Saturday, August 25, 2012

Bahagia Bermimpi




Kalau bisa berbagi suara dengan kertas dan tinta, mmm... atau mungkin dengan laptop dan sambungan internet, mungkin yang akan terucap adalah: "Hai kertas, Hai Tinta,(atau mungkin, Hai Laptop!) ternyata setiap manusia pintar bercerita ya?"

Kalau ada sebagian manusia yang memilih terperangkap dengan masa lalu, saya memilih untuk mengabadikannya dengan cara bercerita ke banyak manusia yang saya temui. Saya suka bercerita, tapi sesungguhnya saya lebih suka mendengarkan mereka yang sedang bercerita.


Waktu SMA, ketika saya sedih ataupun jenuh dengan segala rutinitas sekolah dan OSIS, saya selalu menyapa orang dengan kalimat,"hey, ada yang mau dicurhatin ga ke gue?" . Sering sekali saya merasakan bahwa mendengarkan itu menyembuhkan. Menyembuhkan dari berbagai kelemahan dan kekalahan yang saya rasakan.

mengutip dialog dalam serial Dream High: "Kau pikir apa itu dewasa? Dewasa adalah ketika kau semakin jarang untuk tersenyum dan teratawa". So simple, nyeleneh sih, tapi dapet banget maknanya. Tapi,,, sejujurnya saya tidak begitu setuju dengan kutipan itu. Ketika kita berbicara tentang tersenyum dan tertawa, kita berbicara tentang bahaia kan? dan bagi saya merasakan bahagia itu bukan tentang saya menjadi dewasa dan menua, tapi... tentang kedewasaan pemikiran untuk tetap bisa memperjuangkan rasa bahagia.

Tetap menjadi bahagia walau banyak hal tentang "kenyataan" yang tidak sesuai dengan espektasi kita

Tetap menjadi bahagia walau (akhirnya) kita sadar lebih banyak kebohongan yang tumbuh disekitar kita

Tetap menjadi bahagia walau kita sadar banyak pilihan hidup yang harus kita pilih tanpa memberikan kita pilihan yang sesungguhnya.


Waktu saya kecil, saya ingin menjadi satu dari anggota power rangers. Masih ingat di kepala saya bahwa hal yang paling saya tunggu di masa kecil saya itu adalah turunnya robot suruhan zordon si ALfa yang mengatakan "Nisa, kamu terpilih menjadi power-ranger ungu!" Hati saya selalu meletup-letup ketika memikirkan itu! Sampai-sampai waktu ke pasar saya merengek untuk dibelikan kaos power rangers komplit dengan topeng dan handy talky-nya! Dan seiring waktu berlalu, saya tahu itu hanya semacam candu imajinasi masa anak-anak. Tak apa. Setidaknya saya masih bisa merasakan rindu untuk masa itu





Tapi... hati saya tetap meletup-letup seiring waktu berganti dan memperjelas bahwa mimpi-mimpi saya hanyalah imajinasi semu, saya tetap memilih untuk bermimpi. Bermimpi menjadi apa saja yang membuat hati saya terus meletup-letup.

Bermimpi untuk menjadi seorang penulis

Bermimpi untuk menghabiskan makan malam di depan Eiffel, Perancis

Bermimpi untuk menjadi fashion designer yang bajunya terjual laris

Bermimpi untuk menjadi legal consultan yang ternama dalam bisnis

Dan beberapa mimpi kecil yang kadang membuat saya tersenyum manis



Walau pupus sudah harapan saya menjadi bagian dari power rangers, atau menjadi bagian dari sailormoon (dari postur tubuh sih udah kjelas gagal, tapi... mau dianggap gila atau tidak, saya waktu kecil selalu berharap kucing saya si meong tiba-tiba bisa berbicara. Kalu usagi punya Luna, setidaknya saya punya Meong!) atau bahkan berteman dengan ultraman dan pergi ke planet ultra,, saya bersyukur Tuhan terus memberikan opsi yang luar biasa banyak untuk saya impikan.




Oiya,,, ini sekedar mimpi-mimpi enggak penting saya sih,,,

Diwawancara di acara Kick Andy!

Ketemu sama Oprah Winfrey

Hahahaha,,, ga penting sih,,, tapi kata teman saya: "Sa, kalau lo punya mimpi, lo kasih tau semua orang tentang mimpi lo! syukur-syukur kalau mereka ngedoain dan banyak yang aminin kan! Draipada mimpi lo pendem sendiri jadi jerawat!"


Benar atau tidaknya, saya belum bisa menjawab. Tapi tidak ada salahnya mencobakan? :)



Love

Annisa Rahmah



1 comment:

  1. Ceritanya bagus mba Ana. Sekarang tinggal menyegerakan untuk melakukan segala bentuk impian besarmu :))

    Semoga berhasil

    ReplyDelete