Tuesday, November 24, 2009

memahami untuk mewarnai hidup


pernahkah ada seorang manusia yang mencoba untuk menghitung luas dan lebar tiap jengkal dimensi kehidupan? adakah seseorang yang mampu melihat batas-batas hidup yang nantinya bertemu dalam satu titik, sudut kehidupan.

satu titik dimana itu menjadi batas atas harapan dan kenyataan, batas senyum dan air mata, batas cinta dan benci.

tidak ada, saya fikir.

tidak ada seorangpun yang mampu mengukurnya, bahkan melihatnya. bahwa tidak ada batas-batas yang menjadikan 'suatu hal' dalam kehidupan itu menjadi 'sebatas ini' atau 'cukup sebatas ini' karena ketika kita mempercayai, menginginkan, dan mensyukuri, TUHAN akan memberikan apa yang disebut dengan 'anugrah' tanpa batas.

Hidup adalah alur... bukan ruang...

hidup itu mengalir, bukan hanya sekedar memenuhi wadah yang pada akhirnya meluap menjadi hal yang sia-sia--hidup tidak akan pernah menjadi sisa-sia--apapun yang kita lewati, saya percaya itu.

bahwa hidup adalah sebuah cerita,akan ada halaman-halaman yang bercerita tentang suatu hal yang mennyenangkan, dan halaman lain menceritakan suatu hal yang menyakitkan. bab 1 tentang senyuman dan bab 2 tentang kesedihan, begitu seterusnya. halaman demi halaman, bab demi bab kehidupan perlu ditulis dengan ribuan 'rasa' yang pernah dirasakan manusia.

ada saat nya kita bermimpi, berharap, dan menerima kenyataan.

ada saat nya kita menangis, menyeka air mata, dan tersenyum.

ada saat nyan kita jatuh, bankit dan akhirnya berlari.

dan sekarang saat nya kita memaknai hidup itu sendiri. dengan 'warna rasa' yang akan kita pilih dengan sendirinya. menjadi pelangi. atau sekedar mewarnai.


-tulisan iseng-

No comments:

Post a Comment