Saya belajar, hidup itu sejatinya memang untuk berbagi. Saling menolong dan menopang. Saling menguatkan dan berusaha untuk memenuhi kekurangan orang lain dengan kelebihan yang kita punya. Hidup kita menjadi BERARTI ketika kita bisa BERARTI untuk orang lain.
Tapi...
Jangan sampai hati kita menangis karena kita terlalu sering memikirkan hati orang lain.
Jangan sampai raga kita melemah karena kita terlalu sering menguatkan raga orang lain.
Jangan sampai waktu kita pupus karena terlalu banyak waktu yang berikan untuk orang lain.
Egois?
Tidak.
Ini tentang : Seharusnya ada ruang yang kita miliki untuk menikamati segala sesuatu yang kita miliki selama ini. Seharusnya ada tempat di mana kita bisa tertawa, menangis, tersenyum, dan melakukan semua itu hanya untuk menyenangkan hati kita, untuk menguatkan raga kita, dan untuk menikmati waktu yang kita punya.
Baik; pesan ini untuk diri saya sendiri.
Pada akhirnya, hari ini terbit sebagai sub judul baru pelajaran untuk hidup saya.
sub judul kali ini berjudul :
KAMU JUGA MEMBUTUHKAN KAMU UNTUK DIRIMU.
Diawali dari sebuah pertemuan dengan seorang teman di siang ini, dan sebuah perbincangan yang sangat singkat terjadi. Sangat singkat:
Saya : Hai Vin (bukan nama sebenarnya), how are you ?
Vin : I'm Good... Hey, Why do you ask me "how are you"? apakah gue terlihat tidak baik-baik saja?
Saya : No!! Just asking... ga boleh? lo tampak ceria hari ini?
Vin : Oya? hahahahaa... Hmmm... Karena gue sudah TIDAK PEDULI dengan semua yang selama ini membuat gue bersedih. Gue ga peduli Teri mau nyuekin gue, Gue ga peduli apa kata orang tentang gue, Gue ga peduli sama semua itu. Tepatnya, Cukup, gue ga mau peduli dengan hal-hal seperti itu LA-GI!.
(saya tersenyum)
Vin : Nisa, am I selfish?
Saya : No! you are not Vin. TAKE YOU TIME!! cukup untuk diri lo... selama ini lo terlalu sering menyalahkan diri lo atas sikap mereka. Gue seneng akhirnya lo mengerti. Lo butuh waktu untuk memikirkan diri lo dan perasaan lo sendiri.
Vin : begitu menurut lo?
Saya : Ya, selama ini lo selalu sibuk menyalahkan diri lo dan memikirkan orang lain. Lo butuh ruang untuk diri lo sendiri. dan KE-TI-DAK-PE-DU-LIAN lo saat ini memang pas buat lo.
Vin : Thanks Sa,,
Saya : Vin, SEMANGAT!! gue harus cabut dulu, ada kerjaan nih...
Vin : Lo juga ya Hunz... semangat!!
Di sela berkumpul mengerjakan buku sejarah bersama teman-teman yang lain, saya menyempatkan diri membuka twitter. Ada Retwitt dari senior saya:
gitragitra
@annisarahmah RT@ihatequotes: In life, there's someone who might hate or judge for no reason. But remember, you're not live to please anyone
saya tersenyum...
Di suatu pojokan ruangan, bersama laptop picofederico milik saya, saya membuka file bahan skripsi saya. Bahan skripsi yang hampir sebulan lebih saya tinggalkan untuk semua kegiatan dan tanggung jawab di keorganisasian kampus.
Saya menghela nafas panjang dan dalam. Suara itu tiba-tiba datang, menggerutu dalam hati, mempersalahkan saya:
Lo butuh nasihat itu untuk diri lo Sa... Lo yang butuh ruang dan sedikit kesempatan untuk menyenangkan diri lo sendiri. Lo enggak harus terus melakukan ini semua. Lo sedih, hati lo sakit, lo tau kenapa? karena hati lo terlalu sering lo korbankan untuk menjaga hati orang lain yang belum tentu mau menjaga hati lo. Badan lo sering sakit-sakitan, karena lo terlalu MENERIMA untuk melakukan sesuatu dengan mengorbankan badan lo, padahal belum tentu mereka juga mau melakukan hal yang sama seperti itu.
Lo egois Sa!! tanpa lo sadari lo egois buat diri lo sendiri!! lo egois untuk terus-menerus menomor satukan mereka... lo enggak pernah mau merebahkan badan lo ketika badan lo udah enggak sanggup karena enggak tidur 3 malem, lo enggak mau ngasih sedikit waktu buat hati lo merasa sedikit luang dan ringan karena terus-terusan lo tinggalkan hati lo dan terus bersama otak lo untuk rela diperas!!
Saya beranjak. Mungkin sudah waktunya saya berpikir untuk diri saya sendiri. Sudah saatnya saya membuat diri saya tersenyum. Sudah saatnya saya merebahkan semua lelah dan membuat semuanya menjadi yang seharusnya.
Hati...
Raga...
maafkan atas ketidakbijaksanaan ini.
Ruang ini sudah mulai bisa kita bangun. Akhirnya saya sadar:
SAYA MEMBUTUHKAN SAYA UNTUK HIDUP SAYA
Annisa Rahmah with KRSN
No comments:
Post a Comment