Pagi ini aku menyapa Tuhan...
Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku menyapaNya untuk meminta
Pagi ini aku meminta Tuhan agar aku dicintai seperti kutu buku mencintai bukunya
Ya, aku ingin menjadi sebuah buku terbaik untuk setiap orang yang pernah mengenal aku
Tuhan....
Aku ingin menjadi seperti buku kesayangan bagi seorang kutu buku...
Seseorang yang dengan sabar membacaku kata demi kata, kalimat demi kalimat, halaman demi halaman, bab demi bab, dan mengerti serta menyimpulkan jalan ceritanyanya dengan benar
Seseorang yang tak akan melipat kertasku, atau mencorat-coret halamanku saat ia menemukan kalimat indah,
melainkan, ia tulis kembali kalimat itu ke dalam sebuah buku lain miliknya, dan membuat bagian dariku menjadi bagian dirinya tanpa meninggalkan cacat untukku
Seseorang yang akan menyampulku dengan pelastik kedap air dan menyimpanku dalam rak buku yang tak lembab untuk memastikan aku tetap utuh dan terjaga selama ia memilikiku
Seseorang yang membiarkan tulisan-tulisanku mengajarkan sesuatu untuknya, bukan karena semua tulisanku benar dan indah, tapi karena ia sendiri yang menemukan kebenaran dan keindahan dalam diriku
Dan saat waktu membuat halaman-halamanku kusam, atau mungkin hancur karena di luar salahnya,,,, maka dia akan bersedih, namun tak akan lama...
Dia akan bercerita tentang isiku yang terekam sempurna dalam pemahamannya kepada orang-orang yang ia cintai,
bukan karena ia tak sedih kehilanganku, tapi karena ia ingin mengekalkan aku dalam ingatannya, dalam ingatan orang-orang yang ia cintai
Karena walupun nannti aku akan musnah dan tak berada di dalam deretan buku kesayangannya,
ia ingin aku ada di dalam setiap pikiran orang-orang yang akan mengingatkannya bahwa ia pernah sangat mencintai aku dan aku tetap menjadi bagian dari kesayangannya
Aku ingin menjadi seperti buku kesayangan bagi si kutu buku...
Ia mencintaiku bukan sekedar karena sampul dan judulku yang memikat hatinya,
bukan karena bau kertas dan tinta yang khas saat ia membukaku,
bukan karena hanya ingin meletakkanku sebagai koleksi terbaik miliknya,
Bukan...
Tapi karena ia ingin membacaku, memahamiku,
karena ia membutuhkan ceritaku untuk melengkapi ceritanya,
dan mengerti bahwa jalan ceritaku akan menyamankan jalan pemikirannya untuk melihat dunia dengan lebih bijaksana
Dan jika kau mengizinkan aku dipertemukan dengan manusia seperti ini, Tuhan,
maka akan kubiarkan dia menulis namanya di halaman terdepanku,
agar dia tak kehilanganku,
agar dia tahu aku adalah buku kesayangan miliknya...
Juaraaaaaaaaaaaaaaaaa
ReplyDeleteMakasih lhoo *angkat piala*
ReplyDelete