Sunday, November 27, 2011

Saat Dicintai Diam-diam




Seperti dua kapal yang berpapasan sewaktu badai, kita telah bersilang jalan satu sama lain, tapi kita tidak membuat sinyal, kita tidak mengucapkan sepatah kata pun, kita tidak punya apa pun untuk dikatakan.
-Oscar Wilde-


Mungkin ini tulisan pertama saya tentang... sebut saja romantisme sebuah rasa yang sering kita namai dengan "KASMARAN".

Selama saya hidup, jelas ada beberapa lelaki yang pernah singgah di hati. Saya mengingat mereka, karena saya pernah memiliki sebuah rasa kasmaran karena mereka. Tapi,, suatu saat ada seorang teman lama--laki-laki--yang tiba-tiba muncul lewat chatt-fb yang bercerita suatu hal di saat itu yang sungguh membuat saya merasa... sebut saja, tersanjung.

Saya jarang; merasa tabu bila harus menulis tentang kisah percintaan yang pernah saya alami. Kenapa? karena setelah saya menceritakan kepada beberapa orang, mereka pasti menganggap kalau itu adalah cerita jenaka! bukan cerita cinta. Apa daya. sigh.

Baiklah, kembali kepada si kawan lama yang berhasil menyanjung saya. Sebut saja nama dia Soni. Jelas bukan nama sebenarnya.

Soni adalah sosok laki-laki kecil, rentan dan lemah saat itu. Mejanya tepat di depan meja saya. Karena postur tubuh yang kecil, dia cukup sering jadi korban keisengan anak-anak cowok yang nakal di kelas. Salah satu anak ternakal di angkatan saya saat itu mari kita namai dengan Bongal (Bocah Bengal).

Entah racun apa yang tertelan oleh Bongal, tapi sungguh hidupnya Bongal benar-benar meresahkan saya. Badan Bongal yang besar, pencicilan membuat Bongal dinobatkan sebagai anak ternakal urutan kedua di sekolah saya. Saya cukup sering berantem dengan si Bengal. Selalu ada alasan untuk berantem dengan bocah yang satu ini. Dia boleh menindas teman-teman yang lain, tapi jangan coba-coba menindas gue!! itu yang selalu saya camkan.

Dan Yak!! entah racun apa lagi yang dia telan, si Bengal mengaku jatuh cinta kepada saya. *langsung jedotin kepala*

Jelas saya memasang sikap "MENOLAK" . Tidak perlu pake cara halus. Langsung to the point: ENAK AJA! KAYA GUE GA WARAS JADIAN MA LO!! PERGI SONO! yup kurang lebih itulah jawaban saya ke Bengal.

Bengal tidak patah arang. Dia mengeluarkan manuver-manuver pendekatan YANG-SUMPAH-NGE-BETE-IN-ABIS!!
Bengal mengeluarkan semacam ultimatum kepada teman-teman cowok di kelas untuk tidak berbicara kepada saya. Tidak ada yang boleh "mengganggu" saya--padahal kelakuan dialah yang paling ngeganggu saya!!

Dan itu berimbas ke Soni, si kecil yang rentan nan lugu yang ditakdirkan duduk di depan meja saya. Saya masih ingat ucap Soni saat saya mengajak ngobrol dia di kelas tentang pelajaran, Soni cuma menjawab;

"Sa,, Bongal ngeliatin gue... please lo jangan ngobrol ma gue, nanti gue pasti dipukul ma BOngal pas istirahat"

Saat itu saya menoleh ke belakang, dan benar si bocah setan itu lagi melototin Soni.

Manuver pendekatan Bongal semakin menjadi-jadi!! suatu hari, siang bolong, panas terik, saat saya berjalan kaki menuju rumah sepulang sekolah, tiba-tiba perasaan saya SANGAT TIDAK ENAK. saya hanya membatin: ah... mungkin ada anjing di belokan itu kaya kemarin, jadi mungkin hari ini harus lebih hati-hati.Semakin melangkah, semakin hati tidak enak.

Dan semakin tidak enak saat saya menuju belokan komplek rumah dan melihat segerombolan laki-laki yang di pimpin oleh sosok yang tidak diragukan lagi ke-bengalannya!! SI BONGAAALL!! seketika mata Bongal menangkap kehadiran saya di ujung belokan dan tiba-tiba dia berteriaak kurang lebih seperti ini:

"ANNISSAAAA AAAIII LOOOVVVEEE YOOOUUUU!!" dan dilanjutkan dengan joget-joget India!! What the aaarrrggghhh!! tanpa ba-bi-bu, da-di-du, saya ngacir dengan kecepatan kuda tenaga hena ke arah berlawanan. Dan terus berdoa dalam hati... TUHAAAN... LINDUNGI AKU DARI SEGEROMBOLAN SETAN TERKUTUK!!

sampai akhirnya saya ketemu Soni lagi duduk di pinggir jalan komplek. Spontan saya berhenti mendadak, menarik Soni, dan kembali lari menuju tempat aman untuk bersembunyi.

Soni : Nisa gue mau diapain?!!
Saya : Sinting tuh si Bongal Son!! aseeellliii Gila gue rasa!!
Soni : Ya,,, tergila-gila sama lo kali Sa,,, hahahaha...
Saya : *noyor Soni* yeee ni bocah! jangan ikut2an deh yaa...
Soni : Terus kenapa lo narik gue?
Saya : Soniiii...!! lo harusnya makasih sama gue!! kalau gerombolan gila itu ngeliat lo, lo bisa habis jadi pelampiasan mereka!!
Soni : *diam dan menunduk* emang tadi lo di kejar ma Bongal?
Saya : Parah!! iya Soniii!!
Soni : Dia beneran suka ma lo kali Sa...
Saya : lo jangan ikut-ikutan deh Son! paling bentar lagi dia bosen ma gue, terus nyari anak cewek lain buat jadi incarannya!! hahahhaa
Soni : *menunduk sambil tersenyum tipis*
Saya : Soni... sorry ya,,, gara-gara gue sering maksa lo ngobrol ma gue di kelas, lo jadi sering diisengin... sorry ya Son...
Soni : Ga papa Sa.. udah nasib gue kali yang badannya kecil gini ditindas...
Saya : Soniiii!! makanya olahraga biar keker kaya ade ray!! ahahhaa

dan percakapan terus berlanjut dengan tawa menunggu keadaan aman terkendali.

Benar dugaan saya. selang beberapa minggu kemudian, Bongal bosan dengan saya dan beralih ke siswi lain. Semenjak itu saya bisa pulang ke rumah dengan aman dan tentram. Selain karena bebas hama gangguan Bongal, ternyata rumah Soni di belakang komplek perumahan saya. Jadi hampir setiap hari saya pulang bareng Soni dan teman-teman lainnya. Karena Soni kecil, sebenarnya saya juga sering menindas dia,,, tapi ya Soninya juga mau-mau aja... heee...

Sepuluh tahun sudah dari masa itu. Sampai akhirnya jendela chatt facebook saya terbuka dengan nama yang tidak saya kenal.

"Hey Nis... apa kabar?"
"Baik" --> sambil kepo buka profil and cari foto terjelas dan mencari tahu siapa sebenarnya si orang yang menyapa saya. Karena saya yakin "friends" di facebook saya adalah orang yang saya kanal atau paling tidak memiliki banyak mutual friend dengan saya. lama mengamati foto, saya yakin kalau saya tidak kenal lelaki ini.

"Gimana kuliah lo?"

="alhamdulillah... eh sorry,,, ini siapa ya? habis nama facebook lo enggak gue kenal"

"Masa lo ga kenal gue Sa? liat info doong"

dih.. pede banget ni cowok? ngapain juga gue begitu semangat ngepoin elo?

"Gue Soni Sa!! kacung lo dulu!!"


="Soni... Soni... ??? (sambil buka profil dan lebih memperhatikan foto dan wajah)"
="OOOOOO MAAAAAAIIII GGGOOOOTTTT SSSOOOOONNNIIIII!!!! sumpaaaaah lo beda banget sekaraaaang!! kenapa jadi gede bangeeet badan lo sekarang???"

"hahaha ya iyalah Sa,, masa mau kecil terus!! entar ditindas terus lagi ma lo!!"

dan percakapan kita terus berlanjut seputar kehidupan sepuluh tahun yang lalu. Sampai akhirnya...

"Kalau lulus mau kerja atau langsung nikah?"

=" Yee!! belagu lo Son! mentang-mentang lo in relationship gue single, mau mamer lo ye ma gue?!! toyor dulu laah!!"

"Hhahahaha lo masih demen ya toyor gue!! masa sih lo single? jual mahal bangeeet lo!"

="embeeerrr gue mahal!! hihihiii"

"Iya... iya... lo emang mahal, ampe Bongal tergila-gila ma lo!"

="Siaul lo ye... hahaha... kocak ya kalau inget-inget masa culun kita!!"

"Iya Sa... seandainya dulu badan gue segeda kaya sekarang, gue enggak bakal takut sama Bongal yang gangguin lo terus... gue enggak perlu tiap hari pulang lewat semak-semak"

="Lhaaa,,, apa hubungannya lo pulang lewat semak-semak Son! emang lo pernah dijahilin sama Bongal di semak-semak??!! seriiiuusss??!!"

"Enggak sih Sa... maksud gue, kalau dulu gue ga penakut karena badan gue kecil, gue bisa suka sama lo sesuka hati gue"

="mmmmm..... maksud you apa yaaa.... m.... "

"Lo enggak sadar apa kalau tiap hari gue pulang lewat depan rumah lo?"

="Dih! lha emang rumah lo di belakang komplek gue kan?"

"-___- jadi selama itu lo beneran ga sadar ya...? mana ada rumah di belakang komplek lo Sa! kan belakangnya lapangan golf... masa iya rumah gue di tengah lapangan golf -__-"

=" Eiyaaa yaa...!! ahhahaa!! baru sadar gue!! lha terus kenapa lo waktu itu bilang rumah lo di belakang komplek gue... tiap hari lo juga lewat rumah gue!!"

"Karena gue berharap bisa liat lo Sa..."

=" mmmmm.... serius -__- percayaaaaa deh... guee... "

"Serius Gue Sa! Dulu gue suka banget sama lo... tapi... geu siapa sih... kacungnya anak-anak, selalu dijahilin, lemah... sedangkan lo, lo pinter, lucu, baik, disukain Bongal lagi... *(ehem.. Soni lhoo yang bilang)* yaa.. mana berani gue nunjukin perasaan gue... lagian lo juga sering nindas gue Sa! hahahaa"

sejenak saya diam membaca kalimat di atas. saya tersenyum. sungguh, saya tersanjung.



=' Lo serius Son? gue tersanjung lho ini... :D"

"Iya Sa... :} beneran... makanya gue ikhlas ditindas sama lo... walau lo kadang judes, tapi lo ga pelit ngajarin gue kalau gue enggak ngerti pelajaran... makasih ya Sa..."

="Aaaa,,, Sooonnniiiii... toyor dulu deeeh.... :'D Maaf ya.. kalau geu nindas lo... huhuhuuhuu.. habis muka lo wajah pribumi yang minta di jajah sih!! hahahaa"

Dan pembicaraan kami terus berlanjut. Sampai akhirnya kami mengakhiri percakapan digital itu. Dan sungguh saya tersenyum, tersanjung sangat dalam. Saya merenung... selama ini saya selalu merasa kalau Tuhan cukup Iseng mengahadirkan lelaki-lelaki yang cukup aneh yang menyatakan cinta kepada saya... apa sosok seperti saya hanya disukai laki-laki aneh? sebaaaaalll!! Waktu kuliah apalagi!! saya cuma jadi bulan-bulanan keisengan teman-teman laki-laki saya... kekesalan saya kebahagiaan bagi mereka!! EEeeerrrRrrRRR...

Tapi...

Pengakuan Soni saat ini membuat saya berpikir... selama sepuluh tahun ini saya tidak pernah sadar pernah disukai dengan seseorang yang cukup tulus seperti Soni. Walau kondisinya sudah berubah, sangat berubah, tapi saya senang... senaaaang sekali

Hal yang ingin saya bagikan dari kisah ini adalah:

Terkadang kita merasa bahwa kita sosok yang tidak terlalu spesial untuk dikagumi. Terkadang kita mengacuhkan hal-hal kecil dan mengabaikan sebuah kesederhanaan yang hadir di hari-hari kita. Tanpa kita sadari di balik sebuah kesederhanaan, dangat mungkin kita menemukan hal besar yang menunjukan betapa istimewanya Tuhan menciptakan kita.


No comments:

Post a Comment