Saturday, May 28, 2011

To The Sky



Bagi saya: Tuhan berahasia, karena Ia ingin melihat umatnya berusaha






Kita tidak akan pernah tahu akan menjadi apa dan siapa diri kita di masa yang akan datang. Terkadang, karena ketidak tahuan itu lahirlah dua perasaan dalam bentuk prasangka dalam diri kita; bahwa kita tidak akan menjadi apa-apa dan siapa-siapa, atau sebaliknya di mana kita sangat meyakini satu hal bahwa kita cukup istimewa dan spesial untuk menjadi sesuatu yang berharga dan seseorang yang berarti untuk kehidupan lainnya.

Saya memiliki keyakinan yang sangat kuat, bahwa Tuhan menginginkan setiap jiwa manusia yang ia ciptakan dapat saling berbagi dan memberi dengan jiwa lainnya. Saling melengkapi, dan membuat kehidupan mereka berarti bagi mereka sendiri maupun yang lainnya. Benar, Tuhan merencanakan kita untuk menjadi sesuatu dan seseorang yang berarti.

Hidup itu pilihan. Setidaknya itu pandangan saya tentang kehidupan. Tuhan memberikan kita pilihan; untuk menjadi atau tidak menjadi, untuk melangkah atau menyerah, untuk meyakini atau sekedar mengamini. Karenanya, Tuhan memberikan dan membiarkan kita--manusia--untuk memiliki mimpi.


Sebuah kutipan yang selalu saya yakini dan amini:

"Ketika kita mampu memimpikan sesuatu, maka kita mampu untuk mewujudkannya"

Semua kehidupan diawali dari mimpi dan pengharapan. Rasa percaya akan sebuah kebenaranlah yang pada akhirnya menjadikan alasan kita untuk melangkah ke kanan atau ke kiri. Sebuah keyakinanlah yang pada akhirnya menghapus sebuah ketidakmungkinan, keterbatasan dan kelemahan.



To The Sky. Sountrack dari sebuah animasi yang berjudul Legend Of The Guardians (The Owls Of Ga'Hoole), dan saya pikir ini akan menjadi soundtrack of my life untuk saat ini. Saya belajar banyak dari animasi ini.

" Terbanglah menatap langit. Suatu saat, ketika kalian lelah, semangat kalian hilang karena kalian telah terbang sejauh mungkin, itu berarti kalian telah setengah jalan."

Saya yakin kalian mengerti maksud ucapan ini. Bahwa ada saatnya ketika kita mengejar sebuah pengharapan yang besar dalam hidup ini kita akan terjatuh, merasa lelah akan semua kegagalan atau seringnya terjatuh. Pada akhirnya di satu titik kita akan merasa lemah dan menyangsikan diri apakah kita akan sanggup menuju pengharapan itu. Dan seperti yang saya tulis sebelumnya; akan selalu ada pilihan; menyerah dan kembali ke titik nol atau melanjutkan setengah perjalanan lagi dan sampai pada akhir pengharapan itu--kenyataan akan sebuah mimpi.

Ada beberapa dialog yang saya ingat dalam film ini, tapi mungkin tidak seratus persen sama kata per katanya, namun kurang lebih seperti ini:

" Di hatimu akan ada sebuah harapan. Kau sandingkan dengan mimpi dan nalar. Dan ketika nalar yang menang, maka saat itu kau gagal "

Terkadang kita memiliki sebuah mimpi untuk melakukan atau mewujudkan sesuatu dalam hidup kita. Namun sering kita memunculkan "tapi" di kemudian. Begitupun saya. Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan seorang dosen bimbingan skripsi yang "ternobatkan" sebagai dosen yang paling menyeramkan dan galak. Bimbingan pertama, keduia dan ketiga selalu saja beliau memarahi saya dan sempat saya takut kepada beliau. Tanpa saya menyadari bahwa saat itu saya telah meyakini bahwa dia--dosen pembing saya itu--adalah sosok yang mengerikan. Bersyukur saya dikelilingi teman-teman yang selalu mengingatkan dan menasihati. Saya disarankan untuk merubah mindset saya terhadap beliau. Segalak apapun dosen saya, ia juga manusia. Ia manusia yang butuh perhatian, penghormatan yang wajar dan penilaian yang positif. Singkat cerita, semua berubah 180 derajat. Beliau adalah wanita yang menyenangkan dan penyayang. Betapa senangnya saya ketika beliau yang menghubungi saya untuk bimbingan skripsi--suatu hal yang saya dan teman-teman kebanyakan mustahil. Betapa bahagianya saya ketika beliau menghubungi saya dan mengucapkan selamat atas kelulusan dan wisuda saya. Hal yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya.
Beberapa bulan yang lalu, nalar saya memprediksi bahwa dengan latar belakang dan status beliau, saya pasti akan gila menyusun skripsi saya. Tapi akhirnya, saya memilih untuk memenangkan keyakinan saya bahwa nalar saya salah. Dan itu terbukti.



Lagu dan film ini benar-benar menginspirasi saya. Bahwa setiap kondisi memang akan selalu seperti koin yang mempunyai dua sisi. Akan selalu ada kegagalan dan keberhasilan. Ketika kita memilih untuk menghindari kegagalan, tanpa kita sadari kita pun menghindari keberhasilan.

Jangan takut bermimpi. Jangan takut terjatuh. Jangan takut melangkah untuk mencoba. Tidak ada kemustahilan ketika kita meletakan Tuhan di dalam hati kita.

Seperti yang dinyanyikan dalam lagu ini:

So bid the forest floor goodbye, as you brace the wind and,
Take to the sky... you take to the sky...

No comments:

Post a Comment