Tulisan ini akhirnya tertulis juga.
Percakapan antara aku dan dia akhirnya ada.
Dimulai dari kalimat tanya, "Lo kenapa, Sa?"
dan kemudian kami berdua seperti kembali ke masa lalu, ke masa di mana kami selalu berdiskusi tentang hal-hal yang jarang dibicarakan kebanyakan orang. Entah karena tidak penting, atau tidak perlu dibicarakan.
Dia, anggap saja "dia" adalah kata ganti orang sebagai pengganti nama sahabat saya yang tidak perlu saya sebutkan.
D : Lo kenapa, Sa?
S : Di... bisa enggak sih kita menyukai seseorang hanya karena kita suka. Suka saja. Tidak perlu mencari tahu apakah rasa suka itu akan mengakar menjadi jatuh cinta atau apapun rasa yang bisa dikorelasikan dengannya?
D : Bisa. Kenapa enggak? Sa... perasaan bukan matematika yang setiap persoalan memiliki rumus patennya masing-masing. Hmmm... pasti lo lagi bingung karena kebanyakan dengerin masukan orang deh! ayo ngaku udah curhat ke siapa aja?
S : Siapa aja ya... lupa, Di...
D : Gue kasih tau ya, Sa. Untuk perasaan, ada satu orang yang harus selalu lo dengerin apa mau nya, dan itu diri lo sendiri. Setiap orang jatuh cinta, menyayangi, membenci, mengharapkan tidak dengan cara yang sama Sa. Karena orang bisa menyukai, mencintai, menyayangi, membenci seseorang dengan jutaan alasan yang berbeda. Lo boleh curhat sama A,B,C,D tapi enggak semuanya juga lo masukin ke pikiran dan hati lo! Yang ngerasain kan hati lo, jadi yang paling tau elo sendiri, Sa!
S : Gue... cuma... bingung... Di...
Selama ini, gue selalu ngerasa kalau orang-orang bisa mudah banget menjatuhkan pilihan hatinya. Jatuh cinta, kemudian patah hati. Terus mereka bilang kalau itu proses belajar, kalau itu proses menemukan, kalau itu takdir. Terus, apa kabar gue? Gue dibilang naif karena milih untuk menunggu. Ga tau siapa orang yang gue tunggu, ga tau hati mana yang bakal gue tuju. Gue udah 24 tahun Di! gue jadi ragu,,, apa selama ini gue sedang membuang waktu dengan menunggu?
D : Sa,,, lo enggak ngebuang waktu kok... kalau mereka bisa bilang "jatuh cinta dan patah hatinya" adalah proses menemukan, sekarang kenapa lo enggak bilang ke mereka kalau "menunggu" lo itu adalah proses untuk ditemukan?
S : Kata mereka... gue terlalu takut untuk membuka hati, Di...
D : Hati lo, hati gue, hati siapapun manusia itu, yang bisa buka dan nutup itu ya Allah Sa! Jadi, kalau lo nemuin orang yang mudah untuk menerima seseorang, jadian kemudian putus kemudian jadian lagi kemudian putus lagi, ya itu seizin Allah Sa! ga bisa juga kita salahin. Dan begitupun elo, saat lo menunggu kemudian ada orang yang datang tapi lo tetap jaga jarak sama mereka, itu pun atas izin Allah juga. Dulu kan kita sepakat Sa, di dunia ini enggak bakalan ada yang namanya kebenaran mutlak dan kesalahan mutlak. Kita enggak bisa bilang orang yang gonta-ganti pacar itu artinya orang gampangan! atau sebaliknya, orang yang enggak pernah pacaran itu orang yang menyedihkan. BIG NO, SA! Karena hati, perasaan kita ini adalah tentang keyakinan masing-masing yang enggak bisa disamaratakan. Karena setiap dari kita adalah unik. Lo masih inget kan obrolan kita jaman dulu?
S : Ya Di... gue inget kok! HUKUM RELATIVITAS versi kita kan? bahwa tidak ada kebenaran dan kesalahan yang mutlak di dunia ini, yang ada hanyalah apakah seseorang melakukan sesuatu dengan alasan yang tepat atau tidak tepat. Kehidupan itu tentang sesuatu yang beragam. Setiap manusia mempunyai seribu sudut pandang yang berbeda hanya untuk melihat satu objek yang sama. Karena,,, kita diciptakan unik. Tuhan adalah sumber ide tak terbatas yang sepertinya tidak akan menciptakan dua hal yang sama. Karena itu sama saja buang-buang waktu!
D : Nah itu masih inget! Semua masukan yang lo denger bisa jadi benar, bisa jadi salah. Semuanya kembali ke kondisi lo. Lo tadi nanya ma gue, 'bisa ga sih kita sekedar suka tanpa harus pusing apakah nantinya kita akan jatuh cinta?' ya bisa saja. Saat lo menginginkan suatu hal dirasakan dengan sederhana, ya rasakan saja dengan sederhana. Saat lo menginginkan perasaan yang lebih rumit, tanpa lo sadari, hati dan pikiran lo akan bekerja keras untuk menerka-nerka perasaan-perasaan yang ada.
S : Tapi Di... sekarang gue di titik tanya, apa yang gue lakuin benar atau salah... gue bingung...
D : Sesederhana lo memutuskan untuk menyukai seseorang dengan sederhana, kenapa lo ga bisa meyakinkan hati lo kalau lo sedang dalam keyakinan yang sederhana bahwa menunggu adalah cara terbaik untuk ditemukan?!
S : Kalau enggak ada yang nemuin gue gimana, Di?
D : Selama badan lo masih kaya kue bantal gini, lo pasti ditemukan kok, Sa!
S : Jadi... ketika gue menyukai seseorang, tanpa gue sertakan harapan untuk memiliki dia, bersama dia atau berpikir apa gue nantinya jatuh cinta sama dia atau enggak, it's oke ya Di?!
D : It's absolutely ok my dear... tapi... make sure kesederhanaan ini tidak akan memperumit perasaan lo nantinya. Sa... namanya juga perasaan, ya untuk dirasakan, jangan terlalu keras dipikirin! Gue enggak mau nyuruh lo buka hati apa tutup hati,, emangnya hati warung klontongan! Tapi,,, saran gue,,, lo harus bisa lebih jujur dengan diri lo sendiri ya Sa... jangan terlalu keras dengan perasaan lo, jangan terlalu lo masukin logika-logika dan segala pemikiran lo yang menurut gue terkadang terlalu jauh. Gue tau, lo begini karena lo pengen dapet yang terbaik. Tapi... apa kata RUMUS BERSYUKUR versi kita?
S : Sesuatu yang kita pikir baik belum tentu yang terbaik untuk diri kita dan sebaliknya, sesuatu yang kita anggap tidak baik belum tentu akan menjadi hal buruk untuk diri kita. Karena mata Tuhan lebih luas daripada mata manusia. Saat kita menerima hal yang baik dan sesuai keinginan maka kita harus bersyukur. Jika kita belum atau tidak menerima sesuatu sesuai keinginan kita maka kita tetap harus bersyukur. Karena bersyukur adalah kaca mata yang bisa membuat kita melihat kebaikan di setiap baik maupun buruk.
D : Cakep! jadi,,, gue kasih tau aja nih ke elo... kita enggak akan pernah tau akan "sebaik" apa jodoh kita nanti. Tapi siapapun dia kita yakini aja kalau dia adalah pemberian dari Allah yang harus kita terima dan syukuri. Jodoh itu cerminan dari diri kita Sa! Bisa jadi lo belum dipertemukan karena kalian belum di tingkat yang sama; bisa jadi lo yang harus memantaskan diri buat dia, bisa jadi dia yang sedang memantaskan diri buat lo. Suatu saat lo bertemu dengan dia, in shaa Allah hati lo bakal diberi keyakinan sama Allah. Lo kan penggemar berat soundtrack "Perahu Kertas" radar neptunus? kan ada tuh yang liriknya "dan ku bisa dengan radarku menemukan mu..." entar kalau udah ketemu radar lo juga bunyi sendiri!
Jangan terlalu dengerin omongan orang lain sebelum lo dengerin kata hati lo sendiri ya... In Shaa Allah, laki-laki baik untuk wanita yang baik.
S : Thanks, Di...
__________________________________
No comments:
Post a Comment