Tuesday, April 13, 2010
IRONI
Dia hanya bisa tersenyum. Sesekali tertawa, dan tersenyum lagi.
Dia menatap mereka yang sedang murung, dia melihat air mata di pipi salah satu nya. Dia ingin menghampiri sang empunya air mata, menyeka nya dan mengajak nya untuk tersenyum dan tertawa bersama.
Dia hanya bisa tersenyum. Sesekali tertawa, dan tersenyum lagi.
Dia duduk menahan pedih dengan senyum yang sesekali ia tepis dengan tawa. Tak ada yang tahu kepedihan itu. Bahkan seseorang yang sedang duduk di hadapannya. Mereka tidak pernah tahu kalau dia sedang terluka.
Dia hanya bisa tersenyum. Sesekali tertawa, dan tersenyum lagi.
Dia menatap cermin yang ada di hadapannya. Ada senyum, sesekali ada tawa lalu tersenyum kembali.
Lalu senyum itu, tawa itu, hilang.
Dia melihat sedih, dia melihat kelelahan yang teramat, dia melihat kesepian yang sangat. Dan dia berucap....
”Aku selalu ingin tersenyum, aku ingin selalu melihat mereka tersenyum juga. Aku ingin tertawa, dan membuat mereka tertawa juga. Tapi... bukan berarti aku tidak butuh air mata. Dan sekarang aku lupa bagaimana caranya menangis”
Di lain waktu,
Dia pun hanya tersenyum. Sesekali tertawa, dan tersenyum lagi.
Di seberang sana mereka melihat dia dan salah satu nya bertanya kepada yang lain nya, ”bagaimana caranya untuk selalu tersenyum seperti dia?”
Yogyakarta 4:58pm
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment