Sunday, June 19, 2011

Allah tidak pernah bohong :)



Cerita ini sederhana, tapi mungkin akan merubah jalan pikiran kalian.

Cerita ini base on true story, pengalaman sahabat baik saya. Cerita yang semakin membuat dia dan saya tentunya percaya bahwa kami hanyalah manusia.


Tahun 2009

Di kamar tidur saya, kami berempat (bersama eka dan cita)saling melepas rindu dan cerita setelah kurang lebih dua tahun kita berpisah. Inilah alasan kenapa perempuan suka sekali menghabiskan waktu dengan mengobrol dan berkumpul. Karena saat kami berkumpul, saat nya kami belajar dan saling bertukar pengalaman. Dan di sini cerita Audi dimulai (dengan beberapa penyesuaian krn saya agak lupa kata per kata yang diucapkan oleh Audi)...


***


Lo tau ga, gimana gue sedih dan kecewa ketika gue ga bisa dapetin universitas negeri. Dua kakak gue, dua-duanya kedokteran universitas swasta yang biaya kuliahnya kalian tau sendirilah seperti apa... Awalnya gue kecewa dan marah sama Allah; kenapa sih ya Allah, padahal saya sudah berusaha sekuat tenaga, berdoa juga, tapi kenapa Kau tidak izinkan hamba meringankan keluarga hamba untuk mendapatkan universitas kedokteran negeri....

Sampai akhirnya di semester dua ini, nyokap gue nelepon gue; "Di... tahun ini adek mu masuk kuliah, kalau nanti kamu cuti dulu enggak apa-apa ya..." Yah kalian pasti tau kan maksudnya apa... mana sanggup gue jawab "enggak", gue ngertilah gimana kondisi keuangan keluarga gue.

Saat itu, gue bener-bener dalam kondisi terpuruk seterpuruknya. udah jauh dari keluarga, dan gue udah mikir apa gue bisa ngelanjutin kuliah kedokteran gue. Saat itu gue solat, sedikit menggugat Allah, kenapa cobaan ga berhenti-henti menimpa gue. Dalam doa gue, gue mohon pertolongan buat keluarga gue, dan mohon segera ditunjukan kebaikan dari semua ini, karena saat itu gue masih sangat yakin, disetiap kesulitan pasti ada kemudahan.

Akhirnya gue jalan keluar asrama mencari udara segar, dan menemukan sebuah poster mengenai lomba karya ilmiah bidang kedokteran. Iseng-iseng, gue catat informasinya dan saya mulai menyusun karya ilmiah, siapa tahu ini menjadi jalan ikhtiar gue untuk keluar dari masalah keuangan keluarga gue.

Lo tau gue bukan siswa yang terlalu pinter, tapi enggak tahu kenapa ada semangat dalam diri gue untuk menyelesaikan karya ilmiah. Saat itu gue coba berbaik sangka kepada Allah, siapa tahu di mata Allah, usaha gue masih kurang...

Selain usaha, gue juga persering solat malam dan duha... setiap gue gelisah, gue coba untuk membaca Al-Qur'an... gue yakin ada rencana Allah di balik ini semua..

Singkat cerita. Karya ilmiah gue masuk final. Dan gue mahasiswi satu-satunya yang berasal dari universitas swasta... Dekan gue datang saat itu dan sia bertanya kenapa gue enggak bilang ke pihak fakultas kalau mengikuti acara lomba ini. Alhamdulillah setelah gue jelaskan alasan gue juga tentang kesulitan keuangan keluarga gue, beliau memaklumi dan kata beliau, beliau bangga dengan pencapaian ini.

Nisa, Eka, Cita... Lo tahu apa yang gue dapet setelah itu... beberapa menit kemudian pak dekan menghampiri gue, lalu bilang ke gue : Audi... tadi Pak Rektor nelepon saya, dia bangga dan berterimakasih kepada kamu... sebagai hadiah,, kamu berhak mendapatkan beasiswa universitas, artinya kamu bebas biaya kuliah sampai kamu lulus Di...

Dan saat itu juga gue nangis... tangan gue bergetar dan secepat mungkin gue melakukan sujud syukur... Pertolongan Allah itu memang datang lewat jalan yang tidak terduga!!

SEmenjak saat itu gue yakin... Allah enggak pernah meninggalkan gue. Memang cuma Allah tempat sebaik-baiknya kita meminta Sa, Ka, cIT...

Dan kalian harus tau cerita gue tentang keajaiban "Bismillah". (Saya, Cita dan Eka semakin memasang telinga)

Waktu itu..., Audi mulai bercerita, Gue lagi mau menghadapi musim ujian... So, kita diizinan pulang beberapa hari buat nyiapin diri. Pulang ke rumah, gue ga bisa belajar sama sekali... kenapa, karena saat itu nyokap gue sakit... dua kakak gue lagi koas, adek gue 22nya sekolah, cuma gue yang bisa ngejaga dan ngerawat nyokap... bahan kuliah sama sekali belum tersentuh. Mau mulai belajar juga enggak pernah masuk. Alhamdulillah, satu hari sebelum balik ke asrama, nyokap gue sembuh, jadi gue agak tenang untuk ngikut ujian. Tapi tetep aja gue belum belajar....

Beberapa jam sebelum ujian dimulai, gue putar otak... bagaimana caranya gue cari perhatian ke Allah, daripada cari perhatian ke orang kan Sa? (gue mengangguk). Gue coba solat malam, sebelum ujian di mulai gue solat Duha,,, habis solat Duha gue mulai membaca slide kuliah... sedangkan teman-teman yang lain sudah belajar dari buku refrensi lain...

belum sempat slide gue selesaiin,,, Waktu ujian sudah datang. Waktu gue baca soalnya, gue udah enggak bisa panik... gue PASRAAH Sa, Ka, Cit!! Tangan gue sempet gemetar nulis jawaban. Mata Kuliah itu mata kuliah sakral yang banyak orang ngulang 2 atau sampai 4 kali...

Pasrah, bukan berarti nyerah... gue sudah berusaha dan gue akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan ujian ini, Lo tau usaha apa yang gue lakuin? (kami bertiga menggeleng masih dengan wajah terhipnotis). Setiap gue memulai menjawab dari nomor satu ke nomor yang lainnya... gue enggak pernah lupa bilang "bismillahirahmanirrahim", itu terus gue lakuin sampai kertas ujian gue terisi semua.

Sa... Eka... Cita... setelah nilai keluar, ternyata Nilai gue adalah nilai 3 tertinggi di angkatan gue!! Subhanallaaaahhh...

Lagi-lagi gue sadar bahwa Allah itu Maha Berkehendak... setelah itu banyak sih suara sinis tentang gue... mereka bilang gue pura-pura bilang enggak belajar biar dikira belum siap... padahal Demi Allah kesempatan gue belajar cuma satu hari sebelum ujian dan sehabis Duha... semuanya datang berkat pertolongan Allah...

Tapi... satu waktu gue mendapatkan semua jawaban atas keanehan dan kejanggalan gue ini... Bahwa:

Mengenai wajib seorang anak berbakti kepada orang tua, Allah berfirman di dalam surat Al-Isra’ ayat 23-24.


“Arti : Dan Rabb-mu telah memerintahkan kpd manusia janganlah ia beribadah melainkan ha kpdNya dan hendaklah beruntuk baik kpd kedua orang tua dgn sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari kedua atau kedua-dua telah berusia lanjut disisimu maka janganlah katakan kpd kedua ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya” [Al-Isra : 23]

“Arti : Dan katakanlah kpd kedua perkataan yg mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap kedua dgn penuh kasih sayg. Dan katakanlah, “Wahai Rabb-ku saygilah kedua sebagaimana kedua menyaygiku di waktu kecil” [Al-Isra : 24]

“Arti : Dan sembahlah Allah dan janganlah menyekutukanNya dgn sesuatu, dan beruntuk baiklah kpd kedua ibu bapak, kpd kaum kerabat kpd anak-anak yatim kpd orang-orang miskin, kpd tetangga yg dekat, tetangga yg jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya, sesungguh Allah tdk menyukai orang-orang yg sombong dan membanggakan dirinya” [An-Nisa : 36]

“Arti : Dan Kami perintahkan kpd manusia agar berperilaku baik kpd orang tuanya, ibu telah mengandung dalam keadaan lemah yg bertambah lemah dan menyapih dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kpd-Ku dan kpd kedua orang tuamu. Ha kpd-Ku lah kalian kembali” [Luqman : 14]

“Arti : Dan jika kedua memaksamu mempersekutukan sesuatu dgn Aku yg tdk ada pengetahuanmu tentang Aku maka janganlah kamu mengikuti kedua dan pergaulilah kedua di dunia dgn cara yg baik dan ikuti jalan orang-orang yg kembali kpd-Ku kemudian ha kpd-Ku lah kembalimu maka Aku kabarkan kpdmu apa yg kamu kerjakan” [Luqman : 15]


Yang intinya:

Allah berjanji akan memuliakan umatNya yang memuliakan kedua orangtuaNya, Sesungguhnya Allah pasti menepati janjinya. SEbaik-baiknya tempat meminta adalah Allah SWT. Ingat dan pahami itu Kawan! :)


PS: Audi selalu jadi sahabat, saudara yang selalu menginspirasi hidup saya

Friday, June 17, 2011

Kekuatan Terkadang Hadir Dari Sebuah Kekurangan




Tulisan ini sudah lama ingin saya publishkan di blog saya, kenapa, karena saya tidak ingin isi dari tulisan ini hilang dari kehidupan saya. Ini penting. Sangat berharga. Untuk saya pahami dan pelajari, serta untuk saya bagi.

Selamat menikmati...

Menemukan buletin MAHKAMAH (Buletin bulanan Fakultas Hukum UGM)edisi kedua di masa jabatan saya dan teman-teman angkatan saya. Saya tersenyum memandang buletin yang bercover wajah manusia ternakal (dalam arti sebenarnya) angkatan 2007 FH UGM. Saya membolak balik-balik dan menemukan banyak coretan kesalahan ketik atau penggunaan istilah dalam tata bahasa yang saya gunakan dalam tulisan. Kempampuan saya sebagai editor memang masih sangat harus diasah dan dikembangkan. Sampai akhirnya saya menemukan sebuah tulisan dalam rubrik "POTRET", saya menmbaca lagi kalimat demi kalimatnya... dan saya tersenyum...
dalam hati saya berucap: Banyak orang harus membaca tulisan ini!


SEBUAH KEYAKINAN YANG MENGUATKAN
(Di saat manusia menjadi kuat karena sesuatu yang tidak ia miliki)




“Ahmat, S.H” inilah panggilan seorang muda Sumatra yang memiliki nama lengkap Ahmat Fauri, S.H. Ahmat terlahir sebagai anak ketujuh dari tujuh bersaudara, enam kakaknya sudah terlebih dahulu meninggal dunia. Sosok kelahiran tahun 1983, Serdang, Bedagai Sumatra ini sedang dalam proses menamatkan studinya sebagai mahasiswa Magister Fakultas Hukum UGM.

Terlahir dengan kondisi tubuh di mana banyak orang menganggap “kurang beruntung”, Ahmat mencoba untuk menerima dengan bersyukur. “Dalam bahasa medis penyakit ini disebut dengan Tetra Amalia, didefinisikan sebagai kegagalan atau tidak terbentuknya anggota badan baik sebagian maupun keseluruhan” jelasnya.

Cerita dimulai ketika Ahmat berumur enam tahun. Ia didaftarkan kedua orangtuanya ke sebuah Sekolah Dasar di Sumatra Utara. Sayangnya pihak sekolah terlalu melihat Ahmat sebagai sosok yang “berbeda” dan membuat keputusan untuk menolak Ahmat sebagai murid di sekolah itu. Tak patah arang, pada tahun kedua, orangtuanya mendaftarkan kembali Ahmat di sekolah yang sama, namun kembali ditolak oleh pihak sekolah. Kegigihan orangtua Ahmat terus terjaga sampai pada tahun ketiga di mana akhirnya pihak sekolah menyetujui dan menerima Ahmat sebagai siswa dengan syarat. Syaratnya adalah apabila Ahmat tidak bisa mengikuti pelajaran pada caturwulan pertama maka ia tidak dapat melanjutkan sekolah.


Tak disangka, Ahmat menorehkan prestasi yang luar biasa. Pada caturwulan pertama Ahmat berhasil menjadi juara kelas, (syarat terpenuhi) karena prestasinya ini Ahmat diizinkan untuk terus bersekolah dan menamatkan pendidikan sekolah dasarnya di sekolah tersebut. Tidak hanya pada caturwulan pertama, selama ia mengenyam pendidikan di sekolah dasarnya, ia sukses membuktikan kepada pihak sekolah bahwa ia memang pantas diperhitungkan bahkan dijejerkan di antara anak-anak berprestasi. Dari prestasi sekolah Ahmat yang membanggakan ini, kedua orang tua Ahmat semakin yakin dan terus termotivasi untuk melanjutkan pendidikan anaknya ketingkat yang lebih tinggi sampai akhirnya pada jenjang perkuliahan.

Singkat cerita, Ahmat pun meraih gelar sarjananya dari Universitas Islam Negeri Sumatra Utara. Kesedihan merundungi saat ia harus menerima kepedihan atas kehilangan ayahnya menjelang detik-detik wisudanya sebagai seorang sarjana hukum.

Setelah kelulusan, Ahmat berniat untuk meneruskan cita-cita melanjutkan pendidikannya di Universitas Gadjah Mada. Masih dalam rasa kehilangan atas meninggalnya sang ayah, ia hijrah ke Kota Pelajar di Pulau Jawa. Di Yogyakarta ia menghimpun mimpinya dan bertekad untuk meraih pendidikan di sana dan melupakan semua keterbatasan fisiknya. Semua itu tidak pernah bisa menjadi alasan baginya untuk mundur dari segala impian.

Pada proses pendaftaran Magister FH UGM, Ahmat mengaku tidak mengalami kesulitan atau masalah yang berarti atas keterbatasan fisik yang ia miliki. Padahal pada waktu itu terdengar kabar bahwa UGM memberlakukan syarat kesehatan bagi mahasiswa baru. Dan akhirnya Ahmat pun diterima sebagai mahasiswa Magister di Fakultas Hukum UGM pada tahun 2007 jurusan Hukum Pidana.

Semua berjalan sesuai harapan dengan semua ketangguhan dan harapan yang ia punya. Sampai pada tahun 2008, lagi-lagi ia harus menguatkan hati atas kematian sang bunda. Saat itu juga ia mengambil cuti kuliah dan pulang ke kampung halaman. Kebimbangan dan depresi yang sangat menyerang batinnya. Ia sadar saat itu ia sebatang kara. Tidak ada saudara. Ayah dan ibu pun kini tiada. Beruntung ia memiliki teman yang tak pernah lelah menyemangati Ahmat untuk menyelesaikan studinya di Yogyakarta. Dan di tahun 2009 ia memutuskan untuk kembali melanjutkan pendidikanya di Universitas Gadjah Mada. Untuk menuntaskan mimpinya-- yang ia yakin juag mimpi kedua orang tuanya.

Ia melangkah dengan keyakinan dan keinginan yang keras. Kata-kata yang ia pegang untuk terus bertahan adalah:

Apapun masalah yang ada harus saya hadapi! Kata-kata ini yang mengantarkan dia sampai saat ini—saat-saat penantian jadwal pendadarannya. Di dalam perjalanan hidupnya, ia berharap kepada teman-teman difablenya untuk terus mengejar pendidikan tanpa menjadikan “kekurangan” fisik sebagai penghalang. Selagi akal masih mampu berjalan, maka lakukanlah.


Sejauh ini ia tidak mengalami kesulitan yang berarti di fakultas hukum ini. Kuliah di lantai tiga ataupun transportasi menggunakan bis umum ternyata bukan menjadi pemberat dan alasan bagi Ahmat untuk mengasihani kondisi fisiknya. Namun terlahir sebuah harapan agar kedepannya kampus menyediakan fasilitas yang memadai untuk mahasiswa berkebutuhan khusus seperti dirinya.
Pada akhirnya, dari sebuah potret kehidupan kita dapati sepenggal cerita terselip petuah yang bermakna. Kepergian ayah dan ibunya mengajarkan banyak pemahaman hidup yang menjadi pegangan hidup Ahmat. Dan semoga ketangguhan Ahmat menjadi pelajaran dan kekuatan bagi kita semua.




Saya masih ingat saat saya harus menulis ulang hasil wawancara teman saya Agi dan Bayu. Karena saya hanya mendapat bahan berupa hasil wawancara yang masih snagat "random" konfirmasi berulang-ulang saya lakukan. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk bertemu dengan pemilik cerita ini. Karena saya saat itu masihlah mahasiswa S1, sedang Ahmat adalah mahasiswa S2, jadi memang agak sulit bertemu dengan perbedaan jadwal kuliah yang berbeda.


Di suatu siang saat saya berkumpul dengan teman-teman MAHKAMAH,, saya terdiam ketika sosok yang saya cari selama ini melintas di depan saya. Harusnya, saya berlari dan melakukan langkah seribu untuk melakukan konfirmasi. Tapi kenyataannya, hingga saat ini saya tidak pernah melakukan itu. kenapa...?

Karena saat itu lewat di hadapan saya, kaki saya kaku terpaku. Hati saya menciut malu. Selama ini saya sering mengeluh tentang hal kecil tentang fisik saya, diri saya, hidup saya. Tapi saya yakin "mengeluh" bukan hobi Bang Ahmat (kalau saya boleh memanggilnya seperti itu). dengan kondisi fisik seperti itu (maaf), memang hanya manusia berjiwa kuat yang diberikan ujian seperti itu oleh Tuhan. Dan saya? hanya manusia lemah yang mengeluhkan (bahkan) anugrah yang saya miliki.

Maka... saya ingin bertanya kepada anda, wahai pembaca yang bijaksana,

Apakah anda sudah pernah menyatakan syukur atas Kedua tangan anda? Kedua kaki anda? Sudahkah?

Saya bersyukur Allah menciptakan manusia seperti bang Ahmat. Manusia yang penuh impian dan harapan baik, manusia yang mampu membuat saya tersentak untuk berskur dan belajar menghargai tentang kehidupan. Semoga anda merasakan hal yang sama.

Saturday, June 11, 2011

Raisa - Serba Salah

gue suka banget sama lagu, suara n pnyanyinyaaaa...

vidioklipnya juga lucuuu... walaw agag ga "dong" ceritanya nya apa... hehehe ;p

enjoy yaaah :)

Bruno Mars- Marry You (Lyrics On Screen)

Lovehearts and Duckies, Life... words to share




"A birth certificate shows you were born. A death certificate shows you have died. A photo album shows you have lived. A sharp tongue can cut your own throat. If you want your dreams come true, you must not over sleep. Of all the things you wear, your expression is the most important. The best vitamin for making friends...B1. The happiest of your life depends on the quality of your thoughts. The heaviest thing you can carry is a grudge. One thing you can give and keep is your word. You lie the loudest when you lie to yourself. If you lack the courage to start, you have already finished. One thing you can't recycle is wasted time. Ideas won't work unless 'YOU' do. Your mind is like a parachute... it functions only when open. The 10 commandments are not a multiple choice. The pursuit of happiness is the chase of a lifetime! It is never too late to become what you might have been. Life is too short to wake up with regrets... So love the people who treat you right, forget the ones who don't. Believe everything happens for a reason. If you get a second chance grad it with both hands, if it changes your life, let it. Nobody said life would be easy, they just promised it would be worth it."


I get this from:
http://loveheartsandduckies.blogspot.com/2011/05/life-words-to-share.html

I love this very much... Thanks for whoever wrote this,,, The writing gives me hope

God Help me please... :'(




Satu titik ini saya berhenti. Ada dua jalan di hadapan saya. Dua jalan yang sama-sama samar dipenglihatan. Dua jalan yang saya sadari baru akan terlihat jelas ketika saya menggunakan kacamata dengan lensa "kepercayaan". Dulu, saya memiliki kacamata itu. Hanya saja kondisinya berbeda; di mana jalannya hanya satu, dan kacamata itu membuat saya jelas melihat tapak demi tapak jalan beserta kerikil dan lubang yang bertebaran. Dengan kacamata kepercayaan itu, saya terus melangkah kedepan dan percaya bahwa saya bisa melalui jalan ini dengan sempurna.

Sekerang berbeda. Ada dua jalan di hadapan saya. Satu jalan adalah jalan yang diteriak-teriaki oleh orang-orang disekeliling saya untuk saya melaluinya. Satu jalan lainnya adalah jalan yang entah mengapa ingin saya tapaki. Tapi saya terlalu takut untuk melangkah. Mungkin memang benar, rasa takut inilah yang mengaburkan dua lensa kepercayaan saya.

Jalan pertama; jalan yang beraspal dengan taman bunga berwarna-warni yang tidak semua orang bisa beruntung melewatinya. Ada banyak orang yang saya kenal berkeliaran di situ, sehingga tanpa kacamata kepercayaanpun, saya rasa saya tidak akan tersesat karena banyak tempat untuk bertanya dan melangkah. Bagaimana kalau perjalanan ini terasa membosankan?


Jalan kedua; jalan berpasir dengan pemangdangan laut lepas dengan bentangan langitnya. jalan itu ramai, tapi tidak banyak orang yang saya kenal. Bagaimana kalau saya tersesat dan perjalanan ini akan sia-sia??

***


Baiklah...

Nisa, selama ini kamu selalu percaya bahwa dalam hidup tidak akan ada kesia-siaan. Tidak ada kegagalan melainkan proses belajar. Ketika saya tersesat, mungkin Tuhan ingin menunjukan satu tempat yang jauh lebih indah dari apa yang saya impikan. Nisa, kamu selalu percaya bahwa selama Tuhan ada di dalam hati, maka tidak perlu ada yang ditakutkan. Maka ketakutan dan kebimbangan ini mungkin muncul karena kamu sudah tidak meletakan Tuhan di hatimu, walau kenyataannya Tuhan selalu ada di hatimu.


No matter what happens in life always...

LIVE BEAUTIFULLY, DREAM PASSIONATELY and LOVE COMPLETELY.

Three quotes I believe that are worth remembering everyday:

"Forget the risk. take the fall. if it's what you want, it's worth it all."

"Don't make someone your priority if in the end all you are to them is an option."

"One day your life will flash before your eyes. Make sure it's worth watching."

-loveheart ang duckies-





Arrrrrgggh.... saya kehilangan kata-kata, menemukan ide tentang apa yang harus saya tanamkan dalam kepala saya:

Saya tahu jawabannya adalah FOKUS. But how to do that?!!!

somebody...? and You, my Lord... I need an answer.