Tuesday, February 25, 2014

Sudahlah...

Mereka yang kepayahan untuk berdamai dengan masa lalu mungkin saja mereka yang lupa bagaimana cara melupakan dan memaafkan. Sayang, mereka hanya akan terus merasakan rasa sakit dari luka yang sesungguhnya telah hilang. Tak ada yang bisa menyembuhkan selain mereka sendiri, karena sesungguhnya saat ini tak ada luka yang harus disembuhkan, ini hanya tentang rasa sakit yang seharusnya dilupakan. Berdamailah. Ikhlaslah. Aku, kamu, kita layak untuk merasa bahagia sekarang.

Tak ada manusia yang terus-menerus berjalan tegak tanpa kemudian terjatuh dan mengenal darah. Tidak aku, kamu dan mereka. Semua pernah terjatuh, terluka dan kemudian kecewa. Tak perlu khawatir, waktu cukup bisa diandalkan untuk meniup luka kita dan menghapus rasa sakitnya. Seharusnya begitu. Asal kau izinkan ikhlas memenuhi jiwamu yang sedikit bompal karena luka tadi. Tidak apa-apa. Jika sakitmu masih betah mengakar diingatanmu maka kelak akan ada seseorang yang dengan sabar meninabobokan nestapamu untuk mengundang lupa yang tak kunjung datang membawa pergi luka.

Ah. Kita dari tadi sibuk berputar dengan lupa dan luka, kawan... Kita menjadi benar-benar lupa bahwa mencoba melupakan adalah cara terlicik mengingat lara.


Mungkin sudah saatnya kita menertawakan semua duka. Membuat semuanya menjadi baik-baik saja. Membuat kita tanpa sadar melupakannya.



YOGYAKARTA, 23.30, 25 FEBRUARI 2014
Annisa Rahmah

1 comment:

  1. Saat saya membaca blog ini dari mobile, saya merasakan mata saya perih dan kepala berkunang-kunang. Itu tdk lain sebab warna latar blog yg berwarna pink dan warna font yg samar (agak coklat). Kalaulah sudi diganti tampil menjadi tegas dan jelas blog ini tentu akan semakin baik. Dan semoga luka akan sembuh meski nanti waktu tidak membuktikan apa-apa. Salam.

    ReplyDelete