Ada saatnya yang terbaik adalah meninggalkan.
Mengerti bahwa hidup bukan tentang mendapatkan semua yang kita inginkan. Tapi juga mendapatkan kebahagiaan orang-orang yang kita butuhkan untuk tetap bertahan hidup.
Setelah cukup lama hanya mendengarkan, mungkin saatnya saya menjawab dengan tulisan ini. Untuk kalian yang mungkin saat ini bersedih karena berbagai macam hal. Tapi tenanglah. Kadang kesedihan harus dirayakan. karena kesedihan adalah obat yang bisa jadi menguatkan. Paling tidak, ada cerita yang bisa dipelajari tentang bagaimana bertahan hidup di tengah ketidaknyamanan.
Mungkin saya tidak pernah ada di posisi yang saat ini kalian rasakan. Merasa dibuang. Dikhianati. Diacuhkan. Ditinggal. Tapi saya beri tahu satu kunci yang biasa saya bisikan kedalam kepala saya saat saya ada di titik lelah ingin menyerah: semua hanya untuk dilalui, dan pasti akan berlalu. Dan saya belajar bagaimana berkompromi untuk kemudian menyimpulkan; mungkin ini yang dimaksud dengan bersabar.
Maka bersabarlah, kawan. Semua hanya untuk dilalui dan diceritakan dnegan bangga suatu saat nanti. Semua akan berlalu begitu saja bahkan tanpa kamu sadari. Saya merasa tidak bisa menasehati, karena mungkin saya memang tidak bisa. Tapi semoga tulisan ini menenangkan untuk kamu yang saat ini.
Bersyukurlah ketika kamu tidak punya cukup jari untuk mensyukuri apa yang telah kamu miliki. Keluarga yang hangat, anak yang menyenangkan, pekerjaan yang layak untuk dibanggakan, teman-teman yang menguatkan dan banyak lagi. Lihatlah kebahagiaan yang sudah Tuhan berikan yang mungkin lupa kamu perhitungkan saat ini.
Tuhan selalu seimbang. Ada perhitungan Tuhan yang mungkin belum kita pahami sekarang. Tapi percayala, Tuhan tidak menciptakan umatNya hanya untuk bersedih.
La Tahzan. Jangan bersedih.
Mulailah menghitung apa yang lupa kamu hitung selama ini.
Tentang apa-apa yang membuatmu tersenyum dan tetap berjuang hingga detik ini.
Semoga menjadi lebih baik.