Saturday, April 11, 2015

HAL YANG PERLU DITULIS KARENA SAYA PELUPA

Baiklah, tulisan kali ini adalah rangkuman tentang apa-apa saja yang saya pelajari dalam satu bulan ini mengingat saya adalah orang yang sangat pelupa. Dimulai dari hal-hal yang saya baca, dari film-film yang saya tonton dan orang-orang yang saya temui.

Ada tiga buku yang saya tamatkan dalam beberapa waktu belakangan ini: Dilan, Sabtu Bersama Bapak dan How to Win Friends. Baiklah, mari kita mulai dengan buku pertama dan hal apa yang bisa saya pelajari dari buku ini

DILAN


Buku ini saya beli atas rekomendasi sahabat saya, Desy Eka. Tapi kalau boleh jujur, hal yang kemudian membuat saya semakin penasaran dan akhirnya membeli buku ini adalah saat saya membaca biografi penulis di belakangnya. Begini tulisannya:

Pidi Baiq mengaku sebagai imigran dari Sorga yang diselundupkan ke Bumi oleh ayahnya di Kamar Pengantin dan tegang. Di Bumi, kemudian menjadi Iman Besar The Panasdalam...
... tidak suka jus rumput. Pernah lapar, pernah ngantuk, tapi alhamdulillah semuanya bisa diatasi”


Gila! Dalam hati saya saat membaca sampul belakang buku. Saya tersenyum, dan penasaran tulisan macam apa yang bisa ditulis manusia gila macam ini.

Dan yup! Potongan biografi (kalau boleh saya sebut) asal tadi ternyata cukup mewakili isi cerita buku DILAN ini. Berkali-kali saya senyum-senyum sendiri membaca tulisannya. Saya tidak akan menuliskan tentang apa buku DILAN bercerita karena jauh lebih baik kalian membacanya sendiri, tapi bagi saya, isi buku ini segar dan menghibur. DILAN adalah nama tokoh yang diceritakan dalam buku ini, dan saya sebagai perempuan bisa menjamin, mungkin tidak ada lebih dari 10 laki-laki di nusantara ini yang punya gaya merayu dan menarik perhatian perempuan dengan pola pikir DILAN.
Jadi... buat para lelaki yang butuh refrensi buat PDKT sama perempuan, bisa baca buku DILAN. *kedip manja*


Sabtu Bersama Bapak


Buku yang konon kata beberapa teman “sedih”, menurut saya justru sangat menghibur dan penuh pesan moral tentang bagaimana kita bisa melihat sebuah hubungan pernikahan lebih luas. Paling tidak, dengan membaca buku ini saya bisa mengerti bahwa salah satu hal penting yang harus dimiliki seseorang yang akan menikah adalah kesadaran atas tanggungjawab dan kewajibannya dalam sebuah hubungan pernikahan atau keluarga.

Bagi saya buku ini memberikan sudut pandang baru bagi saya seorang perempuan bahwa hal yang penting dalam memilih pasangan adalah dengan mengetahui visi seorang laki-laki. Bahwa saat memutuskan untuk menikah maka pastikan masing-masing dari pasangan memiliki tujuan dan rencana yang jelas tentang apa yang mereka inginkan untuk pernikahannya.
Di buku ini secara eksplisit juga memberikan wawasan bahwa dalam sebuah pernikahan diperlukan kompromi-kompromi karir antara suami dan istri. Bagaimana saling berbagi peran dalam mengurus dan mendidik anak-anak. Berkeluarga lebih mirip dengan Bekerjasama, saya pikir.

Anyway, kalau boleh curcol, saya suka banget sama salah satu tokoh di buku ini: Cakra. Kenapa suka? Karena lewat tokoh ini, penulis menyampaikan pemikirannya tentang hal-hal yang penting untuk dipersiapkan para lelaki sebelum ia memutuskan untuk menikah, dan saya sebagai pembaca perempuan, berterimakasih untuk hal ini. :)
Saya sangat merekomendasikan bagi kalian semua untuk membaca buku ini

How to Win Friends and Influence People in The Digital Age



Buku ini cukup menarik dan tebal bagi saya. hahahha.

Kesimpulan yang bisa saya simpulkan dari buku ini adalah bahwa dibutuhkan keterikatan personal saat membangun sebuah hubungan apapun, tidak hanya pertemanan, tapi bisnis, pekerjaan, dan hubungan di dalam masyarakat lainnya. Buku ini menerangkan bahwa Digital Age memberikan ekses hubungan manusia satu dengan manusia lainnya kehilangan ke-“intim”-an nya. Hubungan yang dijalin dengan mengedepankan kepentingan para pihak tidak akan pernah seberhasil hubungan yang dijalin atas kedekatan personal yang tulus. Karena pada dasarnya, bahkan seorang presiden pun lebih ingin dicintai dsebagai dirinya bukan sebagai seorang presiden. Sederhananya seperti ini, ketulusan itu adalah ketika kita diterima, kita dicintai dan kita dihargai karena kita sebagai invidu, bukan karena kita sebagai pemangku posisi jabatan tertentu.

Semua orang ingin dicintai dengan tulus. Kuncinya adalah SEMUA ORANG, bukan hanya kita. Sehingga buku ini menuliskan bahwa dalam membangun sebuah hubungan yang baik, kita tidak boleh egois hanya memikirkan diri kita sendiri. Belajarlah untuk memberikan sesuatu kepada orang lain terlebih dahulu dibanding mengharapkan sesuatu dari orang lain. Belajarlah menyadari bahwa kehidupan orang lain JUGA penting untuk dihargai.

Kalau saya pribadi, saat kita ingin mendapatkan suatu hal dari orang lain, maka hal yang bisa saya lakukan adalah menberikan hal tersebut terlebih dahulu kepada orang lain. Misalnya, saya ingin perhatian yang lebih dari seseorang, maka, alih-alih saya mengatakan kepada orang tersebut, “saya ingin kamu lebih perhatian sama saya”, lebih baik hal yang saya lakukan adalah memberikan perhatian lebih besar daripada biasanya terlebih dahulu kepada orang tersebut. Karena pada bagi saya, manusia mempunyai kecendrungan untuk memberikan sesuatu berdasarkan apa yang telah mereka terima.
Cobalah untuk melihat seseorang dari keunikan dirinya sebagai individu tunggal yang hidup di bumi. Melihat setiap orang adalah mahkluk yang spesial, yang pantas untuk didengar dan dipahami. Itu cara terbaik untuk menghargai seseorang menurut saya.

Love people and they will love you back

***

Sekarang, saya akan bercerita tentang film yang saya tonton. Ada beberapa film sebenarnya, tapi ada dua film yang paling menarik bagi saya.


LOVE, ROSIE


Tema besar film ini FRIENDZONE. (permisi, saya boleh ketawa sebentar ya... “hahahahha”)

Dengan tema sefamiliar ini maka tidak penting untuk saya menceritakan detil bagaimana alur ceritanya. Tapi hal menarik yang bisa saya dapat dari film ini adalah bahwa kekosongan hati yang dimiliki oleh masing-masing orang pada akhirnya akan diisi oleh seseorang yang memang tercipta untuk memahami kita dengan cara yang sederhana.

Dalam cerita ini, Alex (Eum,, kalau saya tidak salah, nama tokoh laki-laki utamanya adalah ALEX, kalau salah maaf ya, shortterm memory banget nih saya ;p ) memiliki kebiasaan bermimpi menjadi sebuah benda. Ketika kecil, Alex bercerita kepada Rosie bahwa ia bermimpi menjadi paperclip. Rosie tertawa mendengarnya, dan Rosie mengatakan bahwa itu bukanlah masalah besar. Alex meminta Rosie untuk tidak memberitahukan kepada orang lain soal keanehan yang dia miliki, dan Rosie selalu menjaga rahasia itu dengan baik.

Oleh karena alam semesta belum mengizinkan Alex untuk bersama dengan Rosie, dan kemudian Alex berusaha untuk “mengobati” hatinya dengan memacari wanita tercantik dan terpopuler di kampusnya, suatu malam Alex bercerita kepada pacarnya itu,”Honey, tadi malam aku bermimpi menjadi anak panah”. Dan seketika pacarnya merespon negatif dengan menyuruh Alex menemui Psikolog karena kemungkinan Alex memiliki masalah kejiwaan. Saat itu Alex merasa bahwa pacarnya memberikan respon yang tidak menyamankan hatinya, kemudian ia teringat Josie.

Di pinggir jalan, malam hari di bawah lampu Alex me-sms Rosie,
“Hey, kemarin malam aku bermimpi menjadi anak panah” –sent-

Kemudian tidak lama kemudian Rosie membalas,
“Benarkah? Bagaimana rasanya menjadi anak panah? :D “

Lewat adegan ini saya mengambil pelajaran bahwa ketika kita bersama dengan orang yang tepat, ia akan menerima keanehan yang kita miliki tanpa berpikir bahwa itu adalah sebuah keanehan. Akan selalu ada orang yang bisa menerima kita apa adanya dan bahkan melihat kekurangan yang kita miliki sebagai suatu hal yang menarik.


THE PENGUINS OF MADAGASCAR



Saya kasih angka 8 dari 1 s/d 10 untuk film ini. Pinguinnya lucu, ceritanya lucu walau enggak masuk di akalnya itu tak terbantahkan (masa iya ada gurita bisa berubah wujud jadi manusia (“._.) ) tapi banyak banget pesan moralnya!!
Pesan moral pertama yang bisa saya ambil dari film ini adalah:

1. Sebuah pertemanan terjadi karena kita memiliki sebuah pemikiran yang sama. Saling percaya, saling menjaga dan saling menghargai satu sama lain. Menerima kelebihan dan kekurangannya. NO BODY IS PERFECT! Dalam film ini ada empat pinguin yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Skipper : pemimpin tim yang baik, kekurangannya suka lupa dengan nama seseorang, dan Kowalski yang suka membantunya.

Kowalski: pinguins yang pintar dengan segala perhitungan yang akurat, akan tetapi dengan otaknya yang terlalu statistik, terkadang ia memaparkan kemungkina terburuk yang akan terjadi dan sering mebuat down anggota tim yang lain, akna tetapi kekurangannya ini selalu diback-up oleg Skipper yang selalu melihat kemungkinan baik yang akan terjadi walau secara statistik snagat kecil.

Rico : Teknisi yang handal, kekuranganya enggak bisa ngomong dan kemampuan otak di bawah rata-rata

Privat : Tidak memiliki kemampuan khusus, akan tetapi memiliki loyalitas yang tinggi dalam tim.

Dari empat tokoh ini saja penulisnya dengan sangat pintar menyampaikan pesan bahwa dalam sebuah tim kita tidak bisa menuntut kesempuarnaan atau menuntut hal yang sama bagi setiap anggota. Yang perlu dilakukan adalah menghargai kontribusi yang diberikan setiap anggota dalam bentuk apapun dan sebagai pemimpin harus mampu mensinergikan kelebihan maupun kekurangan yang ada di setiap masing-masing individu.

2. Skipper is my favorit penguin!! Skipper di film ini menggambarkan pemimpin tim yang selalu bisa melihat hal positif di segala keadaan. Adegan favorit saya di awal film ini adalah ketika Skipper bertanya kepada Kowalski kemungkinan apa yang bisa terjadi kepada mereka yang sedang terombang-ambing di atas bongkahan es di tengah samudra? Kowalski menjawab, “90 persen kita kan terombang-ambing entah sampai kapan di tengah samudra ini, Skipper!” , lalu Skipper melanjutkan pertanyaan, “Lalu bagaimana 10% sisanya?”, Kemudian Kowalski menjawab, “10% sisanya adalah kita sedang menuju perjalanan yang mengagumkan dan tidak terbayangkan!”, kemudian Skipper menjawab, “Baiklah, kita ambil yang 10% itu!”.

Banyak pesan moral yang disampaikan lewat tokoh Skipper. Skipper adalah contoh pemimpin yang selalu menghargai anggota timnya, sekecil apapun kontribusi yang mereka berikan. Skipper selalu berusaha untuk meyakinkan setiap teman-temannya bahwa mereka diperlukan dalam tim ini. Skipper juga memberikan pelajaran bahwa seorang pemimpin kelompok harus mampu mengambil keputusan yang tepat dan cepat dan membangun kepercayaan setiap anggotanya bahwa MEREKA BISA!.
Skipper juga sosok yang tidak egois, bagaimanapun, keselamatan teman dalam timnya adalah hal terpenting. Dia bisa menurunkan egonya saat bertemu dengan tim North Wind dan membiarkan dipimpin oleh Anjing Kutub yang lagi-lagi saya sudah lupa siapa namanya. Maaf.

3. Sangat banyak quotes menarik dalam film ini. Salah satunya adalah ketika Privat bertanya bagaimana bentuknya sekarang?, Kowalski menjawab “kau seperti monster” (ini karena Kowalski memang selalu mengatakan sesuai apa yang ada di kepalanya), kemudian Skipper memotong, “Lihatlah, tidak penting bagaimana penampilanmu saat ini, tapi lihatlah betapa mengagumkannya apa yang sudah kau perbuat, Privat!”. Itu adalah satu dari beberapa quotes yang saya suka. Karena saya selalu percaya kita sebagai mahkluk, manusia lebih tepatnya, akan dihargai akan dinilai dari apa yang kita lakukan bukan dari bagaimana kita terlihat.

Intinya... Film ini recommended banget untuk ditonton!!

Okey, karena sudah terlalu panjang, maka tulisan tentang hal-hal yang saya dapat dari orang-orang yang saya temui dilanjut ditulisan berikutnya ya,,, semoga tulisan ini bisa memberikan refrensi bacaan dan tontonan untuk kalian. 

No comments:

Post a Comment