Thursday, April 17, 2014

tentang kita yang tidak tahu apa-apa :)

17 April 2014

Hari ini saya mendapat pemahaman baru tentang kehidupan.


bahwa sesungguhnya, kita tidak pernah tahu sebanyak hal yang kita rasa tahu

Ya. Kita tidak pernah cukup tahu tentang hal-hal yang kita anggap tahu;
Tentang apa yang seharusnya kita dapat dan kita berikan,
tentang apa yang seharusnya kita ingat dan kita lupakan,
tentang apa yang seharusnya kita jaga dan kita biarkan,
tentang apa yang seharusnya kita lakukan dan kita tinggalkan,

Iya, kita sesunguhnya tak pernah benar-benar tahu tentang seharusnya...

Karena sesungguhnya tak pernah ada kata seharusnya... di dalam hidup yang terlalu penuh dengan rahasia

Seperti mereka, sayapun tak tahu apa-apa

Kita tidak pernah terlalu paham dengan semua rahasia yang bahkan sering tak kita sadari sebagai sebuah rahasia,
kita terlalu angkuh menilainya dengan benar dan salah. Terlalu angkuh dengan menilainya lewat kata seharusnya...

Hari ini saya paham,

mungkin memang lebih baik kita belajar untuk menerima. Belajar untuk menikmati. Belajar untuk tidak terlalu angkuh dengan ketidaktahuan kita yang manusiawi ini.

Kita sesungguhnya tidak tahu apa-apa tentang tebak-tebakan nasib kita
Kita sesungguhnya tidak paham apa-apa tentang harapan-harapan liar kita

Katanya, banyak sisi kehidupan yang tak cukup mampu kau lihat dengan dua matamu... ada banyak ketidaktahuan yang bahkan tidak kau sadari. Bukan karena kau bodoh, tapi karena memang seharusnya kita hidup dengan cara seperti ini. Ini tentang hal-hal manusiawi. Ini tentang keterbatasan yang hakiki. Karena sesungguhnya.... memang ada hal-hal yang akan lebih baik kita tak tahu. Jangan tanya mengapa. Karena tidak semua hal harus dimengerti, kadang yang harus kita lakukan hanyalah menerimanya.

Hidup itu tentang ketidakpastian.
Ketidakpasatian karena ketidaktahuan.
Ketidaktahuan karena keterbatasan.
Keterbatasan karena ketidaksempurnaan.
Ketidaksempurnaan karena kita bukan Tuhan.

Ya, ada saatnya kita membiarkan ketidaktahuan kita tentang masa depan dengan sekedar menerima dan percaya. Kemudian menggenapinya dengan nama 'Tuhan'

No comments:

Post a Comment