Monday, June 7, 2010

Memiliki, Mencintai Dirimu tak pernah membuat ku menyesal





7 juni 2010.

Perform PLKH Perdata.

Rasanya ingin sekali menjadi manusia yang bijak dan mengatakan: "Sudahlah, proses jauh lebih bernilai daripada hasil", aku sudah mengucapkannya. Tapi ternyata aku belum bisa membenarkan hal tersebut di dalam hati ini

Selama ini aku belajar; bahwa pembelajaran sebenarnya adalah saat kita merasakan lelah untuk mencapai sesuatu, dan pada akhirnya tersenyum ikhlas untuk menerima apapun yang terjadi. Karena kita yakin apapun itu, itu adalah nilai terbaik yang Tuhan berikan kepada kita.

AKu selalu meyakini satu hal: ketika manusia sudah berusaha sekuat tenaga, dan ia pasrahkan segala usaha dalam bentuk doa, maka tidak ada alasan bagi Tuhan untuk tidak memeberikan yang terbaik baginya.

Aku sangat percaya itu.

Aku percaya Tuhan ada di sini. di dalam jiwaku. disetiap detak jantungku, disetiap hela nafasku, disetiap sisi bumi yang ku lihat, aku tahu Tuhan ada di sana.

Malam ini ada sedikit kegalauan dari keegoanku yang sulit ku taklukan. Aku butuh Engkau Tuhan. Aku butuh sebuah hembusan tenangMu dalam nurani untuk membimbingku menjadi manusia yang ikhlas. Manusia yang akan selalu bahagia dan tersenyum karena selalu meyakini: aku memiliki Mu Tuhan.


Air mata rasanya cukup menghapus galau ini. Tapi di satu sisi aku telah berjanji kepada sang waktu untuk tidak menjadi manusia yang cengeng lagi. Aku belajar untuk lebih memilih menertawakan diri sendiri dibanding menangisi kesedihan hati. Tapi terkadang aku kalah.

Aku kalah.

Aku tak cukup kuat membendung kekecewaan ini.

Aku tak cukup tangguh memikul beban ini sambil mengarang tawa.

Aku tak cukup pintar memasang tak-tik untuk mengelabui mereka dengan kelakar yang ku ada-adakan.

Aku tak cukup memenangkan kesedihan ini Tuhan.

Aku membutuhkan Mu disini.

Aku merasa Kau menghilang dari detak jantungku

Aku merasa Kau tak larut lagi dalam darahku

Aku merasa Kau tak terikat lagi di nadiku

Tetaplah disini Tuhan. Memeluk hatiku yang rapuh dan terasa hampir hancur,

karena kekuatanku hanya diri Mu.


Tuhan. Aku tak pernah tahu lewat apa Kau ulurkan tangan-tanganMu untuk menepuk pundakku ketika ku jatuh. Untuk menghapus air mataku saat ku terluka. Untuk menemaniku kala ku sepi. Teman-teman yang selalu membagiku tawa, selalu membagiku cerita selalu hadir mengisi detik hidupku. Dan ku tahu, ada Engkau di balik itu semua.


Yogyakarta. 7 Juni 2010.

No comments:

Post a Comment