Ada perasaan yang tidak seperti biasanya kali ini. Seperti perasaan bahagia yang terlilit rasa sesal. Ini tentang waktu yang cukup lama diputar begitu saja tanpa mengisinya dengan apa-apa. Tanpa rasa apa-apa. Dan mungkin ini definisi nyata dari kata ‘hampa’.
Aku selalu bilang kepada Tuhan, aku tak menyebut nama siapapun dalam doa karena aku memang tidak mempunyai nama yang ingin kuajukan untuk Tuhan aminkan. Bukan berarti aku tidak meminta, hanya saja aku benar-benar tidak punya. Jangan suruh aku meyakinkan Tuhan, karena untuk meyakinkan hati ku sendiri saja aku hampir menyerah.
Seseorang berkata bahwa aku terlalu sibuk meminta tanpa mau menerima apa yang sudah disiapkan. “Atau jangang-jangan”, katanya, “permintaanmu hanya alasan untuk mengabaikan apa-apa yang telah datang diam-diam yang sengaja kau bikin dirimu tak sadar akan sebuah kedatangan?”
Apa mungkin seperti itu?
Maka datanglah dengan tidak diam-diam. Siapapun itu...
Datanglah karena ingin datang
Wednesday, October 30, 2013
Monday, October 28, 2013
Sisi Lain Tentang Sendiri
Kata siapa sendiri itu tidak menyenangkan? Saat aku berjalan sendiri, sendirian, aku bisa melangkah kemanapun aku mau. Aku bisa pergi ketempat apapun yang aku suka. Saat aku salah arah, aku tidak menyalahkan siapa-siapa. Saat kakiku merasa lelah, akupun tidak menyalahkan siapa-siapa. Justru aku menikmatinya. Karena semua yang aku lakukan adalah atas kehendak dan kemauanku sendiri. Sendiri itu terkadang menyenangkan!
-Ursula Langauran, dalam perbincangan sore menuju malam-
Bukankah kalimat ini menarik? Saat kamu sendiri, atau terbiasa untuk melakukan banyak hal sendirian, maka saat kamu berada dalam kesulitan, menyerah menjadi hal yang terakhir dipikirkan. Saat kamu sendirian, dan merasa butuh bantuan, yang akan terpikirkan di kepalamu adalah “bagaimanapun caranya saya harus melakukan ini!” you have to push your limits! Mencoba untuk menyelesaikan apapun itu sendirian walau tampak sulit. Karena siapa yang bisa kamu harapkan menolong saat kamu sendirian?
Dan saat kamu sendiri, saat kamu merasa melakukan kesalahan, maka yang kamu lakukan adalah berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang ada. Siapa yang bisa kamu salahkan ketika kamu sendirian?
Menyalahkan diri sendiri? itu hal terbodoh, kawan! Kamu hanya akan menghabiskan waktu untuk menyalahkan dirimu sendiri di saat kamu sedang sendirian.
Maka...
Apakah ‘kesendirian’ itu selalu menjadi hal yang menyedihkan?
(ternyata) Tidak.
Karena saat kita berjalan sendiri, kita terbiasa, atau paling tidak diharuskan untuk percaya dengan kemampuan kita sendiri. Terbiasa untuk tidak mudah bergantung dengan orang lain.
Kita belajar untuk menghargai dan menerima konsekuensi atas hal-hal yang telah kita putuskan sendiri.
Kita terbiasa untuk tidak menyalahkan orang lain atas kesalahan kita sendiri.
Tanpa kita sadari, kita menjadi manusia yang lebih bertanggungjawab saat kita sendiri.
Mungkin ini yang kita lupakan saat kita merasa sendiri.
-Ursula Langauran, dalam perbincangan sore menuju malam-
Bukankah kalimat ini menarik? Saat kamu sendiri, atau terbiasa untuk melakukan banyak hal sendirian, maka saat kamu berada dalam kesulitan, menyerah menjadi hal yang terakhir dipikirkan. Saat kamu sendirian, dan merasa butuh bantuan, yang akan terpikirkan di kepalamu adalah “bagaimanapun caranya saya harus melakukan ini!” you have to push your limits! Mencoba untuk menyelesaikan apapun itu sendirian walau tampak sulit. Karena siapa yang bisa kamu harapkan menolong saat kamu sendirian?
Dan saat kamu sendiri, saat kamu merasa melakukan kesalahan, maka yang kamu lakukan adalah berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang ada. Siapa yang bisa kamu salahkan ketika kamu sendirian?
Menyalahkan diri sendiri? itu hal terbodoh, kawan! Kamu hanya akan menghabiskan waktu untuk menyalahkan dirimu sendiri di saat kamu sedang sendirian.
Maka...
Apakah ‘kesendirian’ itu selalu menjadi hal yang menyedihkan?
(ternyata) Tidak.
Karena saat kita berjalan sendiri, kita terbiasa, atau paling tidak diharuskan untuk percaya dengan kemampuan kita sendiri. Terbiasa untuk tidak mudah bergantung dengan orang lain.
Kita belajar untuk menghargai dan menerima konsekuensi atas hal-hal yang telah kita putuskan sendiri.
Kita terbiasa untuk tidak menyalahkan orang lain atas kesalahan kita sendiri.
Tanpa kita sadari, kita menjadi manusia yang lebih bertanggungjawab saat kita sendiri.
Mungkin ini yang kita lupakan saat kita merasa sendiri.
Thursday, October 24, 2013
Harapan Sederhana
"Aku ingin berdua dengan mu di antara daun gugur"
-Payung Teduh; Resah-
Saya jatuh cinta dengan lagu ini. Jatuh cinta dengan harapan-harapan sederhana yang ada di dalam liriknya.
Lagu yang selalu berhasil membuat saya bersenandung sambil tersenyum karena berhasil menyanyikan isi hati saya yang entah apa
Ah, sebut saja saya terlalu melankolis,
tapi percayalah, lagu ini sangat manis.
Mungkin, pada akhirnya saya sadar
bahwa cinta selalu mampu memberi makna bahkan untuk hal-hal yang terlalu sederhana...
mungkin.
Monday, October 21, 2013
Mencumbu Semesta
Aku rasa-rasanya ingin mencumbu semesta...
Merayu kemayunya awan-awan putih yang melayang-layang,
Melirik manja daun-daun yang diam-diam berjatuhan,
Tersenyum menggoda rumput-rumput yang bergoyang,
Mencium mesra bunga-bunga yang tumbuh renggang-renggang...
Aku rasa-rasanya ingin mencumbu semesta...
Mengajak berdansa angin yang berlari-lari,
Bernyanyi dengan burung-burung yang terbang menari-nari,
Mengikuti jejak-jejak binatang yang tak sengaja ditinggalkan,
Dan setia menunggu matahari berpamitan untuk bertemu dengan malam...
Aku rasa-rasanya ingin mencumbu semesta...
sekedar tersenyum,
sekedar bersenandung,
sekedar bersyukur,
dan sekedar melepaskan perasaan yang terlupakan
Merayu kemayunya awan-awan putih yang melayang-layang,
Melirik manja daun-daun yang diam-diam berjatuhan,
Tersenyum menggoda rumput-rumput yang bergoyang,
Mencium mesra bunga-bunga yang tumbuh renggang-renggang...
Aku rasa-rasanya ingin mencumbu semesta...
Mengajak berdansa angin yang berlari-lari,
Bernyanyi dengan burung-burung yang terbang menari-nari,
Mengikuti jejak-jejak binatang yang tak sengaja ditinggalkan,
Dan setia menunggu matahari berpamitan untuk bertemu dengan malam...
Aku rasa-rasanya ingin mencumbu semesta...
sekedar tersenyum,
sekedar bersenandung,
sekedar bersyukur,
dan sekedar melepaskan perasaan yang terlupakan
Thursday, October 17, 2013
Bayangan Di Ujung Air
Malam ini bukan Purnama,
tapi bukan berarti bulan kali ini tidak indah
Malam ini bulan menjadi kembar,
Di langit dan di atas air yang menggenang tenang
Dan kemudian aku berbisik kepada Tuhan,
ternyata benar...
Gelap tak selamanya tentang hitam
Malam tak selalu berbicara tentang harapan yang tenggelam
Kadang aku berpikir,
apa yang menjadikan putih lebih baik daripada hitam?
apa yang menjadikan gelap selalu tersandingkan dengan kelam?
Bukankah putih menjadi putih karena ada hitam?
Bukankah gelap adalah ruang pelarian untuk beristirahat sejenak dari terang?
Dan gelap kali ini seharusnya menjadi ruang pelarianku untuk beristirahat sejenak dari semua harapan
yang masih ragu untuk dapat diwujudkan
Ada bayangan di ujung air...
Bayangan bulan yang bukan purnama tadi...
Aku tersenyum,
Betapa anggunnya air yang menggenang tenang menangkap bulan yang melayang di angkasa sana
Air menangkap bulan di permukaannya,
tanpa mengusik bulan yang menggantung sendiri tak berkawan
Mungkin ini cerita di balik hitam dan malam,
Adakalanya,hal yang tampak tak tersentuh mampu meleburkan bersama hal-hal yang tak terpikirkan
Cahaya bulan, genangan air di sebuah malam yang tenang,
kemudian bulan yang menjadi kembar
Dan...
Bisakah kita seperti itu wahai bayangan di ujung kenangan?
tapi bukan berarti bulan kali ini tidak indah
Malam ini bulan menjadi kembar,
Di langit dan di atas air yang menggenang tenang
Dan kemudian aku berbisik kepada Tuhan,
ternyata benar...
Gelap tak selamanya tentang hitam
Malam tak selalu berbicara tentang harapan yang tenggelam
Kadang aku berpikir,
apa yang menjadikan putih lebih baik daripada hitam?
apa yang menjadikan gelap selalu tersandingkan dengan kelam?
Bukankah putih menjadi putih karena ada hitam?
Bukankah gelap adalah ruang pelarian untuk beristirahat sejenak dari terang?
Dan gelap kali ini seharusnya menjadi ruang pelarianku untuk beristirahat sejenak dari semua harapan
yang masih ragu untuk dapat diwujudkan
Ada bayangan di ujung air...
Bayangan bulan yang bukan purnama tadi...
Aku tersenyum,
Betapa anggunnya air yang menggenang tenang menangkap bulan yang melayang di angkasa sana
Air menangkap bulan di permukaannya,
tanpa mengusik bulan yang menggantung sendiri tak berkawan
Mungkin ini cerita di balik hitam dan malam,
Adakalanya,hal yang tampak tak tersentuh mampu meleburkan bersama hal-hal yang tak terpikirkan
Cahaya bulan, genangan air di sebuah malam yang tenang,
kemudian bulan yang menjadi kembar
Dan...
Bisakah kita seperti itu wahai bayangan di ujung kenangan?
Tuesday, October 15, 2013
Untuk Udin!
Tulisan ini saya persembahkan untuk kawan saya Udin...
(Ga papa lah ya nama lo gue samarin jadi Udin,,, )
Din,, kemarin pas lo ngeline gue, hape gue shutdown tiba-tiba...
Lo taulah ya hape gue dah bapuk banget. Tapi karena keterbatasan dana hura-hura, jadi kemarin curhatan kita terpotong begitu saja...
Padahal,,, pas gue nerima LINE lo yang bilang kalau Tuhan enggak baik sama elo bener-bener ngebuat mata gue yang tadinya udah mau bobok cantik jadi berapi-api lagi, Din!
Udin, teman gue yang kadang kece tapi lebih sering nyebelin, gue mau kasih tau sesuatu buat lo
Terkadang, kita melihat sesuatu yang terjadi dalam hidup sebagai hal yang enggak adil. Gue juga pernah begitu. Mungkin sering. Tapi... semakin kesini, gue belajar pelan-pelan; terkadang gue sebagai manusia itu sok tahu. Sok ngerti n sok paham tentang apa yang terjadi di dalam hidup gue. Dulu gue ga paham sama konsep "selalu ada rencana Tuhan di balik semua kejadian", tapi kenyataannya sekarang, gue ngerasain KONSEP ITU BENERAN ADA!
Udin,,, demi lo, gue bongkar deh rahasia-rahasia gue tanpa ada kegengsian sedikitpun...
Waktu SMA, gue pengen banget bisa jadi BPH OSIS. Dan untuk mendapatkan apa yang gue mau, ya gue usaha sekuat tenaga. Eh! dua hari sebelum debat kandidat, telinga gue kesamber petir gara-gara gue ngegosip pake telepon pas ujan gede! Intinya: Gue gugur jadi calon BPH OSIS karena gue harus kontrol kuping! Lo bisa bayangin ga si Din, gue harus ngelepas harapan gue gara-gara alasan super konyol! dan saat itu enggak ada yang percaya kalau kuping gue kesamber petir!
Tapi...
Lo tau apa kata nyokap gue? kata nyokap,"Dek, Tuhan ngasih musibah pasti ada alasannya. mungkin enggak jadi BPH OSIS yang terbaik buat, dedek... pasti nanti ada gantinya yang jauh lebih baik "
Waktu itu gue cuma iyain aja. Menurut gue, TUHAN ENGGAK ADIL!
Tapi kemudian, gue terpilih jadi kepala bidang kesenian dan apresiasi siswa, Udin. Gue bisa jadi ketua ekskul Mading kaya Cinta di AADC (HAHAHAHA), gue dikasih kesempatan buat nerbitin majalah sekolah yang pertama buat sekolah, gue bisa ngerasain dicaci-maki dan didukung saat gue jadi penanggungjawab pensi sekolah. Dan gue enggak bakal bisa ngerasain pengalaman itu semua kalau gue menjabat jadi BPH OSIS! Oke. Sekarang gue mulai percaya apa kata nyokap gue dulu adalah BENAR!.
Terus...
Hal yang dulu sempat gue tanyakan ke Tuhan adalah: Ya Tuhan... kenapa dari sekian ratus orang mahasiswa hukum, kenapa gueee yang kepilih jadi mahasiswa bimbingan Prof Jenie?!!
Karena IPK gue tinggi? -enggak-
Karena gue pinter ngomong? -enggak-
Karena judul skripsi gue Prof. Jenie banget? -engggaaaaak-
Karena Pak Pit yang sebagai ketua bagian perdata mau ngisengin gue? -ini, bisa jadi- -nggak ding!-
terus kenapaaaa?!!!
Lo bisa tanya sama Teti n anak-anak yang tiap hari masang muka belas kasihan ngeliat gue nongkrong di depan ruang Prof. Jenie buat bimbingan!
Lo tanya anak MAHKAMAH yang ngeliat gue nangis sendirian di sekre gara-gara gue dimarahin beliau.
Lo liat blog gue jaman skripsi yang isinya kegalauan semua.
Gue nanya ma Allah, Gue salah apa? maksudnya apa ngasih pembimbing Prof. Jenie?
Kenapa bukan Bu Antari atau Bu Ninik atau siapapun yang bisa membuat skripsi gue lebih mudah diselesaikan!
Udin,,, selama skripsi gue sering banget jatuh sakit karena saat itu gue ngerasa psikologis gue capek... tapi...
gue kasih tau lo rahasia ya, Din...
saat gue ngerasa sekarat, tiap malam gue nangis kaya orang depresi, gimana ga depresi, gue ma teti masukin draft di tanggal yang hampir sama... teti udah mau sidang, gue masih BAB 1 !! Sakit banget kalau inget-inget itu...
Tapi kemudian nyokap nyuruh gue banyak-banyak minta tolong sama Allah, solat duha dikencengin, solat tahajud juga plus solat dua rakaat kalau hati udah mulai gundah...
Ok,,, gue coba buat ngelakuin itu. pelan-pelan. Dan suatu ketika gue nemuin buku tapi gue lupa judulnya apa,,, gue asal aja buka halaman tu buku n nemu kalimat (kurang lebih intinya kayak begini): Kau dipertemukan dengan seseorang bukan tanpa alasan. Tuhan memiliki tujuan terhadap kau dan dia yang dipertemukan kepada mu. Entah dia yang akan mengajarkan sesuatu kepada mu, atau kau yang akan mengajarkan sesuatu untuknya.
Ga tau kenapa, kalimat itu dalem banget buat gue, Udin!
Mulai sejak itu, selain gue pol-polin ibadah, gue juga pol-polin PDKT sama Prof. Jenie. Bodo amat awalnya gue dicuekin sama beliau... tapi lama kelamaan... gue sadar kalau Prof Jenie ga sejahat yang gue bayangin...
Walau beliau sempet nyuruh gue analisis SEMA yang keluar tahun 1946 (dan gue panik harus nyari dimana) tapi gue dapet ilmu yang mungkin ga semua mahasiswa bisa dapet... gue dan Prof. Jenie duduk berdua ngebahas SEMA ini... Kadang beliau cerita tentang Hazairin atau tokoh-tokoh hukum yang cuma gue tau lewat buku... kadang beliau curhat tentang keluarganya,,, dan itu MENYENANGKAN buat gue!!
Gue ngerasa gue berhasil mengubah suatu hal yang menyebalkan menjadi hal yang menyenangkan karena gue berusaha untuk mengubah perspektif gue! mungkin mahasiswa lain banyak yang mengasihani gue dapet DPS beliau,, tapi buat gue saat ini... gue bersyukur pernah ngerasain sensasi seperti ini!!
Gue makin yakin,,, kalau kita bisa berbaik sangka sama Allah.. Allah akan ngasih yang terbaik untuk kita, Udin...
Udin... Lo jangan lagi bilang kalau Tuhan benci sama lo...
yang ada, gue liatnya lo yang benci ma Tuhan.
Udin... jangan karena lo belum dapetin apa yang lo inginkan, itu berarti Tuhan enggak sayang sama lo, itu salah, Din!
Lo harus memikirkan banyak kemungkinan! Lo belum dikasih kerjaan atau mungkin lo belum diloloskan dalam suatu pekerjaan mungkin ada alasannya
1. Pekerjaan itu terlalu remeh-temeh buat kemampuan lo yang luar biasa! (sombong sekali-kali enggak papa din!)
2. Ketika lo bekerja di situ lo enggak bisa enjoy dan tertekan di kemudian hari!
3.(Atau mungkin ini yang bisa lebih lo pikirin):
Mungkin saat ini, yang Allah mau adalah lo bisa terus berada di samping nyokap lo yang lagi sakit,,, Din... Allah lagi ngasih kesempatan buat lo untuk nabung pahala sebanyak-banyaknya dengan ngerawat orang yang ngebesarin dan nyayangin lo selama hidup lo, yaitu nyokap and bokap lo
Enggak semua orang dikasih kesempatan ini lho Udin...
Pahala merawat dan menjaga orang tua itu luar biasa besarnya... hidup lo bisa berkah kalau lo selalu didoain sama orang tua lo... yang nyokap, ya bokap lo...
Jadi... jangan lo bandingin; "kenapa temen-temen gue yang pemabok, begajulan bisa dapet apa yang dia mau, dan gue enggak?"
Gue cuma bisa bilang, "Ya karena Allah sayang sama lo... Allah memberikan apa yang lo butuhin, bukan apa yang lo inginin"
Wjar Din.. lo sedih ketika ga keterima tes kerja... gue juga dulu pernah ngerasain itu... boleh sedih, tapi jangan lama-lama ya...
Udin...
Di mata gue,, lo tuh orang yang berani untuk bermimpi! waktu lo ke rumah gue dan lo bilang "Sa! gue mau jadi ini... gue mau ikut itu... " gue ngeliat kalau orang yang lagi cerita di depan gue ini, cowok yang punya mimpi dan berani bilang kalau "OKE! LO LIAT GUE BAKAL NGEJAR MIMPI GUE!" dan percaya deh sama gue,,, saat lo cerita lo mau jadi ini jadi itu... saat itu juga gue ngedoain lo dalam hati biar lo bisa menjadi apa yang lo inginin, jadi seseorang yang bahagia dengan pilihan hidup lo...
Lo orang yang cukup cuek sama pandangan orang-orang ke lo... lo punya kepercayaan diri yang gede!
Lo pinter! Lo supel! Lo bukan orang yang ikut arus!
Jadi! Gue yakin banget SECEPATNYA lo bakal jadi orang SUKSES!!!
Udin... semua orang bakal mati, tapi asl lo tau kalau enggak semua orang benar-benar merasakan hidup.
Lo tau kenapa? karena saat ini lebih banyak orang yang takut dan enggak yakin sama mimpinya... dan kita, bukan orang yang seperti itu!! kita punya mimpi! Mimpi gue; BISA NERBITIN BUKU YANG SAAT ORANG BACA BUKU GUE, MEREKA BAKAL NARIK NAFAS DALAM, MATA BERKACA-KACA DAN BISA JADI ORANG YANG LEBIH BAIK! GUE PENGEN PUNYA BUTIK DAN DESAIN BAJU YANG SAAT ORANG MENGENAKAN BAJU GUE, MEREKA BISA MERASA CANTIK!! Dan gitupun elo kan? ELO PUNYA MIMPI BUAT JADI ... (boleh ga gue tulis di sini??)
Walaupun kemudian ternyata kehendak Tuhan berkata lain, misalnya Tuhan bilang, 'Sa.. kamu enggak cocok jadi pemilik butik baju! kamu cocoknya jadi pemilik showroom mobil AUDI!" ya gue harus terima! (hahahahha,,, ngarep sih itu namanya)
Udin,,, jangan pernah lagi bilang kalau Tuhan jahat sama lo ya...
Tak kenal maka tak sayang... jadi coba lo kenalan lebih dekat sama Tuhan kita...
Bagi gue, Tuhan kita baik... baik banget malah :)
Udin... dengan di hati lo yakin bahwa Tuhan selalu bersama lo dan bakal selalu melindungi lo, itu udah lebih dari cukup! Lo memiliki segalanya kalau lo memiliki Tuhan di hati lo...
Sebaliknya, walaupun lo punya uang segambreng tapi enggak ada Tuhan di hati lo,,, lo cuma bakal jadi manusia yang kosong... lo enggak bakal pernah merasa cukup.
Gue paham banget kekhawatiran lo... di saat teman-teman lain udah berlari dengan karir dan kerjaan mereka dan kita seperti berjalan di tempat... Gue pun sering galau soal ini... tapi... gue coba untuk bertahan sebentar lagi... melihat rencana apa yang sedang Tuhan siapkan buat gue...
Gue bersabar bukan diam, gue juga berusah kok lamar sana-sini sambil nyelesein S2 gue...
sekali lagi ya UDIN...
Lo tuh hebat!
Lo tuh kuat !
Dunia bakal lihat kehebatan dan kekuatan lo secepatnya...
Jangan pernah putus asa! sekali lo putus asa, artinya lo nyia-nyiain potensi hebat yang ada di diri lo!!
Saat ini,,, entah kenapa gue ngerasa orang yang paling membutuhkan kekuatan dan kehebatan lo adalah nyokap n bokap lo :)
Jaga mereka selagi ada kesempatan, Udin...
Jaga mereka kalau lo memang nyari hidup yang penuh keberkahan...
Minta maaf sama mereka, minta didoakan mereka...
Gue bukannya mau sok bijak n ngerasa agamanya udah paling bener... karena selama ini gue beragama karena keyakinan... gue yakin Tuhan baik, pemurah, penyayang, pelindung, bijaksana, gue yakin. Gue yakin tanpa gue membuka tafsir atau ikut pengajian rutin. Sesederhan itu saja; GUE YAKIN.
Dan sekarang... cobalah untuk yakin seperti itu ya Udin...
Kita saling mendoakan!
Semoga kelak kita bisa sama-sama sukses! bisa sama-sama jadi manusia yang bermanfaat buat orang lain!
Entar kalau buku gue udah terbit, atau butik gue udah dibuka,, lo gue undang deh! ahahhahaa
Lo juga undnag gue kalau udah punya production house sendiri yaa!!!
AYO UDIN SEMANGAT!!!!!!
(Ga papa lah ya nama lo gue samarin jadi Udin,,, )
Din,, kemarin pas lo ngeline gue, hape gue shutdown tiba-tiba...
Lo taulah ya hape gue dah bapuk banget. Tapi karena keterbatasan dana hura-hura, jadi kemarin curhatan kita terpotong begitu saja...
Padahal,,, pas gue nerima LINE lo yang bilang kalau Tuhan enggak baik sama elo bener-bener ngebuat mata gue yang tadinya udah mau bobok cantik jadi berapi-api lagi, Din!
Udin, teman gue yang kadang kece tapi lebih sering nyebelin, gue mau kasih tau sesuatu buat lo
Terkadang, kita melihat sesuatu yang terjadi dalam hidup sebagai hal yang enggak adil. Gue juga pernah begitu. Mungkin sering. Tapi... semakin kesini, gue belajar pelan-pelan; terkadang gue sebagai manusia itu sok tahu. Sok ngerti n sok paham tentang apa yang terjadi di dalam hidup gue. Dulu gue ga paham sama konsep "selalu ada rencana Tuhan di balik semua kejadian", tapi kenyataannya sekarang, gue ngerasain KONSEP ITU BENERAN ADA!
Udin,,, demi lo, gue bongkar deh rahasia-rahasia gue tanpa ada kegengsian sedikitpun...
Waktu SMA, gue pengen banget bisa jadi BPH OSIS. Dan untuk mendapatkan apa yang gue mau, ya gue usaha sekuat tenaga. Eh! dua hari sebelum debat kandidat, telinga gue kesamber petir gara-gara gue ngegosip pake telepon pas ujan gede! Intinya: Gue gugur jadi calon BPH OSIS karena gue harus kontrol kuping! Lo bisa bayangin ga si Din, gue harus ngelepas harapan gue gara-gara alasan super konyol! dan saat itu enggak ada yang percaya kalau kuping gue kesamber petir!
Tapi...
Lo tau apa kata nyokap gue? kata nyokap,"Dek, Tuhan ngasih musibah pasti ada alasannya. mungkin enggak jadi BPH OSIS yang terbaik buat, dedek... pasti nanti ada gantinya yang jauh lebih baik "
Waktu itu gue cuma iyain aja. Menurut gue, TUHAN ENGGAK ADIL!
Tapi kemudian, gue terpilih jadi kepala bidang kesenian dan apresiasi siswa, Udin. Gue bisa jadi ketua ekskul Mading kaya Cinta di AADC (HAHAHAHA), gue dikasih kesempatan buat nerbitin majalah sekolah yang pertama buat sekolah, gue bisa ngerasain dicaci-maki dan didukung saat gue jadi penanggungjawab pensi sekolah. Dan gue enggak bakal bisa ngerasain pengalaman itu semua kalau gue menjabat jadi BPH OSIS! Oke. Sekarang gue mulai percaya apa kata nyokap gue dulu adalah BENAR!.
Terus...
Hal yang dulu sempat gue tanyakan ke Tuhan adalah: Ya Tuhan... kenapa dari sekian ratus orang mahasiswa hukum, kenapa gueee yang kepilih jadi mahasiswa bimbingan Prof Jenie?!!
Karena IPK gue tinggi? -enggak-
Karena gue pinter ngomong? -enggak-
Karena judul skripsi gue Prof. Jenie banget? -engggaaaaak-
Karena Pak Pit yang sebagai ketua bagian perdata mau ngisengin gue? -ini, bisa jadi- -nggak ding!-
terus kenapaaaa?!!!
Lo bisa tanya sama Teti n anak-anak yang tiap hari masang muka belas kasihan ngeliat gue nongkrong di depan ruang Prof. Jenie buat bimbingan!
Lo tanya anak MAHKAMAH yang ngeliat gue nangis sendirian di sekre gara-gara gue dimarahin beliau.
Lo liat blog gue jaman skripsi yang isinya kegalauan semua.
Gue nanya ma Allah, Gue salah apa? maksudnya apa ngasih pembimbing Prof. Jenie?
Kenapa bukan Bu Antari atau Bu Ninik atau siapapun yang bisa membuat skripsi gue lebih mudah diselesaikan!
Udin,,, selama skripsi gue sering banget jatuh sakit karena saat itu gue ngerasa psikologis gue capek... tapi...
gue kasih tau lo rahasia ya, Din...
saat gue ngerasa sekarat, tiap malam gue nangis kaya orang depresi, gimana ga depresi, gue ma teti masukin draft di tanggal yang hampir sama... teti udah mau sidang, gue masih BAB 1 !! Sakit banget kalau inget-inget itu...
Tapi kemudian nyokap nyuruh gue banyak-banyak minta tolong sama Allah, solat duha dikencengin, solat tahajud juga plus solat dua rakaat kalau hati udah mulai gundah...
Ok,,, gue coba buat ngelakuin itu. pelan-pelan. Dan suatu ketika gue nemuin buku tapi gue lupa judulnya apa,,, gue asal aja buka halaman tu buku n nemu kalimat (kurang lebih intinya kayak begini): Kau dipertemukan dengan seseorang bukan tanpa alasan. Tuhan memiliki tujuan terhadap kau dan dia yang dipertemukan kepada mu. Entah dia yang akan mengajarkan sesuatu kepada mu, atau kau yang akan mengajarkan sesuatu untuknya.
Ga tau kenapa, kalimat itu dalem banget buat gue, Udin!
Mulai sejak itu, selain gue pol-polin ibadah, gue juga pol-polin PDKT sama Prof. Jenie. Bodo amat awalnya gue dicuekin sama beliau... tapi lama kelamaan... gue sadar kalau Prof Jenie ga sejahat yang gue bayangin...
Walau beliau sempet nyuruh gue analisis SEMA yang keluar tahun 1946 (dan gue panik harus nyari dimana) tapi gue dapet ilmu yang mungkin ga semua mahasiswa bisa dapet... gue dan Prof. Jenie duduk berdua ngebahas SEMA ini... Kadang beliau cerita tentang Hazairin atau tokoh-tokoh hukum yang cuma gue tau lewat buku... kadang beliau curhat tentang keluarganya,,, dan itu MENYENANGKAN buat gue!!
Gue ngerasa gue berhasil mengubah suatu hal yang menyebalkan menjadi hal yang menyenangkan karena gue berusaha untuk mengubah perspektif gue! mungkin mahasiswa lain banyak yang mengasihani gue dapet DPS beliau,, tapi buat gue saat ini... gue bersyukur pernah ngerasain sensasi seperti ini!!
Gue makin yakin,,, kalau kita bisa berbaik sangka sama Allah.. Allah akan ngasih yang terbaik untuk kita, Udin...
Udin... Lo jangan lagi bilang kalau Tuhan benci sama lo...
yang ada, gue liatnya lo yang benci ma Tuhan.
Udin... jangan karena lo belum dapetin apa yang lo inginkan, itu berarti Tuhan enggak sayang sama lo, itu salah, Din!
Lo harus memikirkan banyak kemungkinan! Lo belum dikasih kerjaan atau mungkin lo belum diloloskan dalam suatu pekerjaan mungkin ada alasannya
1. Pekerjaan itu terlalu remeh-temeh buat kemampuan lo yang luar biasa! (sombong sekali-kali enggak papa din!)
2. Ketika lo bekerja di situ lo enggak bisa enjoy dan tertekan di kemudian hari!
3.(Atau mungkin ini yang bisa lebih lo pikirin):
Mungkin saat ini, yang Allah mau adalah lo bisa terus berada di samping nyokap lo yang lagi sakit,,, Din... Allah lagi ngasih kesempatan buat lo untuk nabung pahala sebanyak-banyaknya dengan ngerawat orang yang ngebesarin dan nyayangin lo selama hidup lo, yaitu nyokap and bokap lo
Enggak semua orang dikasih kesempatan ini lho Udin...
Pahala merawat dan menjaga orang tua itu luar biasa besarnya... hidup lo bisa berkah kalau lo selalu didoain sama orang tua lo... yang nyokap, ya bokap lo...
Jadi... jangan lo bandingin; "kenapa temen-temen gue yang pemabok, begajulan bisa dapet apa yang dia mau, dan gue enggak?"
Gue cuma bisa bilang, "Ya karena Allah sayang sama lo... Allah memberikan apa yang lo butuhin, bukan apa yang lo inginin"
Wjar Din.. lo sedih ketika ga keterima tes kerja... gue juga dulu pernah ngerasain itu... boleh sedih, tapi jangan lama-lama ya...
Udin...
Di mata gue,, lo tuh orang yang berani untuk bermimpi! waktu lo ke rumah gue dan lo bilang "Sa! gue mau jadi ini... gue mau ikut itu... " gue ngeliat kalau orang yang lagi cerita di depan gue ini, cowok yang punya mimpi dan berani bilang kalau "OKE! LO LIAT GUE BAKAL NGEJAR MIMPI GUE!" dan percaya deh sama gue,,, saat lo cerita lo mau jadi ini jadi itu... saat itu juga gue ngedoain lo dalam hati biar lo bisa menjadi apa yang lo inginin, jadi seseorang yang bahagia dengan pilihan hidup lo...
Lo orang yang cukup cuek sama pandangan orang-orang ke lo... lo punya kepercayaan diri yang gede!
Lo pinter! Lo supel! Lo bukan orang yang ikut arus!
Jadi! Gue yakin banget SECEPATNYA lo bakal jadi orang SUKSES!!!
Udin... semua orang bakal mati, tapi asl lo tau kalau enggak semua orang benar-benar merasakan hidup.
Lo tau kenapa? karena saat ini lebih banyak orang yang takut dan enggak yakin sama mimpinya... dan kita, bukan orang yang seperti itu!! kita punya mimpi! Mimpi gue; BISA NERBITIN BUKU YANG SAAT ORANG BACA BUKU GUE, MEREKA BAKAL NARIK NAFAS DALAM, MATA BERKACA-KACA DAN BISA JADI ORANG YANG LEBIH BAIK! GUE PENGEN PUNYA BUTIK DAN DESAIN BAJU YANG SAAT ORANG MENGENAKAN BAJU GUE, MEREKA BISA MERASA CANTIK!! Dan gitupun elo kan? ELO PUNYA MIMPI BUAT JADI ... (boleh ga gue tulis di sini??)
Walaupun kemudian ternyata kehendak Tuhan berkata lain, misalnya Tuhan bilang, 'Sa.. kamu enggak cocok jadi pemilik butik baju! kamu cocoknya jadi pemilik showroom mobil AUDI!" ya gue harus terima! (hahahahha,,, ngarep sih itu namanya)
Udin,,, jangan pernah lagi bilang kalau Tuhan jahat sama lo ya...
Tak kenal maka tak sayang... jadi coba lo kenalan lebih dekat sama Tuhan kita...
Bagi gue, Tuhan kita baik... baik banget malah :)
Udin... dengan di hati lo yakin bahwa Tuhan selalu bersama lo dan bakal selalu melindungi lo, itu udah lebih dari cukup! Lo memiliki segalanya kalau lo memiliki Tuhan di hati lo...
Sebaliknya, walaupun lo punya uang segambreng tapi enggak ada Tuhan di hati lo,,, lo cuma bakal jadi manusia yang kosong... lo enggak bakal pernah merasa cukup.
Gue paham banget kekhawatiran lo... di saat teman-teman lain udah berlari dengan karir dan kerjaan mereka dan kita seperti berjalan di tempat... Gue pun sering galau soal ini... tapi... gue coba untuk bertahan sebentar lagi... melihat rencana apa yang sedang Tuhan siapkan buat gue...
Gue bersabar bukan diam, gue juga berusah kok lamar sana-sini sambil nyelesein S2 gue...
sekali lagi ya UDIN...
Lo tuh hebat!
Lo tuh kuat !
Dunia bakal lihat kehebatan dan kekuatan lo secepatnya...
Jangan pernah putus asa! sekali lo putus asa, artinya lo nyia-nyiain potensi hebat yang ada di diri lo!!
Saat ini,,, entah kenapa gue ngerasa orang yang paling membutuhkan kekuatan dan kehebatan lo adalah nyokap n bokap lo :)
Jaga mereka selagi ada kesempatan, Udin...
Jaga mereka kalau lo memang nyari hidup yang penuh keberkahan...
Minta maaf sama mereka, minta didoakan mereka...
Gue bukannya mau sok bijak n ngerasa agamanya udah paling bener... karena selama ini gue beragama karena keyakinan... gue yakin Tuhan baik, pemurah, penyayang, pelindung, bijaksana, gue yakin. Gue yakin tanpa gue membuka tafsir atau ikut pengajian rutin. Sesederhan itu saja; GUE YAKIN.
Dan sekarang... cobalah untuk yakin seperti itu ya Udin...
Kita saling mendoakan!
Semoga kelak kita bisa sama-sama sukses! bisa sama-sama jadi manusia yang bermanfaat buat orang lain!
Entar kalau buku gue udah terbit, atau butik gue udah dibuka,, lo gue undang deh! ahahhahaa
Lo juga undnag gue kalau udah punya production house sendiri yaa!!!
AYO UDIN SEMANGAT!!!!!!
Tuesday, October 8, 2013
Semua Hukum dan Rumus Hidup yang Kami Ciptakan
Tulisan ini akhirnya tertulis juga.
Percakapan antara aku dan dia akhirnya ada.
Dimulai dari kalimat tanya, "Lo kenapa, Sa?"
dan kemudian kami berdua seperti kembali ke masa lalu, ke masa di mana kami selalu berdiskusi tentang hal-hal yang jarang dibicarakan kebanyakan orang. Entah karena tidak penting, atau tidak perlu dibicarakan.
Dia, anggap saja "dia" adalah kata ganti orang sebagai pengganti nama sahabat saya yang tidak perlu saya sebutkan.
D : Lo kenapa, Sa?
S : Di... bisa enggak sih kita menyukai seseorang hanya karena kita suka. Suka saja. Tidak perlu mencari tahu apakah rasa suka itu akan mengakar menjadi jatuh cinta atau apapun rasa yang bisa dikorelasikan dengannya?
D : Bisa. Kenapa enggak? Sa... perasaan bukan matematika yang setiap persoalan memiliki rumus patennya masing-masing. Hmmm... pasti lo lagi bingung karena kebanyakan dengerin masukan orang deh! ayo ngaku udah curhat ke siapa aja?
S : Siapa aja ya... lupa, Di...
D : Gue kasih tau ya, Sa. Untuk perasaan, ada satu orang yang harus selalu lo dengerin apa mau nya, dan itu diri lo sendiri. Setiap orang jatuh cinta, menyayangi, membenci, mengharapkan tidak dengan cara yang sama Sa. Karena orang bisa menyukai, mencintai, menyayangi, membenci seseorang dengan jutaan alasan yang berbeda. Lo boleh curhat sama A,B,C,D tapi enggak semuanya juga lo masukin ke pikiran dan hati lo! Yang ngerasain kan hati lo, jadi yang paling tau elo sendiri, Sa!
S : Gue... cuma... bingung... Di...
Selama ini, gue selalu ngerasa kalau orang-orang bisa mudah banget menjatuhkan pilihan hatinya. Jatuh cinta, kemudian patah hati. Terus mereka bilang kalau itu proses belajar, kalau itu proses menemukan, kalau itu takdir. Terus, apa kabar gue? Gue dibilang naif karena milih untuk menunggu. Ga tau siapa orang yang gue tunggu, ga tau hati mana yang bakal gue tuju. Gue udah 24 tahun Di! gue jadi ragu,,, apa selama ini gue sedang membuang waktu dengan menunggu?
D : Sa,,, lo enggak ngebuang waktu kok... kalau mereka bisa bilang "jatuh cinta dan patah hatinya" adalah proses menemukan, sekarang kenapa lo enggak bilang ke mereka kalau "menunggu" lo itu adalah proses untuk ditemukan?
S : Kata mereka... gue terlalu takut untuk membuka hati, Di...
D : Hati lo, hati gue, hati siapapun manusia itu, yang bisa buka dan nutup itu ya Allah Sa! Jadi, kalau lo nemuin orang yang mudah untuk menerima seseorang, jadian kemudian putus kemudian jadian lagi kemudian putus lagi, ya itu seizin Allah Sa! ga bisa juga kita salahin. Dan begitupun elo, saat lo menunggu kemudian ada orang yang datang tapi lo tetap jaga jarak sama mereka, itu pun atas izin Allah juga. Dulu kan kita sepakat Sa, di dunia ini enggak bakalan ada yang namanya kebenaran mutlak dan kesalahan mutlak. Kita enggak bisa bilang orang yang gonta-ganti pacar itu artinya orang gampangan! atau sebaliknya, orang yang enggak pernah pacaran itu orang yang menyedihkan. BIG NO, SA! Karena hati, perasaan kita ini adalah tentang keyakinan masing-masing yang enggak bisa disamaratakan. Karena setiap dari kita adalah unik. Lo masih inget kan obrolan kita jaman dulu?
S : Ya Di... gue inget kok! HUKUM RELATIVITAS versi kita kan? bahwa tidak ada kebenaran dan kesalahan yang mutlak di dunia ini, yang ada hanyalah apakah seseorang melakukan sesuatu dengan alasan yang tepat atau tidak tepat. Kehidupan itu tentang sesuatu yang beragam. Setiap manusia mempunyai seribu sudut pandang yang berbeda hanya untuk melihat satu objek yang sama. Karena,,, kita diciptakan unik. Tuhan adalah sumber ide tak terbatas yang sepertinya tidak akan menciptakan dua hal yang sama. Karena itu sama saja buang-buang waktu!
D : Nah itu masih inget! Semua masukan yang lo denger bisa jadi benar, bisa jadi salah. Semuanya kembali ke kondisi lo. Lo tadi nanya ma gue, 'bisa ga sih kita sekedar suka tanpa harus pusing apakah nantinya kita akan jatuh cinta?' ya bisa saja. Saat lo menginginkan suatu hal dirasakan dengan sederhana, ya rasakan saja dengan sederhana. Saat lo menginginkan perasaan yang lebih rumit, tanpa lo sadari, hati dan pikiran lo akan bekerja keras untuk menerka-nerka perasaan-perasaan yang ada.
S : Tapi Di... sekarang gue di titik tanya, apa yang gue lakuin benar atau salah... gue bingung...
D : Sesederhana lo memutuskan untuk menyukai seseorang dengan sederhana, kenapa lo ga bisa meyakinkan hati lo kalau lo sedang dalam keyakinan yang sederhana bahwa menunggu adalah cara terbaik untuk ditemukan?!
S : Kalau enggak ada yang nemuin gue gimana, Di?
D : Selama badan lo masih kaya kue bantal gini, lo pasti ditemukan kok, Sa!
S : Jadi... ketika gue menyukai seseorang, tanpa gue sertakan harapan untuk memiliki dia, bersama dia atau berpikir apa gue nantinya jatuh cinta sama dia atau enggak, it's oke ya Di?!
D : It's absolutely ok my dear... tapi... make sure kesederhanaan ini tidak akan memperumit perasaan lo nantinya. Sa... namanya juga perasaan, ya untuk dirasakan, jangan terlalu keras dipikirin! Gue enggak mau nyuruh lo buka hati apa tutup hati,, emangnya hati warung klontongan! Tapi,,, saran gue,,, lo harus bisa lebih jujur dengan diri lo sendiri ya Sa... jangan terlalu keras dengan perasaan lo, jangan terlalu lo masukin logika-logika dan segala pemikiran lo yang menurut gue terkadang terlalu jauh. Gue tau, lo begini karena lo pengen dapet yang terbaik. Tapi... apa kata RUMUS BERSYUKUR versi kita?
S : Sesuatu yang kita pikir baik belum tentu yang terbaik untuk diri kita dan sebaliknya, sesuatu yang kita anggap tidak baik belum tentu akan menjadi hal buruk untuk diri kita. Karena mata Tuhan lebih luas daripada mata manusia. Saat kita menerima hal yang baik dan sesuai keinginan maka kita harus bersyukur. Jika kita belum atau tidak menerima sesuatu sesuai keinginan kita maka kita tetap harus bersyukur. Karena bersyukur adalah kaca mata yang bisa membuat kita melihat kebaikan di setiap baik maupun buruk.
D : Cakep! jadi,,, gue kasih tau aja nih ke elo... kita enggak akan pernah tau akan "sebaik" apa jodoh kita nanti. Tapi siapapun dia kita yakini aja kalau dia adalah pemberian dari Allah yang harus kita terima dan syukuri. Jodoh itu cerminan dari diri kita Sa! Bisa jadi lo belum dipertemukan karena kalian belum di tingkat yang sama; bisa jadi lo yang harus memantaskan diri buat dia, bisa jadi dia yang sedang memantaskan diri buat lo. Suatu saat lo bertemu dengan dia, in shaa Allah hati lo bakal diberi keyakinan sama Allah. Lo kan penggemar berat soundtrack "Perahu Kertas" radar neptunus? kan ada tuh yang liriknya "dan ku bisa dengan radarku menemukan mu..." entar kalau udah ketemu radar lo juga bunyi sendiri!
Jangan terlalu dengerin omongan orang lain sebelum lo dengerin kata hati lo sendiri ya... In Shaa Allah, laki-laki baik untuk wanita yang baik.
S : Thanks, Di...
__________________________________
Percakapan antara aku dan dia akhirnya ada.
Dimulai dari kalimat tanya, "Lo kenapa, Sa?"
dan kemudian kami berdua seperti kembali ke masa lalu, ke masa di mana kami selalu berdiskusi tentang hal-hal yang jarang dibicarakan kebanyakan orang. Entah karena tidak penting, atau tidak perlu dibicarakan.
Dia, anggap saja "dia" adalah kata ganti orang sebagai pengganti nama sahabat saya yang tidak perlu saya sebutkan.
D : Lo kenapa, Sa?
S : Di... bisa enggak sih kita menyukai seseorang hanya karena kita suka. Suka saja. Tidak perlu mencari tahu apakah rasa suka itu akan mengakar menjadi jatuh cinta atau apapun rasa yang bisa dikorelasikan dengannya?
D : Bisa. Kenapa enggak? Sa... perasaan bukan matematika yang setiap persoalan memiliki rumus patennya masing-masing. Hmmm... pasti lo lagi bingung karena kebanyakan dengerin masukan orang deh! ayo ngaku udah curhat ke siapa aja?
S : Siapa aja ya... lupa, Di...
D : Gue kasih tau ya, Sa. Untuk perasaan, ada satu orang yang harus selalu lo dengerin apa mau nya, dan itu diri lo sendiri. Setiap orang jatuh cinta, menyayangi, membenci, mengharapkan tidak dengan cara yang sama Sa. Karena orang bisa menyukai, mencintai, menyayangi, membenci seseorang dengan jutaan alasan yang berbeda. Lo boleh curhat sama A,B,C,D tapi enggak semuanya juga lo masukin ke pikiran dan hati lo! Yang ngerasain kan hati lo, jadi yang paling tau elo sendiri, Sa!
S : Gue... cuma... bingung... Di...
Selama ini, gue selalu ngerasa kalau orang-orang bisa mudah banget menjatuhkan pilihan hatinya. Jatuh cinta, kemudian patah hati. Terus mereka bilang kalau itu proses belajar, kalau itu proses menemukan, kalau itu takdir. Terus, apa kabar gue? Gue dibilang naif karena milih untuk menunggu. Ga tau siapa orang yang gue tunggu, ga tau hati mana yang bakal gue tuju. Gue udah 24 tahun Di! gue jadi ragu,,, apa selama ini gue sedang membuang waktu dengan menunggu?
D : Sa,,, lo enggak ngebuang waktu kok... kalau mereka bisa bilang "jatuh cinta dan patah hatinya" adalah proses menemukan, sekarang kenapa lo enggak bilang ke mereka kalau "menunggu" lo itu adalah proses untuk ditemukan?
S : Kata mereka... gue terlalu takut untuk membuka hati, Di...
D : Hati lo, hati gue, hati siapapun manusia itu, yang bisa buka dan nutup itu ya Allah Sa! Jadi, kalau lo nemuin orang yang mudah untuk menerima seseorang, jadian kemudian putus kemudian jadian lagi kemudian putus lagi, ya itu seizin Allah Sa! ga bisa juga kita salahin. Dan begitupun elo, saat lo menunggu kemudian ada orang yang datang tapi lo tetap jaga jarak sama mereka, itu pun atas izin Allah juga. Dulu kan kita sepakat Sa, di dunia ini enggak bakalan ada yang namanya kebenaran mutlak dan kesalahan mutlak. Kita enggak bisa bilang orang yang gonta-ganti pacar itu artinya orang gampangan! atau sebaliknya, orang yang enggak pernah pacaran itu orang yang menyedihkan. BIG NO, SA! Karena hati, perasaan kita ini adalah tentang keyakinan masing-masing yang enggak bisa disamaratakan. Karena setiap dari kita adalah unik. Lo masih inget kan obrolan kita jaman dulu?
S : Ya Di... gue inget kok! HUKUM RELATIVITAS versi kita kan? bahwa tidak ada kebenaran dan kesalahan yang mutlak di dunia ini, yang ada hanyalah apakah seseorang melakukan sesuatu dengan alasan yang tepat atau tidak tepat. Kehidupan itu tentang sesuatu yang beragam. Setiap manusia mempunyai seribu sudut pandang yang berbeda hanya untuk melihat satu objek yang sama. Karena,,, kita diciptakan unik. Tuhan adalah sumber ide tak terbatas yang sepertinya tidak akan menciptakan dua hal yang sama. Karena itu sama saja buang-buang waktu!
D : Nah itu masih inget! Semua masukan yang lo denger bisa jadi benar, bisa jadi salah. Semuanya kembali ke kondisi lo. Lo tadi nanya ma gue, 'bisa ga sih kita sekedar suka tanpa harus pusing apakah nantinya kita akan jatuh cinta?' ya bisa saja. Saat lo menginginkan suatu hal dirasakan dengan sederhana, ya rasakan saja dengan sederhana. Saat lo menginginkan perasaan yang lebih rumit, tanpa lo sadari, hati dan pikiran lo akan bekerja keras untuk menerka-nerka perasaan-perasaan yang ada.
S : Tapi Di... sekarang gue di titik tanya, apa yang gue lakuin benar atau salah... gue bingung...
D : Sesederhana lo memutuskan untuk menyukai seseorang dengan sederhana, kenapa lo ga bisa meyakinkan hati lo kalau lo sedang dalam keyakinan yang sederhana bahwa menunggu adalah cara terbaik untuk ditemukan?!
S : Kalau enggak ada yang nemuin gue gimana, Di?
D : Selama badan lo masih kaya kue bantal gini, lo pasti ditemukan kok, Sa!
S : Jadi... ketika gue menyukai seseorang, tanpa gue sertakan harapan untuk memiliki dia, bersama dia atau berpikir apa gue nantinya jatuh cinta sama dia atau enggak, it's oke ya Di?!
D : It's absolutely ok my dear... tapi... make sure kesederhanaan ini tidak akan memperumit perasaan lo nantinya. Sa... namanya juga perasaan, ya untuk dirasakan, jangan terlalu keras dipikirin! Gue enggak mau nyuruh lo buka hati apa tutup hati,, emangnya hati warung klontongan! Tapi,,, saran gue,,, lo harus bisa lebih jujur dengan diri lo sendiri ya Sa... jangan terlalu keras dengan perasaan lo, jangan terlalu lo masukin logika-logika dan segala pemikiran lo yang menurut gue terkadang terlalu jauh. Gue tau, lo begini karena lo pengen dapet yang terbaik. Tapi... apa kata RUMUS BERSYUKUR versi kita?
S : Sesuatu yang kita pikir baik belum tentu yang terbaik untuk diri kita dan sebaliknya, sesuatu yang kita anggap tidak baik belum tentu akan menjadi hal buruk untuk diri kita. Karena mata Tuhan lebih luas daripada mata manusia. Saat kita menerima hal yang baik dan sesuai keinginan maka kita harus bersyukur. Jika kita belum atau tidak menerima sesuatu sesuai keinginan kita maka kita tetap harus bersyukur. Karena bersyukur adalah kaca mata yang bisa membuat kita melihat kebaikan di setiap baik maupun buruk.
D : Cakep! jadi,,, gue kasih tau aja nih ke elo... kita enggak akan pernah tau akan "sebaik" apa jodoh kita nanti. Tapi siapapun dia kita yakini aja kalau dia adalah pemberian dari Allah yang harus kita terima dan syukuri. Jodoh itu cerminan dari diri kita Sa! Bisa jadi lo belum dipertemukan karena kalian belum di tingkat yang sama; bisa jadi lo yang harus memantaskan diri buat dia, bisa jadi dia yang sedang memantaskan diri buat lo. Suatu saat lo bertemu dengan dia, in shaa Allah hati lo bakal diberi keyakinan sama Allah. Lo kan penggemar berat soundtrack "Perahu Kertas" radar neptunus? kan ada tuh yang liriknya "dan ku bisa dengan radarku menemukan mu..." entar kalau udah ketemu radar lo juga bunyi sendiri!
Jangan terlalu dengerin omongan orang lain sebelum lo dengerin kata hati lo sendiri ya... In Shaa Allah, laki-laki baik untuk wanita yang baik.
S : Thanks, Di...
__________________________________
Wednesday, October 2, 2013
APAPUN AGAR PAPAH DAN IBU BAHAGIA :D
Malam kemarin,, seorang sahabat menanyakan suatu hal kepada saya...
"Sa... Lo dulu milih IPS itu karena bokap lo kan?"
"Haaa? apaah? ah enggak juga kok..."
"Tapi kan waktu itu lo masuknya di IPA Sa... terus lo pindah ke IPS"
"Iya sih masuk IPA, tapi kan nilainya pas-pasan? hahahha"
"Sa,,, lo kuliah di UGM terus masuk hukum juga karena bokap lo ya Sa? kata lo waktu dulu gara-gara lo tau banget kalau bokap lo ngarepin ada salah satu anaknya yang ngikutin jejak bokap lo di Hukum, iya kan Sa?"
"Ya... gimana ya Ci,,, jujur, dulu sih gue pengennya masuk komunikasi, tapi enggak tau kenapa pas tes tulis UGM gue malah nulis Hukum di pilihan pertama,, hahahhaa"
"Sa..."
"Iya,,, ada apa?"
"Lo enjoy dengan pilihan lo sekarang?"
"Enjoy ci!"
"Pas masuk IPS? lo enjoy juga? bukannya lo dulu sempet bilang ma gue kalau lo maunya masuk IPA?"
"Gimana ya Ci... gue harus akuin, kalau dulu gue pengen masuk IPA karena anak IPA lebih keliatan WOW n Pinter aja dibanding anak IPS... tapi... gue juga harus bisa mengukur kemampuan gue"
"Bukan karena bokap lo?"
"Bokap gue enggak pernah ngelarang gue buat ini-itu kok Ci... Iya sih kadang bokap ngarahin gue,,, tapi bokap ga pernah maksa Ci... dan anehnya,,, dari dulu sampai sekarang,,, prioritas gue adalah buat bokap and nyokap gue bangga ma gue,,, sampai tanpa gue sadar gue mengenyampingkan apa yang sebenernya gue mau. Tapi... alhamdulillahnya,,, sejauh ini,, mulai dari masuk IPS n kuliah di Hukum UGM, gue enjoy dan ngerasa bersyukur banget Ci..."
sebenarnya, setelah Uci pulang dan saya kembali sendirian di rumah bekasi yang cukup yah-begitulah, saya kembali berpikir dengan pertanyaan-pertanyaan Uci. Kemudian tersadar... ternyata cukup banyak pilihan penting dalam hidup saya yang saya pilih atas pertimbangan ayah saya yang saya panggil 'Papah'.
Menyesal?
jawabannya TIDAK SAMA SEKALI.
Karena bagi saya, KEBAHAGIAAN itu adalah saat saya bisa melihat Papah dan Ibu bahagia dan bangga memiliki saya sebagai anak bungsunya.
Kedua orang tua saya adalah bagian terpenting buat hidup saya. Hidup di dunia ini bagi saya hanya ada dua tujuan: mencari Ridha Allah dan Ridha orang tua, selebihnya bukanlah prioritas utama.
entahlah kenapa pagi ini saya ingin menulis ini...
Bulan ini mungkin akan terasa lebih melelahkan dari bulan-bulan sebelumnya,,,
Tapi saya janji!! akan lebih semangat dan tidak mudah menyerah dengan lelah!!
JANJI!!
Tuhan,,,
Terimakasih.
Terimakasih sudah memberikan kedua orang tua yang hebat,
yang penuh kasih sayang dan pengertian...
Terimakasih sudah memberikan kehidupan yang penuh dengan kehangatan,
kehidupan yang penuh dengan pelajaran...
Tuhan,,,
Kelak, entah Kau jadikan hamba seperti apa dan menjadi apa,
bisakah itu semua membahagiakan kedua orang tua hamba?
membanggakan mereka,
mengangkat harkat dan martabat mereka...
Tuhan,
Jangan panggil mereka dulu sebelum hamba benar-benar membuat mereka bahagia,
Jangan panggil hamba dulu sebelum hamba benar-benar membuat mereka bersyukur memiliki hamba
Bisakah kami memiliki waktu yang lebih panjang untuk saling membahagiakan satu sama lain?
Tuhan,,,
sekali lagi...
terimakasih ya...
Annisa Rahmah Sutardjo
Ulang tahun pernikahan dua tahun yang lalu,,, saya membuat buku kenangan isinya puisi, cerita dan foto-foto keluarga kami,,, ini cover depannya:
Buku ini saya buat saat sedang menyusun skripsi,,, mulai dari desain lay out, isi dan foto-foto saya kerjakan sendiri,,, buku ini "pelarian" saya saat sedang jenuh dengan skripsi...
Waktu masih kecil saya sering bertanya sama Ibu:
"Ibu? kok muka Papah masih muda kaya kambing?"
Terus Papah biasanya jawab: "Mana ada kambing seganteng itu?"
:D HAHHAHAA
"Sa... Lo dulu milih IPS itu karena bokap lo kan?"
"Haaa? apaah? ah enggak juga kok..."
"Tapi kan waktu itu lo masuknya di IPA Sa... terus lo pindah ke IPS"
"Iya sih masuk IPA, tapi kan nilainya pas-pasan? hahahha"
"Sa,,, lo kuliah di UGM terus masuk hukum juga karena bokap lo ya Sa? kata lo waktu dulu gara-gara lo tau banget kalau bokap lo ngarepin ada salah satu anaknya yang ngikutin jejak bokap lo di Hukum, iya kan Sa?"
"Ya... gimana ya Ci,,, jujur, dulu sih gue pengennya masuk komunikasi, tapi enggak tau kenapa pas tes tulis UGM gue malah nulis Hukum di pilihan pertama,, hahahhaa"
"Sa..."
"Iya,,, ada apa?"
"Lo enjoy dengan pilihan lo sekarang?"
"Enjoy ci!"
"Pas masuk IPS? lo enjoy juga? bukannya lo dulu sempet bilang ma gue kalau lo maunya masuk IPA?"
"Gimana ya Ci... gue harus akuin, kalau dulu gue pengen masuk IPA karena anak IPA lebih keliatan WOW n Pinter aja dibanding anak IPS... tapi... gue juga harus bisa mengukur kemampuan gue"
"Bukan karena bokap lo?"
"Bokap gue enggak pernah ngelarang gue buat ini-itu kok Ci... Iya sih kadang bokap ngarahin gue,,, tapi bokap ga pernah maksa Ci... dan anehnya,,, dari dulu sampai sekarang,,, prioritas gue adalah buat bokap and nyokap gue bangga ma gue,,, sampai tanpa gue sadar gue mengenyampingkan apa yang sebenernya gue mau. Tapi... alhamdulillahnya,,, sejauh ini,, mulai dari masuk IPS n kuliah di Hukum UGM, gue enjoy dan ngerasa bersyukur banget Ci..."
sebenarnya, setelah Uci pulang dan saya kembali sendirian di rumah bekasi yang cukup yah-begitulah, saya kembali berpikir dengan pertanyaan-pertanyaan Uci. Kemudian tersadar... ternyata cukup banyak pilihan penting dalam hidup saya yang saya pilih atas pertimbangan ayah saya yang saya panggil 'Papah'.
Menyesal?
jawabannya TIDAK SAMA SEKALI.
Karena bagi saya, KEBAHAGIAAN itu adalah saat saya bisa melihat Papah dan Ibu bahagia dan bangga memiliki saya sebagai anak bungsunya.
Kedua orang tua saya adalah bagian terpenting buat hidup saya. Hidup di dunia ini bagi saya hanya ada dua tujuan: mencari Ridha Allah dan Ridha orang tua, selebihnya bukanlah prioritas utama.
entahlah kenapa pagi ini saya ingin menulis ini...
Bulan ini mungkin akan terasa lebih melelahkan dari bulan-bulan sebelumnya,,,
Tapi saya janji!! akan lebih semangat dan tidak mudah menyerah dengan lelah!!
JANJI!!
Tuhan,,,
Terimakasih.
Terimakasih sudah memberikan kedua orang tua yang hebat,
yang penuh kasih sayang dan pengertian...
Terimakasih sudah memberikan kehidupan yang penuh dengan kehangatan,
kehidupan yang penuh dengan pelajaran...
Tuhan,,,
Kelak, entah Kau jadikan hamba seperti apa dan menjadi apa,
bisakah itu semua membahagiakan kedua orang tua hamba?
membanggakan mereka,
mengangkat harkat dan martabat mereka...
Tuhan,
Jangan panggil mereka dulu sebelum hamba benar-benar membuat mereka bahagia,
Jangan panggil hamba dulu sebelum hamba benar-benar membuat mereka bersyukur memiliki hamba
Bisakah kami memiliki waktu yang lebih panjang untuk saling membahagiakan satu sama lain?
Tuhan,,,
sekali lagi...
terimakasih ya...
Annisa Rahmah Sutardjo
Ulang tahun pernikahan dua tahun yang lalu,,, saya membuat buku kenangan isinya puisi, cerita dan foto-foto keluarga kami,,, ini cover depannya:
Buku ini saya buat saat sedang menyusun skripsi,,, mulai dari desain lay out, isi dan foto-foto saya kerjakan sendiri,,, buku ini "pelarian" saya saat sedang jenuh dengan skripsi...
Waktu masih kecil saya sering bertanya sama Ibu:
"Ibu? kok muka Papah masih muda kaya kambing?"
Terus Papah biasanya jawab: "Mana ada kambing seganteng itu?"
:D HAHHAHAA
Tuesday, October 1, 2013
RUANG KELAS ITU "SEMERU"
Ini sekedar asumsi saya tentang mengapa Tuhan menciptakan bumi dalam bentuk bulat,
Sebelumnya...
Masih ingat pelajaran Matematikan SD? Bulat adalah salah satu bangun ruang yang bukannya tidak mempunyai sudut, sebaliknya, jumlah sudutnya dikatakan "tak hingga".
Dan begitupun bumi ini, ada ruangan, tempat, lokasi yang "tak hingga" untuk kita belajar dan memahami banyak hal baru yang belum pernah kita pikirkan. Tuhan tidak ingin memberikan batasan jumlah sudut bumi mana yang paling baik sebagai tempat manusia belajar. Tidak.Dimanapun, di setiap jengkal tanah ini akan selalu menjadi ruang belajar yang baik bagi siapapun yang ingin belajar dan menyadari serta menerima keterbatasannya.
Dan begitupun perjalanan saya kali ini,,
Dimulai dari satu nama, Ranu Kumbolo.
Sebuah danau yang terletak di Gunung Semeru. Sebuah kesempatan dalam bentuk ajakan beberapa teman untuk mengunjungi tempat itu. Entah kenapa saya sangat semangat dan berminat untuk ikut serta. Alasannya sederhana; saya belum pernah mendaki gunung, dan saya ingin tahu bagaimana rasanya. Bermodal dengan meminjam semua alat-alat hiking, latihan fisik yang kenyataannya cuma bersepeda di UGM serta menghiba-hiba minta izin kedua orang tua. Akhirnya saya diizinkan untuk mendaki ke Ranu Kumbolo
Perjalanan kami dimulai tanggal 22 September 2013
Siangnya saya masih sibuk memasukan barang bawaan. sudah berkali-kali saya repacking tapi tetap saja terlihat overload kaya bawa anak sapi ajaa ('-__-)
Pukul 19.30 menuju Stasiun Tugu Jogja,, dan di sinilah perjalanan dimulai...
Menunggu kereta Pramex menuju Solo Balapan dengan harga tiket 10.000
Di dalam kereta, saya bertemu dan mengobrol dengan seorang wanita yang duduk bersebelahan dengan saya. Dia mahasiswi semester lima UNS. Dia yang ternyata juga "anak gunung" bercerita bahwasanya naik gunung itu 'addicted'. Kalau sudah menikmati "nikmat"-nya naik gunung sekali, pasti nagih untuk naik lagi.
Bagi dia, naik gunung itu semacam 'pelarian', "kalau aku udah ngerasa jenuh sama rutinitas sehari-hari, ya biasanya sih aku langsung naik gunung, Mbak!"
(Sekedar info aja,, pertama kali kenalan, dia mikirnya kalau kita seumuran! hahahaha senangnyaa punya wajah awet mudaa...)
Oke kembali ke perjalanan,
Sesampai di Solo Balapan, kami naik taxi menuju status JEBRES. Kami singgah untuk mengisi perut yang mulai bernyanyi di angkringan depan stasiun. Suasana lampu temaram, kursi kayu tempat orang-orang bersenda-gurau, nasi kucing dan berbagai macam lauk serta gorengan adalah salah satu bias kehidupan masyarakat Jogja dan Solo.
karena perut saya masih terasa kenyang, jadi saya hanya makan bakso tusuk dan wedang jahe untuk menghangatkan badan. Bertemu dengan segerombolan bapak-bapakperantauan yang mengajak ngobrol tentang politik Indonesia! Tolong, saat itu sudah menunjukan pukul 22.00 malam, dan bagi saya malam ini terlalu lugu untuk diisi dengan tema tersebut.
Ini kali pertama saya menginjakan kaki ke stasiun JEMBRES. "JEBRES itu nama apa ya?" tanya saya. Kemudian, dengan sotoynya Darwance teman saya bilang dengan wajah yakin ala Viki Prasetyo: "JEBRES itu singkatan! Jakarta Boyolali Brebes!" .
Sialnya, saya orang yang pertama kali berujar "Wooooh!! gituuu thooo!!".
Padahal jelas-jelas itu super ngawurisasinya wance~!
Malam semakin larut, tapi tidak dengan hasrat kami untuk bertemu dengan Ranu Kumbolo. Sembari menunggu kereta menuju ke Malang yang "delay" 30 menit. Kami bercanda tentang tulisan "JANGAN BERMAIN DENGAN MAUT". Kemudian salah satu teman saya tiba-tiba buka suara " Emang si Maut salah apa sih sampai-sampai kita ga boleh mainan sama dia??" Dan statement itu Ziiiiiiing banget ya, kawan!! itu kalimat bener-bener bikin ledak tawa!. Itulah sensasi pergi beramai-ramai, sepanjang penantian kereta kami bercanda ini-itu. Dan sampai capek bercanda saya memilih untuk tidur-tiduran di stasiun :D
Kereta Api pun tiba,,, kami naik kereta ekonomi dari stasiun JEBRES Solo menuju Malang dengan tiket seharga 65.000. waktu perjalanan sekitar 6-7 jam.
Sampai di Malang kami carter angkot menuju Pasar Tumpang yang mana satu orang dikenakan biaya Rp.15.000
Sampai di Pasar Tumpang, kami (para wanita) bersih-bersih untuk siap-siap naik ke Ranu Pane menggunakan Truk Pasir yang kemudian dilanjutkan ngojek. Biaya angkut satu orang untuk truk pasirnya 15000 + Ojek 10.000.
Dan,,, sampailah kami di pintu gerbang untuk mendaki SEMERU menuju Ranu Kumbolo!!
LALALA... YEYEYEYE... LALALALA... YEYEYYEE...
Saya ingat betul.. awal memulai langkah memasuki gerbang ini saya dan Titis masih suka cita menyanyikan lagu macam-macam... tapi.. tidak sampai 15 menit tanjakan,, kami semua istirahat karena mulai kelelahan...
Tapi walaupun lelah, selama ada teknologi bernama kamera, maka kami akan selalu ceria dan pasang senyum kuda kalau ada yang teriak "AYO FOTO DULU!!" hahahaha
Nah... sekarang,,, mari membicarakan tentang apa yang di dalam pikiran saya selama naik gunung menuju Ranu Kumbolo...
Seperti yang saya ceritakan tadi,, 15 menit pertama, saya merasakan kelelahan yang sangat. Tiba-tiba saja saya merasa sulit bernafas. Saya yakin ini bukan karena asma yang saya derita, tapi ini rasa takut yang tanpa saya sadari muncul di benak saya. Saya ingat ucapan sahabat SMP saya, "Kamu asma Sa? yaudah deh! ga jadi aku ngajak kamu! mulai sekarang kamu print aja gambar danau ranu kumbolo kamu pajang deh di kamar kamu...! gitu aja udah cukup Sa! enggak usah naik! orang asma susah kalau harus naik ke Ranu Kumbolo!" Tiba-tiba saja di benak saya mulai ada ketakutan-ketakutan: "Kalau kamu pingsan gimana? kalau asma kamu kumat gimana? memangnya kamu kuat?" dan tanpa saya sadari saya mulai sesak nafas dengan semua ketakutan itu.
Kemudian, saat saya dan teman-teman berhenti sejenak, saya tutup mata. Tiba-tiba wajah Papah dan Ibu lewat di benak saya, dan kemudian (seperti biasa) ucapan Krisna terdengar lagi: "Orang tua lo ngebesarin lo bukan buat jadi cewek lemah dan manja! bukan buat cewek yang nyusahin orang lain! Jangan sok lemah deh lo!"
Seketika,,,
Saya seperti Poppeye yang baru makan sekaleng bayam dan Ultraman yang lampu merahnya kembali jadi warna biru atau seperti Digimon yang bisa evolusi ke tahap selanjutnya!! SEMANGAAATT deh pokoknya!!
Sebelum naik, saat saya minta izin ke Papah, Papah sempat bertanya: "Dedek yakin kuat? yakin enggak bakal nyusahin temen-temen Dedek?" dan saat itu saya jawab "Iya!". Jadi... saya harus tepati janji. Harus Kuat. Tidak boleh menyusahkan teman yang lain!
Saya memilih untuk membuka masker,, karena saya tidak bisa bernafas dengan baik ketika menggunakan masker. Efek sampingnya, saya harus menghirup banyak pasir debu lewat mulut dan hidung. Sempat saya berpikir, seberapa lama lagi saya mampu menghirup debu sebanyak ini sementara hidung dan pernafasan saya yang cukup sensitif.
Tapi... kan hidung dan paru-paru saya punya Tuhan, jadi,,, saat itu juga saya mematin dan berbicara kepada Tuhan untuk menguatkan semua organ badan yang dititipi kepada saya.
Dan sepertinya Tuhan mengabulkan doa saya. hahhahaa
Kembali melangkah. Kembali memikul tas yang segede anak sapi dan tetap berharap saya bisa sampai ke Ranu Kumbolo. Dan di bagian ini ada pelajaran yang saya dapat...
Saat saya melangkah, dan melihat ke depan, yang saya lihat hanya belantara dan puncak Mahameru yang masih sangaaaat jaaaauuuh. Kemudian tiba-tiba kaki ini terasa lelah. Lagi-lagi ketakutan akan ketidakmampuan saya kembali. Tapi kemudian... hati kecil saya berkata
"Jangan lihat seberapa jauh lagi kamu harus melangkah Sa... tapi lihat sudah seberapa jauh kamu BERHASIL melangkah hingga titik ini? Jangan terlalu memikirkan tentang tujuan akhir. Tujuan akhir hanyalah tentang batas. Tapi cobalah untuk menikmati proses untuk sampai ke tujuan itu. Karena dalam proses lah kamu sesungguhnya belajar. Cukup melangkah dan yakin setelah langkah ini kamu akan melangkah lagi, lagi, lagi dan lagi."
Dan kemudian itulah yang saya lakukan. Saya tidak lagi memandang seberapa jauh puncak Mahameru di sana. Atau berapa jam lagi kami sampai di pos berikutnya. Tapi saya mulai memandang dan menikmati pemandangan yang ada di dekat saya saat ini. Langit, awan, burung belibis yang jalan menuntun saya di depan, tupai dan tentunya tetap menyemangati diri sendiri: habis langkah ini, saya akan melangkah lagi, kemudian melangkah lagi dan setelah itu melangkah lagi :D
Iya,, saya harus menikmati setiap proses yang ada dalam hidup saya. Saya harus mulai belajar bersyukur dengan apapun kondisi saat ini. Tujuan hanyalah batas untuk menggapai. Dan akan selalu ada batas-batas lain yang bisa kita ciptakan.
Bisa jadi tujuan akhir itu milik kita, bisa jadi tidak pernah menjadi milik kita. Tapi... untuk merasa bahagia dan bersyukur, bukankah ada di tangan kita? menikmati langkah demi langkah. Lelah demi lelah. Saat tujuan bisa kita capai, kita bersyukur. Saat tujuan belum dapat dicapai, kita harus tetap bersyukur. Kenapa? karena kita mendapatkan hal yang disebut PENGALAMAN!!
Okeee,,,, lanjut ke perjalanan menuju Ranu Kumbolo yaa...
Tim kami terdiri dari 4 cewek (Saya, Anis, mbak Duma dan Titis) serta 3 cowok (Wance, Ghoza dan Reza).
Ada cerita konyol yang harus saya tulis agar saya tidak lupa.
Entah kenapa kaki pendek saya ini kalau jalan kecepatannya di atas rata-rata. Pernah dulu diisengin oleh teman-teman cowok, mereka bilang kaki saya ada rodanya ('-_-) atau ada yangbbilang, kecepatan saya berjalan yang kaya kanguru ini adalah akibat tidak punya tandem! kelamaan jalan sendirian a.k.a jomblo a.k.a ga ada pasangannya, jadi jalan saya kaya dikejar Belanda. Oke lupakan itu semua!
Jadi,,, karena jalan saya yang cepat ini, jadilah saya, Anis, Wance dan Ghoza ada di barisan depan. Melihat kondisi tiga teman kami yang masih jauh di belakang, kami berempat memutuskan beristirahan sambil menikmati langit yang ditaburi bintang seperti donat kentang yang ditaburi coklat almond!! (lap iler)
Tiba-tiba...
ADA BINTANG JATUH!!!
Kami berempat teriak bersamaan: BINTAAAANG JATUUUUHHH!!!
Kemudian, refleks saya langsung dalam posisi berdoa dan mengeluarkan suara yang lumayan keras dan saya...
...
...
Hmm... setelah saya pikir-pikir lagi, lebih baik tidak perlu saya ceritakan detilnya di sini. Intinya, saya refleks melakukan kekonyolan. ('-____-)
Dan Akhirnya kami sampai ke Ranu Kumbolo!!! sekitar pukul 19.35. Total pendakian 5.5 jam!! Yeeeeee!!! Dan saya sangaaaaat banggaaa dengan diri saya sendiriii (boleh lah ya)
Malam itu, bulannya indaaaaah bangeeet,,, Mau saya foto, tapi kok di kamera handphone saya, bulannya jadi kaya lampu taman,,, ('._.)
aaah... yasudah,,, mungkin hanya dengan jalan merekam di ingatan dan hati saja saya bisa menyimpan gambar tigaperempat bulan di atas danau Ranu Kumbolo yang cantik ini...
Angin di Ranu Kumbolo super dingin yg supeeerrr nya ngalah-ngalahin perkataan Mario Teguh deh!! Dingin buaaangeeettsss... jadi setelah bersih2 denga tisu basah dan berganti pakaian di tenda,, kami tidur dan beristirahat dengan tenang...
tapi tetap kedinginan.
---
Paginyaaaa...
menanti sunrise di Ranu Kumbolo
Kemudian foto-foto!!
Saya dan Anis yang masih kedinginan... padahal saya pake 3 lapis baju lho!
Saya dan Titis... titis Udah happy banget kayaknya,,, saya masih kedinginan aja... hiks..
---
persiapan sarapaaaan..
cowoknya lebih rempong nyiapin sarapan.. hahaha
Sop dengan air Ranu Kumbolo!! rasanyaaa,,, beeeeuuuhh jangan ditanyaaa!!!
Please jangan ditanyaaaa!!!
hahahhaa
Setelah saraapaaaan.. Saya, Goza dan Titis bersih-bersih perlengkapan makan..
oiya,, Karena Ranu Kumbolo adalah sumber air satu-satunya jadi tidak diperkenankan untuk mandi atau menyusci apapun langsung di situ,,
alasannya logis kok, agar air danau tidak tercemar dan tetap bisa dikonsumsi unutk minum para pendaki...
kalau mau nyuci piring, gosok gigi atau cuci muka,, kita ambil air dari danau dulu baru deh nyucinya agak jauh di pinggiran danau...
jadi siapin botol buat ambil air terlebih dahulu,, baru deh mau nyuci-nyuci di semak-semak pinggiran danau :D
kembali foto-fotooo... hahahahahaa (gaya pahlawan bertopeng)
Dan... Saatnya menanjaki "Tanjakan Cinta"...
Cantik ya,,, Ranu Kumbolo dari tanjakan Cinta..
Anyway.. gue mau rada sotoy nih kenapa tanjakan ini namanya Tanjakan Cinta,, dan mitosnya,, kalau kamu nanjak sambil memikirkan seseorang tanpa melihat ke belakang,, maka orang itu bisa jadi kekasih kamu,,,
Hmm...
Apapun mitos yang ada,, saya angkat topi untuk orang menciptakan mitos di balik tanjakan ini,, bagi saya, mitos ini kemudian berhasil menjadi penyemangat para pendaki untuk menaiki tanjakan yang menurut saya "meeeennn-capek-kali-gue-daki-nya" tapi,,, setelah di atas,, kalian bisa liat view Ranu Kumbolo yang indaaaah bangeeet!! Mungkin ini kenapa kita tidak boleh menoleh ke belakang,, biar "SUPRISE" ngeliat view yang cantik banget pas di atas...
Seandainya mitos ini tidak pernah ada,, kemungkinan besar banyak yang tidak berminat untuk mendaki tanjakan tersebut,, dan kemungkinan besar banyak pendaki yang kehilangan momen melihat view Ranu Kumbolo yang indadah bangeeeet!
Tapi buat yang percaya sih ga ada salahnya jugaaa,,, hehehehe...
Oiyaaa... yang paling buat saya jatuh cinta di Tanjakan Cinta ini adalah Suara angin gunungnya... INDAAAAAAHHH BANGEEEETT!!!! kalau saya nutup mata, saya masih bisa mengingat-ingat suara anginnya :")
Niatnya sih mau ngibarin bendera SLANK,, tapi apa daya,,, yang ada cuma sarung,,, yasudaaahlaaahh... hahhaa...
---
Tanggal 25 September, 2013 kami bergegas untuk pulang,,,
Seharusnya ada beberapa foto yang harus disertakan di sini,, tapi masih ada di kamera Titis.. jadi sejauh ini, sampai sini dulu cerita saya tentang
BERJUMPA RANU KUMBOLO
Perjalanan pulang entah kenapa terasa lebih berat karena panasnya matahari luar biasa menyengat,, persediaan air yang terbatas juga salah satu kendalanya,,,
Saat pulang, jujur saya lebih banyak menggurutu,, satu hal yang saya sadari bahwa SAYA BENCI YANG NAMANYA TANJAKAN!!
Kenapa masih ada tanjakan saat harus turun gunung??!!
Tapi kata Titis,, anggap tanjakan itu tantangan yang harus bisa ditaklukan,, kalau kita bisa naklukin satu demi satu tantangan itu membuktikan kita lebih hebat dari yang kita pikirkan...
Selama perjalanan dari pos 3 ke pos 2,, saya jalan paling depan,, kemudian,, saya mecoba untuk menyapa SEMERU dalam hati...
Bukankah manusia adalah bagian dari semesta?
Dear, Semeru,,,
Sepertinya benar bahwa manusia harus bisa lebih merendahkan hatinya dan membuka lebar matanya bahwa makna kehidupan itu sangat luas...
Sepertinya benar bahwa hidup itu tidak sekedar benar dan salah; hitam dan putih; layak dan tidak layak.
Hidup itu... tentang bagaimana cara kita melihat dan memahami,,, tidak sekedar menilai.
Sepertinya benar, untuk memahami banyak orang maka kita harus banyak melakukan hal-hal yang belum pernah kita lakukan,,,
Saat kita membuka diri untuk melakukan suatu hal yang baru,, maka saat itu juga alam memberi kesempatan kita untuk menerima sesuatu yang baru pula
wahai semesta atas nama Semeru,
Terimakasih sudah menjadi ruang belajar yang menyamankan hati dan pikiran ini...
Bertemu dan memahami lebih banyak orang...
Melihat lebih luas tentang kehidupan...
Dan membuktikan, bahwa tidak ada batasan untuk keyakinan dan harapan.
Mungkin kekuatan ataupun kemampuan manusia terbatas,,,
Tapi,,,
Kemampuan untuk meyakini dan berharap untuk melampaui batasan itu tidak pernah ada batasnya!!
Saya baru saja mempelajari itu di SEMERU.
------------------------------------------------------
Anyway,,, terimakasih ya buat TIM BIRU DONGKER yang selalu ceria setiap saat,,, enggak bakal lupa banget pas kita main SUBYUNG di tenda and ketawa bareng-bareng sampai guling-guling!!! Semoga kita dikasih kesempatan buat jalan-jalan bareng lagi yaaaa!!!
Sebelumnya...
Masih ingat pelajaran Matematikan SD? Bulat adalah salah satu bangun ruang yang bukannya tidak mempunyai sudut, sebaliknya, jumlah sudutnya dikatakan "tak hingga".
Dan begitupun bumi ini, ada ruangan, tempat, lokasi yang "tak hingga" untuk kita belajar dan memahami banyak hal baru yang belum pernah kita pikirkan. Tuhan tidak ingin memberikan batasan jumlah sudut bumi mana yang paling baik sebagai tempat manusia belajar. Tidak.Dimanapun, di setiap jengkal tanah ini akan selalu menjadi ruang belajar yang baik bagi siapapun yang ingin belajar dan menyadari serta menerima keterbatasannya.
Dan begitupun perjalanan saya kali ini,,
Dimulai dari satu nama, Ranu Kumbolo.
Sebuah danau yang terletak di Gunung Semeru. Sebuah kesempatan dalam bentuk ajakan beberapa teman untuk mengunjungi tempat itu. Entah kenapa saya sangat semangat dan berminat untuk ikut serta. Alasannya sederhana; saya belum pernah mendaki gunung, dan saya ingin tahu bagaimana rasanya. Bermodal dengan meminjam semua alat-alat hiking, latihan fisik yang kenyataannya cuma bersepeda di UGM serta menghiba-hiba minta izin kedua orang tua. Akhirnya saya diizinkan untuk mendaki ke Ranu Kumbolo
Perjalanan kami dimulai tanggal 22 September 2013
Siangnya saya masih sibuk memasukan barang bawaan. sudah berkali-kali saya repacking tapi tetap saja terlihat overload kaya bawa anak sapi ajaa ('-__-)
Pukul 19.30 menuju Stasiun Tugu Jogja,, dan di sinilah perjalanan dimulai...
Menunggu kereta Pramex menuju Solo Balapan dengan harga tiket 10.000
Di dalam kereta, saya bertemu dan mengobrol dengan seorang wanita yang duduk bersebelahan dengan saya. Dia mahasiswi semester lima UNS. Dia yang ternyata juga "anak gunung" bercerita bahwasanya naik gunung itu 'addicted'. Kalau sudah menikmati "nikmat"-nya naik gunung sekali, pasti nagih untuk naik lagi.
Bagi dia, naik gunung itu semacam 'pelarian', "kalau aku udah ngerasa jenuh sama rutinitas sehari-hari, ya biasanya sih aku langsung naik gunung, Mbak!"
(Sekedar info aja,, pertama kali kenalan, dia mikirnya kalau kita seumuran! hahahaha senangnyaa punya wajah awet mudaa...)
Oke kembali ke perjalanan,
Sesampai di Solo Balapan, kami naik taxi menuju status JEBRES. Kami singgah untuk mengisi perut yang mulai bernyanyi di angkringan depan stasiun. Suasana lampu temaram, kursi kayu tempat orang-orang bersenda-gurau, nasi kucing dan berbagai macam lauk serta gorengan adalah salah satu bias kehidupan masyarakat Jogja dan Solo.
karena perut saya masih terasa kenyang, jadi saya hanya makan bakso tusuk dan wedang jahe untuk menghangatkan badan. Bertemu dengan segerombolan bapak-bapakperantauan yang mengajak ngobrol tentang politik Indonesia! Tolong, saat itu sudah menunjukan pukul 22.00 malam, dan bagi saya malam ini terlalu lugu untuk diisi dengan tema tersebut.
Ini kali pertama saya menginjakan kaki ke stasiun JEMBRES. "JEBRES itu nama apa ya?" tanya saya. Kemudian, dengan sotoynya Darwance teman saya bilang dengan wajah yakin ala Viki Prasetyo: "JEBRES itu singkatan! Jakarta Boyolali Brebes!" .
Sialnya, saya orang yang pertama kali berujar "Wooooh!! gituuu thooo!!".
Padahal jelas-jelas itu super ngawurisasinya wance~!
Malam semakin larut, tapi tidak dengan hasrat kami untuk bertemu dengan Ranu Kumbolo. Sembari menunggu kereta menuju ke Malang yang "delay" 30 menit. Kami bercanda tentang tulisan "JANGAN BERMAIN DENGAN MAUT". Kemudian salah satu teman saya tiba-tiba buka suara " Emang si Maut salah apa sih sampai-sampai kita ga boleh mainan sama dia??" Dan statement itu Ziiiiiiing banget ya, kawan!! itu kalimat bener-bener bikin ledak tawa!. Itulah sensasi pergi beramai-ramai, sepanjang penantian kereta kami bercanda ini-itu. Dan sampai capek bercanda saya memilih untuk tidur-tiduran di stasiun :D
Kereta Api pun tiba,,, kami naik kereta ekonomi dari stasiun JEBRES Solo menuju Malang dengan tiket seharga 65.000. waktu perjalanan sekitar 6-7 jam.
Sampai di Malang kami carter angkot menuju Pasar Tumpang yang mana satu orang dikenakan biaya Rp.15.000
Sampai di Pasar Tumpang, kami (para wanita) bersih-bersih untuk siap-siap naik ke Ranu Pane menggunakan Truk Pasir yang kemudian dilanjutkan ngojek. Biaya angkut satu orang untuk truk pasirnya 15000 + Ojek 10.000.
Dan,,, sampailah kami di pintu gerbang untuk mendaki SEMERU menuju Ranu Kumbolo!!
LALALA... YEYEYEYE... LALALALA... YEYEYYEE...
Saya ingat betul.. awal memulai langkah memasuki gerbang ini saya dan Titis masih suka cita menyanyikan lagu macam-macam... tapi.. tidak sampai 15 menit tanjakan,, kami semua istirahat karena mulai kelelahan...
Tapi walaupun lelah, selama ada teknologi bernama kamera, maka kami akan selalu ceria dan pasang senyum kuda kalau ada yang teriak "AYO FOTO DULU!!" hahahaha
Nah... sekarang,,, mari membicarakan tentang apa yang di dalam pikiran saya selama naik gunung menuju Ranu Kumbolo...
Seperti yang saya ceritakan tadi,, 15 menit pertama, saya merasakan kelelahan yang sangat. Tiba-tiba saja saya merasa sulit bernafas. Saya yakin ini bukan karena asma yang saya derita, tapi ini rasa takut yang tanpa saya sadari muncul di benak saya. Saya ingat ucapan sahabat SMP saya, "Kamu asma Sa? yaudah deh! ga jadi aku ngajak kamu! mulai sekarang kamu print aja gambar danau ranu kumbolo kamu pajang deh di kamar kamu...! gitu aja udah cukup Sa! enggak usah naik! orang asma susah kalau harus naik ke Ranu Kumbolo!" Tiba-tiba saja di benak saya mulai ada ketakutan-ketakutan: "Kalau kamu pingsan gimana? kalau asma kamu kumat gimana? memangnya kamu kuat?" dan tanpa saya sadari saya mulai sesak nafas dengan semua ketakutan itu.
Kemudian, saat saya dan teman-teman berhenti sejenak, saya tutup mata. Tiba-tiba wajah Papah dan Ibu lewat di benak saya, dan kemudian (seperti biasa) ucapan Krisna terdengar lagi: "Orang tua lo ngebesarin lo bukan buat jadi cewek lemah dan manja! bukan buat cewek yang nyusahin orang lain! Jangan sok lemah deh lo!"
Seketika,,,
Saya seperti Poppeye yang baru makan sekaleng bayam dan Ultraman yang lampu merahnya kembali jadi warna biru atau seperti Digimon yang bisa evolusi ke tahap selanjutnya!! SEMANGAAATT deh pokoknya!!
Sebelum naik, saat saya minta izin ke Papah, Papah sempat bertanya: "Dedek yakin kuat? yakin enggak bakal nyusahin temen-temen Dedek?" dan saat itu saya jawab "Iya!". Jadi... saya harus tepati janji. Harus Kuat. Tidak boleh menyusahkan teman yang lain!
Saya memilih untuk membuka masker,, karena saya tidak bisa bernafas dengan baik ketika menggunakan masker. Efek sampingnya, saya harus menghirup banyak pasir debu lewat mulut dan hidung. Sempat saya berpikir, seberapa lama lagi saya mampu menghirup debu sebanyak ini sementara hidung dan pernafasan saya yang cukup sensitif.
Tapi... kan hidung dan paru-paru saya punya Tuhan, jadi,,, saat itu juga saya mematin dan berbicara kepada Tuhan untuk menguatkan semua organ badan yang dititipi kepada saya.
Dan sepertinya Tuhan mengabulkan doa saya. hahhahaa
Kembali melangkah. Kembali memikul tas yang segede anak sapi dan tetap berharap saya bisa sampai ke Ranu Kumbolo. Dan di bagian ini ada pelajaran yang saya dapat...
Saat saya melangkah, dan melihat ke depan, yang saya lihat hanya belantara dan puncak Mahameru yang masih sangaaaat jaaaauuuh. Kemudian tiba-tiba kaki ini terasa lelah. Lagi-lagi ketakutan akan ketidakmampuan saya kembali. Tapi kemudian... hati kecil saya berkata
"Jangan lihat seberapa jauh lagi kamu harus melangkah Sa... tapi lihat sudah seberapa jauh kamu BERHASIL melangkah hingga titik ini? Jangan terlalu memikirkan tentang tujuan akhir. Tujuan akhir hanyalah tentang batas. Tapi cobalah untuk menikmati proses untuk sampai ke tujuan itu. Karena dalam proses lah kamu sesungguhnya belajar. Cukup melangkah dan yakin setelah langkah ini kamu akan melangkah lagi, lagi, lagi dan lagi."
Dan kemudian itulah yang saya lakukan. Saya tidak lagi memandang seberapa jauh puncak Mahameru di sana. Atau berapa jam lagi kami sampai di pos berikutnya. Tapi saya mulai memandang dan menikmati pemandangan yang ada di dekat saya saat ini. Langit, awan, burung belibis yang jalan menuntun saya di depan, tupai dan tentunya tetap menyemangati diri sendiri: habis langkah ini, saya akan melangkah lagi, kemudian melangkah lagi dan setelah itu melangkah lagi :D
Iya,, saya harus menikmati setiap proses yang ada dalam hidup saya. Saya harus mulai belajar bersyukur dengan apapun kondisi saat ini. Tujuan hanyalah batas untuk menggapai. Dan akan selalu ada batas-batas lain yang bisa kita ciptakan.
Bisa jadi tujuan akhir itu milik kita, bisa jadi tidak pernah menjadi milik kita. Tapi... untuk merasa bahagia dan bersyukur, bukankah ada di tangan kita? menikmati langkah demi langkah. Lelah demi lelah. Saat tujuan bisa kita capai, kita bersyukur. Saat tujuan belum dapat dicapai, kita harus tetap bersyukur. Kenapa? karena kita mendapatkan hal yang disebut PENGALAMAN!!
Okeee,,,, lanjut ke perjalanan menuju Ranu Kumbolo yaa...
Tim kami terdiri dari 4 cewek (Saya, Anis, mbak Duma dan Titis) serta 3 cowok (Wance, Ghoza dan Reza).
Ada cerita konyol yang harus saya tulis agar saya tidak lupa.
Entah kenapa kaki pendek saya ini kalau jalan kecepatannya di atas rata-rata. Pernah dulu diisengin oleh teman-teman cowok, mereka bilang kaki saya ada rodanya ('-_-) atau ada yangbbilang, kecepatan saya berjalan yang kaya kanguru ini adalah akibat tidak punya tandem! kelamaan jalan sendirian a.k.a jomblo a.k.a ga ada pasangannya, jadi jalan saya kaya dikejar Belanda. Oke lupakan itu semua!
Jadi,,, karena jalan saya yang cepat ini, jadilah saya, Anis, Wance dan Ghoza ada di barisan depan. Melihat kondisi tiga teman kami yang masih jauh di belakang, kami berempat memutuskan beristirahan sambil menikmati langit yang ditaburi bintang seperti donat kentang yang ditaburi coklat almond!! (lap iler)
Tiba-tiba...
ADA BINTANG JATUH!!!
Kami berempat teriak bersamaan: BINTAAAANG JATUUUUHHH!!!
Kemudian, refleks saya langsung dalam posisi berdoa dan mengeluarkan suara yang lumayan keras dan saya...
...
...
Hmm... setelah saya pikir-pikir lagi, lebih baik tidak perlu saya ceritakan detilnya di sini. Intinya, saya refleks melakukan kekonyolan. ('-____-)
Dan Akhirnya kami sampai ke Ranu Kumbolo!!! sekitar pukul 19.35. Total pendakian 5.5 jam!! Yeeeeee!!! Dan saya sangaaaaat banggaaa dengan diri saya sendiriii (boleh lah ya)
Malam itu, bulannya indaaaaah bangeeet,,, Mau saya foto, tapi kok di kamera handphone saya, bulannya jadi kaya lampu taman,,, ('._.)
aaah... yasudah,,, mungkin hanya dengan jalan merekam di ingatan dan hati saja saya bisa menyimpan gambar tigaperempat bulan di atas danau Ranu Kumbolo yang cantik ini...
Angin di Ranu Kumbolo super dingin yg supeeerrr nya ngalah-ngalahin perkataan Mario Teguh deh!! Dingin buaaangeeettsss... jadi setelah bersih2 denga tisu basah dan berganti pakaian di tenda,, kami tidur dan beristirahat dengan tenang...
tapi tetap kedinginan.
---
Paginyaaaa...
menanti sunrise di Ranu Kumbolo
Kemudian foto-foto!!
Saya dan Anis yang masih kedinginan... padahal saya pake 3 lapis baju lho!
Saya dan Titis... titis Udah happy banget kayaknya,,, saya masih kedinginan aja... hiks..
---
persiapan sarapaaaan..
cowoknya lebih rempong nyiapin sarapan.. hahaha
Sop dengan air Ranu Kumbolo!! rasanyaaa,,, beeeeuuuhh jangan ditanyaaa!!!
Please jangan ditanyaaaa!!!
hahahhaa
Setelah saraapaaaan.. Saya, Goza dan Titis bersih-bersih perlengkapan makan..
oiya,, Karena Ranu Kumbolo adalah sumber air satu-satunya jadi tidak diperkenankan untuk mandi atau menyusci apapun langsung di situ,,
alasannya logis kok, agar air danau tidak tercemar dan tetap bisa dikonsumsi unutk minum para pendaki...
kalau mau nyuci piring, gosok gigi atau cuci muka,, kita ambil air dari danau dulu baru deh nyucinya agak jauh di pinggiran danau...
jadi siapin botol buat ambil air terlebih dahulu,, baru deh mau nyuci-nyuci di semak-semak pinggiran danau :D
kembali foto-fotooo... hahahahahaa (gaya pahlawan bertopeng)
Dan... Saatnya menanjaki "Tanjakan Cinta"...
Cantik ya,,, Ranu Kumbolo dari tanjakan Cinta..
Anyway.. gue mau rada sotoy nih kenapa tanjakan ini namanya Tanjakan Cinta,, dan mitosnya,, kalau kamu nanjak sambil memikirkan seseorang tanpa melihat ke belakang,, maka orang itu bisa jadi kekasih kamu,,,
Hmm...
Apapun mitos yang ada,, saya angkat topi untuk orang menciptakan mitos di balik tanjakan ini,, bagi saya, mitos ini kemudian berhasil menjadi penyemangat para pendaki untuk menaiki tanjakan yang menurut saya "meeeennn-capek-kali-gue-daki-nya" tapi,,, setelah di atas,, kalian bisa liat view Ranu Kumbolo yang indaaaah bangeeet!! Mungkin ini kenapa kita tidak boleh menoleh ke belakang,, biar "SUPRISE" ngeliat view yang cantik banget pas di atas...
Seandainya mitos ini tidak pernah ada,, kemungkinan besar banyak yang tidak berminat untuk mendaki tanjakan tersebut,, dan kemungkinan besar banyak pendaki yang kehilangan momen melihat view Ranu Kumbolo yang indadah bangeeeet!
Tapi buat yang percaya sih ga ada salahnya jugaaa,,, hehehehe...
Oiyaaa... yang paling buat saya jatuh cinta di Tanjakan Cinta ini adalah Suara angin gunungnya... INDAAAAAAHHH BANGEEEETT!!!! kalau saya nutup mata, saya masih bisa mengingat-ingat suara anginnya :")
Niatnya sih mau ngibarin bendera SLANK,, tapi apa daya,,, yang ada cuma sarung,,, yasudaaahlaaahh... hahhaa...
---
Tanggal 25 September, 2013 kami bergegas untuk pulang,,,
Seharusnya ada beberapa foto yang harus disertakan di sini,, tapi masih ada di kamera Titis.. jadi sejauh ini, sampai sini dulu cerita saya tentang
BERJUMPA RANU KUMBOLO
Perjalanan pulang entah kenapa terasa lebih berat karena panasnya matahari luar biasa menyengat,, persediaan air yang terbatas juga salah satu kendalanya,,,
Saat pulang, jujur saya lebih banyak menggurutu,, satu hal yang saya sadari bahwa SAYA BENCI YANG NAMANYA TANJAKAN!!
Kenapa masih ada tanjakan saat harus turun gunung??!!
Tapi kata Titis,, anggap tanjakan itu tantangan yang harus bisa ditaklukan,, kalau kita bisa naklukin satu demi satu tantangan itu membuktikan kita lebih hebat dari yang kita pikirkan...
Selama perjalanan dari pos 3 ke pos 2,, saya jalan paling depan,, kemudian,, saya mecoba untuk menyapa SEMERU dalam hati...
Bukankah manusia adalah bagian dari semesta?
Dear, Semeru,,,
Sepertinya benar bahwa manusia harus bisa lebih merendahkan hatinya dan membuka lebar matanya bahwa makna kehidupan itu sangat luas...
Sepertinya benar bahwa hidup itu tidak sekedar benar dan salah; hitam dan putih; layak dan tidak layak.
Hidup itu... tentang bagaimana cara kita melihat dan memahami,,, tidak sekedar menilai.
Sepertinya benar, untuk memahami banyak orang maka kita harus banyak melakukan hal-hal yang belum pernah kita lakukan,,,
Saat kita membuka diri untuk melakukan suatu hal yang baru,, maka saat itu juga alam memberi kesempatan kita untuk menerima sesuatu yang baru pula
wahai semesta atas nama Semeru,
Terimakasih sudah menjadi ruang belajar yang menyamankan hati dan pikiran ini...
Bertemu dan memahami lebih banyak orang...
Melihat lebih luas tentang kehidupan...
Dan membuktikan, bahwa tidak ada batasan untuk keyakinan dan harapan.
Mungkin kekuatan ataupun kemampuan manusia terbatas,,,
Tapi,,,
Kemampuan untuk meyakini dan berharap untuk melampaui batasan itu tidak pernah ada batasnya!!
Saya baru saja mempelajari itu di SEMERU.
------------------------------------------------------
Anyway,,, terimakasih ya buat TIM BIRU DONGKER yang selalu ceria setiap saat,,, enggak bakal lupa banget pas kita main SUBYUNG di tenda and ketawa bareng-bareng sampai guling-guling!!! Semoga kita dikasih kesempatan buat jalan-jalan bareng lagi yaaaa!!!
Subscribe to:
Posts (Atom)