Tuesday, February 4, 2014

Tulisan untuk Momo ;)

Bagi saya, teman itu tidak ditemukan. Teman itu dipertemukan, oleh Tuhan.

Dia menyebut dirinya "Anak Tuhan", setiap saya atau teman lainnya mengingatkan dia untuk berangkat ke ke gereja, dia selalu berkata, "gue mah anak Tuhan, anak Yesus, enggak papa kalau enggak ke gereja". Entah apa yang ada di dalam kepalanya. Padahal, beberapa kali waktu dia pernah bercerita, "nyokap gue nelpon gue! Masa katanya 'lebih baik kau tancapkan kepala mamak pakai besi panas daripada kau tak ke gereja!', gilaaa serem banget nyokap gue!". Saya dan teman yang lain hanya bisa menarik nafas dalam, kemudian melepaskan. Tidak ada lagi yang bisa kami lakukan selain itu.

Mari saya kenalkan siapa dia. Namanya ... hmm... demi keselamatan hidup saya seusai memposting tulisan ini, lebih baik saya tidak benar-benar menyebutkan namnya.Tapi, mari kita sebut dia dengan Momo.

Saya mengenal Momo di semester empat. Saat dimana mahasiswa s1 sedang sibuk merencanakan KKN. Saat itu, teman saya yang tidak kalah langka bernama (sebut saja) Soso menelpon saya. Intinya dia berharap kalau si Momo bisa satu kelompok KKN bersama. Saya yang waktu itu tidak mengenal siapa Momo cuma bisa berucap, "ya... lo ajak aja si Momo ke rumah gue, kan besok ada ngumpul KKN tuh... sekalian kenalan... lagian Momo yang mana sih? Kok gue enggak ada bayangan yang mana mukanya ya?"

Lalu Soso menjawab "Dia emang jarang kuliah, Nis... Hidupnya di kampus ngumpulnya bedalah ma lo.... tapi orangnya baik kok, Nis...". Seketika saya mulai penasaran wujud manusia bernama Momo ini. Manusia yang disebut 'baik' oleh Soso yang mana dia jaraaaaang banget bilang seseorang itu baik.

Singkat cerita, Soso datang bersama Momo ke rumah saya saat acara persiapan KKN. Saat pertama melihat Momo, yang terlintas di benak saya adalah 'oh... kind of anak gaul jakarta', (saat itu) Momo tamapk pendiem, nurut dan waktu saya isengin dia untuk bawa timbangan kue, dianya nurut aja! Ya kali KKN harus bawa timbangan kue! Saya senang saat itu,, artinya bakal ada orang yang bisa "diisengin" mulai hari itu,,, >:D

Tapi saya salah besar. First impression not always gives the right information terhadap seseorang. Momo yang saya kira laki-laki Jakarta lugu yang patuh ternyata manusia super iseng yang lahir entah karena Tuhan punya alasan apa...

***

Semenjak mengenal Momo, saya baru mengerti bahwa Momo dan Soso adalah teman SMA. Menurut saya mereka sangat dekat. Saya kenal Soso karena dia adalah teman saya di lembaga pers mahasiswa FH UGM, MAHKAMAH. Wujud Soso agak menyeramkan menurut hemat saya; Tinggi besar, gempal, botak, hitam, suaranya super ngebass, yah 11-12 dengan paspampres-lah. Itu mungkin yang membuat beberapa mahasiswa FH UGM (pada khususnya) dan Masyarakat Indonesia (pada umumnya) agak takut dengan Soso. Jadi, kalau Soso bisa sangat dekat dengan Momo, saya harus mengakui kalau Momo bukan manusia biasa. Apakah Soso dan Momo saling mencinta? Entahlah,, hanya mereka dan Tuhan yang tahu.

(untuk Momo dan Soso, kalian berdua pasti marah baca tulisan ini dan bakal borgol gue di kosannya Mr.yunohu. tapi kalian harus baca bagian ini)...

Masih ingat, pada awalnya alasan saya dan Momo bertemu adalah KKN, pada akhirnya, kami tidak pernah KKN bersama! Hahahahaa...

random ya?

Tapi menurut saya, di sinilah rencana dan tangan Tuhan bekerja. Tuhan mempertemukan kami.

Walau tidak satu kelompok KKN pada akhirnya, kami satu kelompok PLKH (sumpah saya lupa apa singkatannya) intinya semacam peradilan semu dimana setiap kelompok akan menampilkan adegan persidangan dengan analisis kasus hukum yang telah diberikan.

Dengan satu kelompoknya saya dan Soso maupun Momo, saya semakin mengenal dekat mereka berdua. Hubungan simbiosis yang timbul antara Soso dan Momo adalah simbiosis-tak-terdefinisikan. Soso suka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada Momo, dan Momo pasrah. Sering saya mengingatkan dengan kalimat,"Soso! lo enggak boleh jahat sama Momo!!" lalu Soso menjawab, "Nis, Lo enggak tahu, Momo yang jahatin gue duluan! lo enggak boleh tertipu sama wajahnya Momo yang kaya Afgan!" sambil menunjuk batang hidung Momo. Momo yang terpojok, hanya bisa syok.

Pertemanan ini aneh. Tapi kemudian saya paham, walaupun Momo dan Soso sering bertengkar, walaupun Soso suka mukul Momo, tapi Soso dan Momo saling sayang. Terdengar seperti pasangan GAY? sejauh ini yang saya tahu mereka normal kok ;) enggak tahu kalau nanti gimana... hehehe

Pada akhirnya, di detik saya menuliskan tulisan ini, saya bersyukur memiliki teman seperti Momo dan Soso. Saya banyak belajar hal-hal yang tidak terpikirkan dari mereka. Walau pada awalnya, saya menaruh curiga besar kepada Momo... begini ceritanya...

***

Suatu siang Momo sms:
Nis,,, habis latihan PLKH Lo baliknya bareng gue aja... takutnya kemaleman.

Saya: Oke bos!

Malam sepulang latihan PLKH, waktu menunjukan hampir pukul setengah sepuluh malam...
Saya sudah duduk manis di kursi depan mobil Momo. Menunggu Momo masuk. Satu menit... Dua Menit... Tiga menit... mana si Momo? pikir saya. Saya mulai merasa aneh. Sampai akhirnya ada suara dari kursi belakang, dan saat saya menoleh...

Saya melihat Momo duduk sambil menatap wajah saya! Waaaaaak!! saya kelepasan teriak. beberapa orang yang masih di area parkiran menuju ke arah mobil Momo. Momo panik. Dia segera keluar dari kursi belakang, lalu langsung duduk di belakang kemudi dan kami langsung tancap gas.

Tuhan,,, saya sedang satu mobil dengan orang aneh!p! . Saya mulai ketakutan, tapi sekuat tenaga untuk tetap tenang. Harapan terbesar saya saat itu: Saya selamat sampai di rumah. Cukup.

"Lo ekspresif abis sih,Nis! pake teriak segala... aseli gue kaget pas lo teriak... mana orang-orang ampe deketin mobil gue" (Momo)

"Yaiyalah gue teriak! lo ngapain juga duduk kaya psikopat di kursi belakang!!",
gawat! saya enggak boleh marah-marah dengan orang yang jiwanya terganggu seperti orang di samping saya saat ini. saya mulai menenangkan hati.

"Mo... kok mobilnya jalannya lama banget sih! emang kalau lo nyetir selama ini ya? payah!" ucapan tadi hanyalah tak-tik kawan! tak-tik gue kali ini adalah memancing emosinya agar menjalankan mobil lebih cepat dan saya bisa lebih cepat sampai rumah.

"Biasanya enggak sepelan inilah, Nisa... ini karena gue lagi bawa perempuan makanya gue harus lebih hati-hati..."


Alasan! itu pasti hanya alasan!.

"Tapi... gue biasanya disupirin kakak gue ngebut Mo! bisa sampai 100 km/jam! kalau kaya gini mah ampe lebaran onta baru nyampe rumah gue" jawab gue berharap Momo memperjuangkan harga dirinya sebagai laki-laki.

"Kalau gue ngebut, lo pasti teriak lagi kayak tadi, Nisa..." ujar Momo.

"Manaaaa adaaaaa....! Gue tuh biasa disupirin ngebut, yaudahdeh kalau lo enggak biasa ngebut ya enggak apa-apa"
ayooo dong umpan gue dimakan.

Beberapa detik setelah gue menutup mulut di kalimat terakhir, Momo mengnjak pedal gas lebih dalam.
Yess!! umpan gue kemakan!.

Tapi, saya sadar... ini lebih buruk daripada yang saya harapkan. Mobil melaju dengan "serabutan" dan saya mulai ketakutan. Dan.. tanpa bisa saya tahan, saya teriak "Mooo!! turunin gue di sini ajaa!! turunin gue di sini aja!!! gue takuuut!!" sambil berlinang air mata.

Tiba-tiba mobil berhenti.

"Nis!!! Lo kok nangisss???!!! Nisaaa..." Momo panik.

"Gue turun di sini ajaaa!! huaaa!! (masih dalam keadan nangis dengan jiwa terguncang)"

"Niiissss! Jangan nangiss... aduuuh... gue paling bingung kalau ada perempuan nangis... Nis.. kan tadi elo yang minta gue ngebut..."

"IYAAAK!! TAPI GA NGEBUT KAYA GITU JUGAAAK!" (masih berlinang air mata dan jantung dag-dig-dug)

"Iya Nis,, ampun Nis,, gue cuma mau ngisengin lo tadi... Iya,, Iya,, enggak lagi-lagi gue ngebut,, tapi lo jangan nangis sih... janji gue nyupirnya hati-hati"

Malam itu, saya pulang dengan selamat. Terimakasih Tuhan

***

Penyiksaan Momo dan Soso yang lainnya...

Kalau diingat-ingat sebenarnya Momo dan Soso juga sering jahat sama saya. Dulu, saya pernah diajak jalan ke Alkid atau alun-alun kidul Yogyakarta.

Momo : Nanti malam kita naik sepeda tandem yok di alkid

Saya : Hah? Tumben?

Momo : Buat apa lagi selain buat ngeliat lo jatoh, Nis!

Lalu Momo dan Soso tertawa,,, saya hanya diam dan membatin: Jahat.

Dan pas di Alkid mereka beneran nyewa sepeda tandem untuk tiga orang.

Momo : Lo gowes paling depan, Nis...

Saya : yaelah Mo, kaki gue aja enggak nyampe, tega amat gue goes paling depan.

Soso : Lah ga papa, Nis... ntar kalau lo jatoh bakal kita ketawain,, kalau gue sama Momo mah ga mungkin jatoh, kaki kita kan ga kaya kaki pinguin lo!!! Buruan naik paling depan!

Saya : Yah,,, kok gue sih,,, (pasrah) (mulai naik pedal sepeda paling depan)

Momo : Ya Tuhaaaaaaan Nisa,,,, lo polos abis sih!! Gue ma Soso bercanda kaliiii!! Lo mah nurut ajaaa!! Lo pedal tengah,, gue depan, Soso belakang.

Saya mulai tersenyum. saya ditaruh di tengah dan dijaga depan belakang (pikiran psitif saya ternyata SALAH BESAR!)

Momo : lo tengah, Nis... biar ntar gue lompat dari depan, Soso lompat dari belakang, tinggal lo deh sendirian di tengah. Pas lo jatoh,, gue ma Soso pasti ngetawain elo!! Hahhaahhahaa...

Malam itu saya hanya bisa pasrah dan berdoa.

***

Di hari yang berbeda, di suatu siang... Momo dan Soso sedang duduk berdua dikursi panjang, samping ruang sekre MAHKAMAH

Momo : Nis... gue perhatiin muka lo kusut aje kaya kresek cabe! ada apaan bos?

Saya : Nilai mata kuliah X gue dapet B, Mo.. padahal gue udah belajar... tapi kok masih tetep dapet B...

Soso : Yaelah Nis... lo sombong banget! Sini dululah kita ketawa-ketawa

Jujur, saya tidak paham dengan "ketawa-ketawa" mereka. Tapi, akhirnya saya memilih untuk bergabung dengan mereka..

Soso mulai membuka portal akademik. Ia masukan NIM seseorang, entah siapa, tapi bukan NIM miliknya.

Saya : Lo buka portal punya siapa, So? Kok lo ampe tahu paswordnya?"

Momo : Nisa.. Nisa... lo keseringan belajar sih... ini tuh portalnya Mr. Yunohu (bukan nama sebenarnya)

Saya : Itu siapa, Mo?

Soso : Itu manusia paling woles se-FH UGM, Sa! bener kata Momo, lo belajar melulu ampe ga tahu ada manusia super woles se-FH UGM. Ibarat kata, NIM sama pasword nya dia itu udah milik bersama... hahahahhaa

Momo ikutan tertawa.

Saya masih bingung.

Soso : Tutup mata lo... pas gue bilang buka, lo buka. Gue yakin sekejap sedih lo bakal ilang!

Entah mengapa, saya menurut.


Soso dan Momo : Buka mata lo, Nis!

Saya membuka mata saya pelan-pelan... lalu yang saya lihat adalah transkip nilai dengan nama seseorang dan terlihat..

Mata kuliah X nilai D
Mata Kuliah Y nilai E

SETERUSNYA..

Nilainya C-D-E-E-E bahkan ada yang ditulis F!

Kontan saya tertawa... "Gilaaaa!! ini nilai beneran nih!! seriusan!!! mwahahhaaa!!"

Momo : Gimana,Nis? menghibur banget kan? hahahha

Soso : Makanya elo jangan sombong! sedih dapet nilai B, ini yang dapet nilai F aja gue rasa hidupnya cengar-cengir muluk!

Momo : Ini manusia super woles, Nis... portal akademiknya dia itu pelipur lara banget kalau gue dapet nilai C atau D... ternyata masih ada yang lebih parah dari gue!! hahahhaa!

Soso : emang yang dapet B matakuliah apa Nis?

Saya : Mata kuliah X

Soso : Yaelah,,, gue aja C seloo.. tahun depan ngulang gue... Lo dapet apa Mo? awas aja kalau lo lebih bagus dari gue!!

Momo : Berapapun nilai gue, gue bakal nemenin lo ngulang, So! gue mah baik orangnya...

Saya : Lo dapet apa emangnya, Mo?

Momo : Dapet D,Nisa! HAHAHHAHAHAA

Siang itu... melihat Momo dan Soso tertawa... rasanya sedih saya hilang. Mungkin benar... saya kurang bersyukur... dan siang itu saya belajar:

Bahwa hidup dengan baik itu bukan tentang selalu mendapatkan apa yang kita inginkan atau harapkan. Tapi... hidup dengan baik itu adalah saat kita mampu untuk tetap merasa bahagia dengan apapun yang kita dapatkan.
***

Saya dan Momo merasa semakin dekat sebagai teman... saya sering bercerita tentang laki-laki yang saya suka di kampus.. Momo tahu siapa laki-laki itu, Soso juga. Hanya saja saya lebih sering curhat ke Momo,,, Momo juga sering curhat ke saya... dan entah kenapa,,, sesedih apapun wajah Momo menceritakan masalahnya, saya selalu menahan tawa. Cerita sedih Momo lebih terdengar cerita lucu di telinga saya. Maaf, Mo.


Di suatu siang yang lain lagi...

Saya : Mo...

Momo : Kenapa, Sa?

Saya : Gue dapet gosip kalau dia (cowok yang saya suka) suka sama cewek lain Mo... Ceweknya cantik, Baik, Soleh, Pinter,,, kalau dibanding ma gue... kayanya seujung kukupun gue ga ada apa-apanya sama cewek itu, Mo...

Momo : Kok lo ngomong gitu sih, Nis! itu kan baru gosip...

Saya : Tapi gosipnya nyaris bener, Mo... sumbernya terpercaya... Gue sedih Mo... tapi... yaudahlah ya... kalau toh mereka jadian gue juga seneng ngeliat cowok yang gue suka bisa dapetin cewek sesempurna itu...

Momo : Nis... emangnya lo enggak sempurna? Nis... coba lo bayangin di kampus ini, perempuan yang jalannya kaya pinguin itu siapa lagi selain elo!!! yang jalan kakinya kaya ada per-nya itu cuma lo!! lo coba bayangin itu Nisa!!

Saya : ("T__T) Mo...

Momo : Maksud gue,,, lo tuh unik, Nis.. dan lo jangan ngerendahin diri lo sendiri dengan ngebandingin diri lo sama perempuan lain... Tiap perempuan itu ada keunikannya masing-masing... dan lo itu unik! kaya pinguin! hahahhaa

Saya : Mo... gue tambah sedih niiiih...

Momo : Nis... suatu saat bakal ada laki-laki yang ngeliat lo itu sebagai sosok yang sempurna. Lo kan lucu, jago ngelawak, pinter, nah nanti juga bakalan ada cowok yang nyari cewek komedi kaya lo...

Saya : Kaki gue pendek... ("-__-)

Momo : Yaelah, Nis... tapi kan lo masih bisa jalan? jalan lo cepet banget kaya kartun Sonic! Nih ya Nis,,, lo dengerin gue... n percaya sama gue... kalau lo bisa ngurusin badan lo dikiiit aja, dikit lho jangan banyak-banyak, setiap lo jalan semua cowok bakal ngeliatin lo... dan tanpa mereka sadar mereka bakal ngikutin lo!! percaya ma gue!!

Saya : Mwahahahhahahaaa... mana mungkin!!!! BERLEEEEEEEBIHAN!!

Momo : Yee... enggak percaya banget ni bocah! jarang ada perempuan mirip pinguin kaya lo... hahhahaaa

Kami berdua tertawa. Tidak ada solusi atas masalah saya. Memang.

Tapi toh saya tertawa. Sedih saya menguap begitu saja. Percaya atau tidak, ucapan Momo selalu saya ingat hingga detik ini. Mungkin saya tidak sempurna, tapi saya yakin akan ada laki-laki yang akan melihat saya dengan istimewa. Saya mulai berjalan lebih tegak, lebih percaya diri saat ini. Saya mulai bisa menghargai diri saya sendiri.

Dari sinilah saya belajar, bahwa seharusnya pilihan untuk merasa bahagia itu ada di dalam diri kita sendiri. Belajar untuk mesyukuri apa yang kita miliki, dalam kondisi apapun. Belajar untuk menerima. Belajar untuk melepaskan. Belajar untuk mengatakan: yasudahlah, biarkan saja.

Dan saya memilih bahagia dengan diri saya saat ini.

***

Sudah hampir dua tahun saya tidak bertemu Momo. Saya melanjutkan S2 di FH UGM Jogja, dan Momo melanjutkan S2 di FH UGM Jakarta. Kabar terakhir; Momo dan Soso diterima sebagai calon Jaksa. Saya senyum lebar saat mendapat kabar itu. Saya ingat waktu dulu Momo pernah bilang kalau dia mau jadi Mafia Las Vegas aja... waktu itu saya hanya diam. Terserah lah Mo, lo mau ngomong apaan.

Malam, 2 Februari...

Suasana hati saya benar-benar sedang tidak bagus. SA-MA-SE-KA-LI.

Tiba-tiba saya mendapat LINE dari Momo




Isinya suara Momo >> http://khu.sh/autorap_52ee6466e13a2&v2

Malam itu saya tersenyum lebar. Tuhan mengahapus sedih saya lewat lagu rap ciptaan Momo yang sumpah-geje-abis!

Entah ini kebetulan atau tidak...

Thanks Bro! sekarang gue dah nemu satu alasan Tuhan ciptain lo di dunia ini...

Buat jadi temen baik gue! penghibur hidup gue!
:)


2 comments:

  1. Momo terbaca seperti pangeran penolong sesama, sukaaaa!!!!!!

    ReplyDelete
  2. Momo iti sebenenrnya nama Lemurnya Aang si avatar pengendali udara! Hahahhaa

    ReplyDelete