Thursday, September 23, 2010

Menanti Sayap


Baru sadar kalau gue sudah sangat jauh tertinggal. Bahwa ternyata selama ini gue diam.

Mereka, sudah membuktikan dongengnya Frau Henny. Mmm... bukan, bukan dongeng. Mereka sudah membuktikannya bahwa itu semua bukan dongeng.

Gue berkutat di satu titik hamparan dunia. Diam.
Seharusnya gue bisa. Gue bisa (bahkan)lebih baik dari mereka. Gue bisa menginjakan kaki disetiap jengkal tanah adam ini. Tapi sayangnya gue terlalu pengecut untuk menantang dunia. Iya, rasanya gue baru saja menemukan sebuah adigium: Keberanian yang besar akan membawa mu menjadi orang besar. Dan keberanian yang kecil akan membawa mu menjadi orang kecil. Dan tampaknya kalimat kedua sedang terjadi pada diri gue.
Kesempoatan itu ada, tapi gue terlalu sibuk mencari alasan untuk tidak melihatnya.
Tuhaaaaan... jalanlah beriringan dengan hamba. Dan berikan kekuatanMu untuk menghapus kelemahan ini.

Rasanya ingin meledak.
Pertanyaan ini terus membesar seperti balon udara dan INGIN MELEDAK.
Apa yang ada di balik gunung sana? apa yang ada di bawah langit sebelah sana? apa yang ada di ujung laut sebelah sana?
ada apa?

Gue pengen bisa menemukan jawaban secepatnya.
sayangnya gue terlalu sibuk mengeluh, karena gue membiasakan menengadahkan kepala ke atas. -Dan gue menjadi lemah.

Tuhan.
Beri hamba sayap.
hamba ingin terbang dan melihat apa yang Kau ciptakan di sisi bumi sebelah sana

Beri hamba sayap.
hamba ingin mengepakan semua ketakutan

Beri hamba sayap.
hamba ingin lepas mengikuti tarian angin dan menantang cakrawala

Beri hamba sayap.
agar hamba tahu dimana Kau bangunkan sang surya setiap harinya


Tuhan...
beri hamba sayap. Agar ketika hamba lelah, hamba bisa terbang tanpa harus memilih untuk menyerah.

No comments:

Post a Comment