Akhir-akhir ini...
Sering menangis tiba-tiba;
Sering kehilangan kata dalam doa;
Sering merasa sangat lemah.
Saya... saya seperti kehilangan cita-cita.
Di ruang yang melapangkan waktu yang saya miliki, saya duga bahwa Tuhan sedang menguji keimanan saya.
Hingga detik ini, saya akui bahwa mempertahankan iman ataupun sebuah keyakinan akan suatu hal tidaklah mudah.
Di masa ini, saya sedang mencoba untuk mengenal TUhan saya dengan segala sifatnya, dalam agama saya sifat-sifat Allah disebut dengan Asmaul Husna.
Suatu ketika sahabat saya pernah menyampaikan kepada saya, sesungguhnya ketika kita memahami dan mempelajari Asmaul Husna maka tak ada kekhawatiran dalam menjalani hidup. Katanya lagi, mempelajari Asmaul Husna bukan sekedar menghapal, tapi meyakini dan mencamkan dalam hati.
Kemudian saya mencoba untuk (sekedar) mengetahui 99 sifat Allah. Sayangnya--tidak seperti yang teman saya ucapkan--saya sekedar menghapal. Tidak memahami. Tidak mengimani.
Kemudian, suatu malam, saya pikir Tuhan merangkul hati saya untuk membantu saya belajar mengimani keberadaanNya...
Malam itu kondisi kesehatan saya tidak begitu baik. Kondisi hati pun sama tidak baiknya.
Usai solat Isya, saya memanjatkan do'a yang lebih panjang daripada biasanya. Kelemahan saya menjadi pemicu untuk merangkai kata yang jujur kepada Pemilik saya. Tuhan.
"Tuhan... jadikan hambaMu ini menjadi apapun yang Kau inginkan. Tapi Tuhan... izinkan hidup hamba yang sekali ini bisa bermanfaat untuk orang banyak. Hamba tidak ingin menjadi manusia yang sia-sia.
Tuhan... atas kondisi raga yang lemah ini maka jadikan penyakit ini obat untuk menguatkan jiwa hamba untuk belajar tentang sabar.
Tuhan... ketika hamba tidak termasuk 10.000.000 besar umatMu yang taat, apakah Kau masih mau sekedar mendengarkan doa-doa hamba?..."
Doa saya menggantung di pertanyaan itu.
Kemudian, saya mengambil Al-Qur'an yang sudah dua bulan mandek di jus ke 17. Malam ini harus saya tuntaskan Jus 17!
ternyata tinggal dua halaman lagi Jus 17 usai tepatnya di Surat ke 22;Al-Hajj. Saya baca dua halaman itu. Lalu saya baca terjemahannya dengan suara lirih seperti biasa, kemudian...
Mata saya berkaca-kaca.
Bola mata saya berhenti di sebuah kalimat...
Ayat (74-75): Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Allah memilih utusan-utusan- (Nya) dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Dan kemudian tanpa saya perintah, air mata berlinang. Seperti gundah yang membuyar keluar atas diterimanya sebuah kepastian atas sebuah hal yang masih disangsikan "apakah Kau masih mau sekedar mendengarkan doa-doa hamba...?"
Dan Tuhan menjawab
Kemudian saya peluk erat Al-Qur'an yang ada di tangan saya. Sesungguhnya Tuhan sangatlah dekat dengan Hambanya. Kitalah yang membuat jarak kepada Nya.
No comments:
Post a Comment