Saturday, November 21, 2009

CATATAN DITENGAH MALAM



Gue sangat percaya bahwa hidup adalah berkah, rahmat dan apapun istilahnya untuk mengatakan bahwa setiap kehidupan itu indah. Menurut gue, hidup tidak hanya berbicara tentang benar dan salah, hitam dan putih atau baik dan buruk, tidak, hidup tidak sesederhana itu. Oleh karenanya lah kita diberkahi oleh hati nurani dan logika untuk bisa menerima keberagaman pemikiran tentang tiga hal diatas untuk tidak egois mengatakan “gue yang paling benar” dan berakhir dengan mendeskriditkan orang lain yang memiliki penilaian yang berbeda dengan kita. Ada beberapa orang yang menitik beratkan kehidupan dunia dengan bekerja keras dan melakukan kehidupan yang menurut mereka benar, Tidak salah.
Ada beberapa orang yang menitik beratkan kehidupan akhirat walau mereka mengatakan segala sesuatu harus seimbang dan mereka langkahkan kaki mereka dari setiap ajaran yang diajarkan dalam agama mereka, juga tidak salah.
Kita harus sadar, setiap manusia punya jalan fikiran masing-masing untuk menentukan jalan hidup mereka. Menjadi orang yang baik ataupun menjadi orang yang jahat akan selalu ada alasan dibelakangnya, dan jangan pernah menyalahkan atau membenarkan ketika kita tidak atau belum memahami tentang alasan itu.
Gue bisa mengatakan seperti ini karena gue pernah ngerasain gimana sakit nya ketika seseorang yang menurut gue sangat-tidak-berhak-untuk-menilai-gue mengatakan kalau gue bukanlah (katakan saja) golongan orang baik hanya karena gue tidak berpenampilan seperti mereka. Siapa yang peduli dengan penampilan? Hanya orang berotak minimalis yang memberikan justifikasi hanya sebatas dari penampilan!! Itu yang dulu terbersit dalam fikiran gue, namun semakin gue dewasa gue mendapatkan ‘pesan’ apa yang ingin Tuhan bisikan pada gue dari kejadian tadi, bahwa apa yang dilakukan orang yang-sangat-tidak-berhak-untuk-menilai-gue itu tadi jangan sampai gue lakukan ke orang lain. Bahwa setiap manusia harus bisa menghargai pilihan hidup orang lain. Mengingatkan memang adalah suatu hal ‘menjadi kewajiban’ ketika kita tahu apa yang benar, tapi gue yakin ada seribu cara untuk menyampaikan kebenaran dan seribu cara untuk mengingatkan tanpa sebuah ke-akuan yang kuat, tanpa penjustifikasian yang pada akhirnya menyakitkan bagi orang yang diingatkan. Mengapa? Karena kita pun bukan mahkluk yang memiliki kebenaran yang mutlak! Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda untuk saling mengisi bukan untuk saling menyegmentasi dengan idealisme masing-masing pribadi atau golongan. Entahlah, tapi menurut gue tidak ada manusia yang paling pintar atau lebih pintar. Karena selama ini gue banyak belajar dari beragam macam orang yang banyak dinilai oleh orang lain kalau mereka tidak pintar. Salah!! Semua orang punya kepandaian di tempatnya masing-masing dan memiliki kekuarangan di tempatnya masing-masing, jadi tidak ada alasan untuk mengatakan kalau ‘gue lebih pinter daripada lo’ dan menjadi pembenar bagi kita untuk mendikte kehidupan orang disekitar kita karena mereka menjalani hidup dengan cara yang berbeda dengan kita. Jangan. Karena dengan seperti itu, kita menutup kesempatan kita untuk belajar dari kehidupan orang lain.

Entahlah, kenapa tiba-tiba gue menulis catatan seperti ini. Mungkin, ada semacam ketakutan apa yang gue rasakan dengan si orang-yang-sangat-tidak-berhak-untuk-menilai-gue itu terulang kembali.


Yogyakarta, 4 agustus 12.59AM

No comments:

Post a Comment