Monday, February 7, 2011

DPS "Jenie" saya yang luar biasa





Saya memutuskan untuk tidak tidur.


Tidak bisa tidur tepatnya.



Ada satu sosok yang hampir 2 bulan ini mendominasi hidup saya.


Dosen-Pembimbing-Saya.


Malam ini... saya...

aaah... entah apa ya... tapi yang jelas... saya benar-benar sangat amat dan teramat penasaran dengan sosok yang satu ini. belum pernah seumur hidup saya, merasakan penasaran yang hebat kepada seseorang.

Bahkan saya tidak terlalu mengenal beliau. Tapi kenapa ya...

-------------------------------------------------------------------------------------

Diawali keisengan saya mengetik "Prof. Jenie" di google box --> picture. enter

dan keluarlah dua wajah yang sangat miriiiiiip dengan DPS saya, namanya, Prof. Umar Jenie dan Prof Said Jenie Alm.

“Said Djauharsjah Jenie, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT yang juga merupakan salah satu tokoh penting penerbangan perdana pesawat N-250, Jumat (11/7) pukul 07.48, meninggal karena sakit jantung di RS Boromeus, Bandung.” kompas.


cuplikan klog seorang mahasiswa penerbangan:

Pak Said, demikian saya selalu menyebutnya dulu sewaktu masih hobi jadi mahasiswa. Ia memang sosok yang unik dan langka. Guru Besar Aeronautika dan Astronotika ITB itu mungkin satu-satunya orang yang tahu seluk beluk pengendalian pesawat CN-235 dan N-250.




Saya jadi ingat ucapan Bu Warni kalau DPS saya itu mempunyai dua orang adik laki-laki kembar dan salah satunya sudah meninggal. sepertinya beliau yang tersebut di atas adalah adik DPS saya. Luar biasa.


Kata Bu Warni, DPS saya itu berasal dari keluarga yang pintar! jenius bahkan! tapi saya tidak pernah mengira kalau satu keluarga bergelar PROFESOR semua...

Saya tidak tahu, apakah Prof. Dr. Umar Anggara Jenie adalah kembaran dari Prof Said Jenie Alm. tapi kalau dilihat dari foto, nyaris tidak salah.






Dan artikel yang saya temukan tentang beliau:

Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memberi penghargaan Sarwono Prawirohardjo IX 2010 kepada Prof Dr Umar Anggara Jenie MSc Apt dan Dr BRAy Mooryati Soedibyo M Hum pada Hari Ulang Tahun LIPI ke-43 di Jakarta, Senin.

Mantan Kepala LIPI Umar A Jenie mendapat penghargaan di bidang Etika Keilmuwan dan Mooryati Soedibyo di bidang Iptek Jamu dan Kosmetik Tradisional



masih dalam artikel yang sama:

Umar Anggara Jenie, urai Lukman, telah menginisiasi Komisi Bioetika Nasional dan menggolkan deklarasi internasional Universal Declaration on Bioethics and Human Rights serta membawa Pluralisme dan Keragaman Budaya serta Perlindungan Lingkungan, Biosfer, dan Biodiversitas menjadi bagian dari prinsip bioetika yang sebelumnya ditentang.

Dan saya masih menemukan sosok "Jenie" yang lain lagi,

Prof. Dr. Betty Sri Laksmi Jenie



Sampling dalam analisa pangan, termasuk analisa mikrobiologis, merupakan hal penting. Apalagi bila berkaitan dengan keamanan pangan. Dalam manajemen keamanan pangan, pengujian mikrobiologis banyak digunakan dalam kegiatan monitoring/verifikasi hygiene lingkungan, produk dalam proses, dan produk akhir. Menurut Ahli Mikrobiologi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, Prof. Betty Sri Laksmi Jenie dalam Seminar Mikrobiologi yang diadakan oleh PT Sumber Aneka Karya Abadi (SAKA), ketepatan dan reprodusibilitas hasil analisa dipengaruhi oleh metodologi, peralatan, analis, dan juga sampling (sampel yang representatif).



Subhanallah... luar biasa...

lantas siapa sosok perempuan dengan nama "Jenie" yang sama yang menjadi DPS saya saat ini?

Seorang Profesor yang menjadi kakak perempuan dari tiga Profesor yang luar biasa ini?

Sosok yang terlihat sangat pintar, jenius, mandiri, tapi... entahlah... ada sesuatu yang seperti....

saya tidak mau terlalu cepat-dan-sok-tahu untuk menyimpulkan.


Hari ini, saya membawa draft skripsi saya. Siap untuk bimbingan dengan Prof. Jenie, sudah cukup sering saya dimarahi beliau karena keribetan dan kehebohan saya. Gara-gara beberapa kali saya dimarahi, setiap ingin bimbingan saya membaca semua surat Al-Qur'an yang saya hapal dan kadang kalau tiba waktu giliran saya masuk ruangan untuk bimbingan,

saya nangis... *berlebihan memang.

Tapi tidak untuk sekarang. Saya yakin ada rencana Tuhan mengapa beliau yang dipilih menjadi DPS saya. Beliau pasti sosok yang luar biasa. Tapi sayangnya, Pak Prasyad (sekertaris Prof. Jenie) bilang kalau DPS saya itu sakit.


Saya langsung ke bagian persuratan, melihat alamat rumah beliau. Skripsi bisa nanti, yang saya tahu saya ingin menjenguk beliau. Sampai akhirnya saya terdiam dan sadar, ada perasaan yang sulit untuk saya jelaskan.


Kenapa saya begitu sedih mendengar beliau sakit?

Sayangnya, penyakit "buta-arah-saya" benar-benar memupuskan semuanya. Saya mencoba sms beliau, tapi tidak deliverd , saya hampir putus asa,,,

Tapi saya masih punya Tuhan untuk memnjatkan doa... jadi... saya harap, Tuhan baca Blog saya malam ini:

Ya Allah... Tuhan yang Maha Baik sejagad raya alam semesta... Beri kesembuhan untuk DPS saya... beri beliau kekuatan, kesehatan dan kebahagian akan cinta orang-orang disekeliling beliau. Tanggal 1 Februari kemarin beliau ulang tahun Ya Allah... pasti Prof. Jenie punya "wish" jadi tolong dikabulkan ya wish-nya Prof Jenie.



Ya Allah, Tuhan yang Maha Bijaksana,, izinkan hamba untuk membanggakan beliau dengan skripsi Nisa. Enggak apa-apa deh Nisa dimarahin terus... asal bisa ngebanggain beliau di akhirnya.


Ya Allah... Nisa pengeeeen banget meluk Prof Jenie kalau udah wisuda, tolong Tuhaaaan... tolong Nisa biar enggak terus-terusan buat Prof. Jenie marah..., jadikan Nisa mahasiswa bimbingan beliau yang pantang menyerah dan selalu berusaha melakukan yang terbaik.

Tuhan,,, beri kehangatan ketika ada "dingin" yang dirasa oleh Prof. Jenie. Beri kemudahan ketika ada "sulit" yang ia rasakan. Beri keamanan ketika ada "ketakutan" untuknya. Buat beliau tersenyum setiap hari Tuhan...

Tolong kabulkan do'a Nisa...

Klupaan Tuhan, satu lagi... Semoga bulan Mei nanti, Nisa bisa bener-bener bisa diwisuda dan bisa meluk beliau.

AMIN.




07-02-2011.


Semoga nanti ada berita di koran yang isinya:

Annisa Rahmah, S.H. telah menyusun sebuah skripsi yang berjudul Perbandingan Waris KUHPerdata Barat dan Hukum Waris Islam Dalam Sistem Hukum Perdata Indonesia yang juga merupakan bimbingan Prof. Dr. Siti Ismijati Jenie, S.H., CN.

4 comments:

  1. dear Nisa,
    terharu saya membaca artikel anda, tisak terasa air mata saya bahkan menetes..yang saya hormati prof Jenie adalah DPS kurang lebih 25 thn yang lalu..sosok yang sangat saya kagumi dan hormati, selama masa kuliah saya di fh ugm..rasanya beliaulah satu satunya sosok dosen yang kepadanya saya bisa dekat dan bwrtukar pikiran dengan sangat nyaman..saya dulu acap kali membawakan beliau novel berlatar cerita ttg hukum..tiba tiba saya rindu pada beliau..semoga beliau diberikan kehidupan yang penuh sengan rahmat dan berkah Allah swt

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Mas Seno...
      Lama ga buka Blog tiba-tiba baru sadar kalau ada comment dari Mas Seno...
      Mas Seno berarti mahasiswa yang pintar,, beda sama saya, selalu kikuk, suka salah ini-itu, terus suka nangis... hahahha

      Alhamdulillah kalau tulisan ini bisa jadi jalan silaturahim "mantan" mahasiswa bimbingan Prof. Jenie ya..

      Delete
  2. Dear Nisa, saya ponakan budhe Prof.Ismijati Jenie. Tks ya atas doa2mu juga doa pak Seno Edhie utk budhe Yayu kami. Doa yg sama dan penuh kebaikan utk kalian. Aamiin YRA.
    Sekedar koreksi ringan, benar jika budhe kami punya adik kembar laki2 dan profesor semua. Prof Umar baru saja wafat pd tgl 26 januari 2017. Budhe Yayu masih punya satu lagi adik laki2, yaitu ayah saya, Muhammad Naharuddin Jenie, seorang dokter Neurolog di RS.Kariadi Semarang. Ayah saya adalah kakak dari prof Umar dan prof Said. Sedangkan Prof. Betty adalah istri dari Om kami (sepupu prof Ismijati Jenie) yaitu Andi Jenie. Nama Jenie adalah nama keluarga besar kami, tepatnya nama Eyang kakung prof Ismijati Jenie, yg mana eyang buyut kami tsb memiliki 21 putra putri. Jadi bnyk skl yg memakai nama Jenie. Salam sukses utkmu ya Nisa, smoga cita-citamu tercapai dan mjd sarjana hukum yg membanggakan Prof Ismijati Jenie.

    ReplyDelete
  3. Hallo Natya... (semoga umur kita seumuran)

    Eh saya jadi malu tulisan saya dibaca sama Ponakannya Prof. Jenie... hehehe, bener-bener isinya orang pinter semua yaa "Keluarga Jenie"

    Makasih ya do'a nya... Oiya Natya apakah tinggal di Jogja? bagaimana kabar Prof. Jenie? tanggal 30 April nanti insyaAllah mau mengundang beliau ke Nikahan saya, di Jogja...

    ReplyDelete