Monday, December 30, 2013

Hujan. Pagi. 31 Desember. Dimana Tuhan?

Ternyata benar,
ketika hujan, di saat langit gagal menjadi satu-satunya atap untuk berteduh,
hujan menjadi mesin waktu yang sempurna.

Hujan. Pagi. Dan 31 Desember.
Adalah penemuan terhebat dalam mengumpul kenangan dan rasa rindu.

Apa yang kau harapkan esok?
Saat pagi akan sama seperti pagi-pagi sebelumnya
Saat senja akan tetap menjadi bagian terindah yang dinanti dari kepergian matahari
Hanya saja...

31 Desember selalu terlihat sebagai halaman terakhir dalam satu bab kehidupan
31 Desember selalu bisa menjelma sebagai lembar-lembar kosong untuk menulis harapan
31 Desember selalu akan menjadi akhir malam dalam penantian sebuah pagi yang rentan

Tuhan,,, di mana Kau di malam tertanggal 31 Desember?
Apakah Kau bersembunyi di balik semburat cahaya kembang api di langit malam?
Apakah Kau berbicara dalam lenguhan terompet yang membabibuta dalam hingar bingar?
Atau apakah Kau berdiam dalam hati manusia-manusia yang memilih sendiri dalam sadar?

Entah lah, Tuhan...
Hanya saja aku selalu merasa Kau tak pernah beranjak dari hatiku
Entah di malam tahun baru ataupun malam-malam penuh sendu

Terimakasih atas kesetiaanMu memenuhi hatiku, Tuhan...
Kau baik. Kau selalu menjadi yang terbaik dalam hidupku, Tuhan...

Terimakasih,
Malam tahun baru akan selalu menjadi indah,
karena hatiku selalu tercukupkan oleh Mu, Tuhan.

MemilikiMu, aku merasa cukup.

No comments:

Post a Comment