang dihasilkan tidak bisa mengalir secara sempurna. Yah itulah bahasa seorang awam seperti ku. Intinya, orang yang mengidap penyakit ini tidak bisa mengendalikan gerakan nya dengan baik. aku tidak ingin dan belum mampu untuk membahas tentang penyakit Parkinson itu senidri, tapi ada cerita yang indah di balik nya. Kehidupan Michael J Fox yang sangat tahu bagaimana cara mensyukuri kehadiran penyakit ini dalam hidupnya ,,,


“Aku berjalan kearah cermin besar dilorong rumah ku yang berframe kayu, aku melihat diri ku yang basah, kumuh , bergetar dan terlihat kikuk, lalu aku melihat senyuman diwajah ku.
Aku bertanya pada diriku apa yang aku senyum kan? Dan hati ku menjawab, semua hal yang menjadi lebih baik.”

Itu yang Michael J Fox tulis di dalam bukunya yang berjudul Always Looking Up.


Saat ditanyai oleh Oprah, Bagaimana penyakit parkinson menjadikan hidup mu lebih baik? Sedangkan ini semua menyulitkan mu?


“Pertama, rasa syukur ku datang saat bisa melihat anak-anak ku berlarian dengan tawa dan canda mereka, aku tak yakin bisa melakukan hal ini ketika aku baik-baik saja. Kedua, aku beruntung memiliki istri yang mencintai diriku, bukan fisik ku. Kurasa aku tak akan pernah tahu hal ini ketika penyakit ini tidak datang pada ku. Dan yang aku tahu, Tuhan mengambil sesuatu dari hidupku namun Ia ganti dengan sesuatu yang jauh lebih baik.” Jawab Michael J Fox.


Beberpa ucapan dari Michael aku rekam di kepala ku, ucapan itu berbunyi:
Kebahagian akan jalan sejalan dengan kepasrahan mu.


Ini adalah hari ku dengan kondisi yang tidak akan pernah menjadi pilihan untuk ku, karena aku memang tidak bisa memilih. Namun, banyak hal lain yang bisa kupilih untuk membuat hidup ku bahagia. Seperti makanan apa yang akan aku makan, bagaimana waktu seharian ini aku habiskan dengan anak-anak ku, bagaimana cara ku untuk menjadikan hari ini menjadi lebih baik dan bahagia. Dan itu menjadi pilihan yang kupunya.
Aku bersyukur karena penyakit ini aku mendapatkan pelukan dan kasih sayang dari orang-orang disekitar ku dan aku tahu mereka memberinya dengan tulus. Namun terkadang aku melihat ketakutan di mata mereka walau sesungguhnya aku tak ingin menakuti mereka dengan sosok ku yang seperti ini.



Aku terus memasang telinga dan mata ke layar televisi saat Oprah mendatangkan bintang tamu lainnya yang bernama Rogers Hartman. Seorang produser wanita berusia 30 tahun yang mengidap Dystonia. Sederhanya, Dystonia ‘sekeluarga’ dengan Parkinson, dalam hal ini bagian pinggang Rogers tertarik kesamping kanan sehingga membuat ia berjalan dengan badan yang bengkok

Apa yang kau rasakan?
Tanya Oprah kepada Rogers

Sebelum Dystonia menyerang ku, orang-orang melihat ku sebagai wanita yang cantik, berambisi dan kuat. Sekarang tidak. Dan aku bisa menerima itu

Ketika itu Michael J Fox menambahkan, itulah Oprah, seperti apa yang kukatakan tadi. Hal besar yang kami terima adalah saat kami tahu bahwa kesombongan itu pergi.

Apakah itu berat? Tanya Oprah kembali,

Berat. Bahkan Dystonia seolah memberi rasa sakit tertinggi ku yang pernah ku rasakan selama hidup ku. Namun aku berhasil melewatinya. Jawab Rogers.


Perbincangan itu berlanjut dan saat Oprah menanyakan: Kau berjalan dengan menggunakan tongkat, bagaimana dengan orang-orang yang melihat mu padahal kau baru berusia 30 tahun dan kau menggunakan tongkat layaknya manula?


Rogers pun menjawab, dari sinilah aku mengerti dan memahami bagaimana kuatnya para manula bertahan dalam kondisi fisik mereka yang lebih rentan dibanding aku yang berusia 30 tahun. Aku sudah terbiasa melihat orang memperhatikan aku lalu melengos pergi. Aku menggunakan tongkat tidak hanya sebagai penopang fisik ku, namun mental ku. Dengan tongkat, mereka tahu kalau aku adalah seseorang yang memerlukan kebutuhan khusus.


Pukul 12.00,
Acara OPRAH SHOW pun selesai, dan aku baru sadar bahwa aku telah melewati 50 menit yang sarat dengan pelajaran. Selama ini kita terlalu banyak mengeluh tentang hal remeh-temeh tentang hidup kita terutama fisik kita. Kita terbiasa membesarkan hal-hal kecil yang pada akhirnya melemahkan diri kita sendiri. Saat kita dalam keadaan yang tidak menyenangkan, kita terbiasa bertanya dimana keadilan Tuhan, di saat kita lelah kita cenderung menyalahkan keadaan. Padahal, dari kisah tadi kita sadar bahwa kekurangan yang Tuhan berikan untuk kita tidak lain untuk menjadikan kita jauh lebih hebat. Kelelahan yang kita rasakan seharusnya menjadi perenungan yang membanggakan bahwa kita telah melakukan sesuatu. Dan bahwa rasa ketidaknyamanan kita adalah kesempatan untuk kita untuk bersyukur disaat kita merasa nyaman. Hanya ingin mengulang ucapan Michael J Fox yang aku suka,

Beberapa hal Tuhan ambil dari ku lewat penyakit ini, tapi ia ganti dengan banyak hal yang jauh lebih baik, dan aku bersyukur atas itu.

No comments:

Post a Comment