Siang ini, seseorang menatapku dengan sendu. Dia bertanya, "aku harus seperti apa?". Lalu kuberikan dia ruang untuk bercerita. Dia membutuhkannya. Dia membutuhkan ruang untuk meletakan penat dan resah yang selalu ia bawa kemana-mana.
Harusnya kau letakan saja sembarang rasa itu... biar kan hilang, biarlah diambil orang,,,
Bukankah kau akan lebih tegak melangkah tanpa rasa sesal yang lalu itu?
Buat kau yang merasa kamu...
Aku tidak pernah sebijak yang kau bayangkan dan ucapakan kemarin-kemarin. Sesungguhnya aku punya sedih dan kecewa, sama seperti dirimu. Aku punya harapan-harapan yang sering malah menyakitkan. Aku punya resah yang lahir dari rasa bersalah.
Aku sama seperti kamu.
Sama seperti mereka.
Sama seperti sekian juta manusia yang berbagi hidup di dunia.
Sama.
Beberapa kali aku bilang, Tuhan itu Maha Adil. Dia paham bagaimana menakar bahagia dan nestapa dalam setiap genggam tangan manusia.
Cobalah percaya itu.
Beberapa kali aku katakan juga, Tuhan itu Maha Menyembuhkan. Sedalam apapun luka yang bersarang dalam hatimu, serahkan saja padaNya. Biarkan tanganNya bekerja, menyembuhkan mu.
Cobalah percaya itu.
Beberapa kali aku sampaikan, Tuhan tak pernah tidur. Terkadang Dia menunggu mu di ujung pintu, memandangi dan meresahkan sedihmu, menunggu kau menyapaNya, kemudian mengajakNya bercerita.
Aku mulai terbaca sebagai manusia konyol?
Ya. Mungkin aku adalah satu dari sekian jumlah manusia yang percaya Tuhan dengan cara (yang menurut mereka) konyol. Aku bukan perempuan taat dengan pemahman agama yang kuat. Setidaknya belum.
Simbol-simbol agama yang kukenakan tak selalu menjelaskan hal-hal yang biasanya terjelaskan.
Karena hidup, tak pernah sesederhana itu...
Tapi kamu selalu punya pilihan itu menyederhanakan hidupmu. Kamu selalu mempunyai pilihan untuk itu.
Atas cerita yang kau sampaikan padaku siang ini, aku mencoba menjawabnya....
Percayalah bahwa kau terlahir istimewa, seperti aku yang meyakini bahwa aku istimewa.
Berhentilah berusaha untuk menjadi sempurna, kau tak akan mendapatkan apa-apa... karena Tuhan tidak menciptakan kesempurnaan,, pikiranmu lah yang bisa menjadikan apapun tampak istimewaa dalam ketidaksempurnaan.
Tak apa kau pernah berbuat salah. Tapi kau harus paham, salahmu adalah milik masa lalu mu, bukan hari ini ataupun masa depan. Maka jangan kau ingat-ingat untuk bersedih.
Kau hanya butuh maaf. Maaf dari dirimu sendiri.
Kau hanya butuh menerima. Menerima dirimu apa adanya.
Kau hanya butuh menghargai. Menghargai hidupmu sendiri.
Kau hanya butuh mencintai. Mencintai dirimu sendiri.
Mulailah dari dirimu sendiri.
Ikhlaskan apa yang harus diikhlaskan.
Tak mudah memang, tapi setidaknya kau harus mencoba, teman...
Selamat berjuang,
Selamat berjuang untuk menyembuhkan apa yang terasa sakit...
Dan ingat lagi, Tuhan itu ahli menyembuhkan :)
Jika kau tak cukup kuat menyembuhkan sendiri,,, mungkin tak ada salahnya kau menghampiri Tuhan lagi....
Sunday, January 26, 2014
Thursday, January 23, 2014
Perbincangan Malam Di Sudut Ruang
"Kalau saja suatu hari setiap manusia diberi satu permintaan untuk dikabulkan Tuhan, mungkin aku mau minta untuk bisa mengintip masa depan. Akan jadi apa aku nanti..."
"Daripada mengintip masa depan, kenapa kamu tidak menikmati dan menjalani apa yang ada saat ini? Apa yang terjadi besok, satu jam lagi atau beberapa menit lagi kita tidak perlu tahu. Kita cuma butuh percaya. Tugas manusia hanya meminta, bahkan itu saja kita masih sering lupa."
Saat bercengkrama dengan sahabat lama, selalu saja ada hal-hal sederhana yang mereka ingatkan dari lupa.
Hari ini saya sadar bahwa saya sudah banyak lupa.
Lupa bersyukur. Lupa meminta. Lupa untuk percaya bahwa Tuhan punya kuasa bagi permintaan umatNya.
Jangan terus-terus melihat ke atas. Membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, karena Tuhan punya rencana yang berbeda untuk setiap manusia.
Apa yang harus dilakukan saat ini, lakukanlah.
Terus meminta.
Dan terus percaya bahwa Tuhan tak pernah berhenti bekerja.
Lupakah kita, bahwa masa depan tidak akan pernah menjadi milik kita? Hiduplah dengan baik di saat ini. Hiduplah dengan sangat baik. Hiduplah dengan segala hal yang baik, yang membahagiakan mu, yang selalu membuat mu tersenyum. Pilihlah jalan itu.
"Pilihan itu ada di kamu. Orang yang paling bisa mendorong kamu adalah kamu sendiri. Mau seribu orang mendorong kamu kalau kamu memang tidak ingin bergerak, ya kamu tidak akan kemana-mana"
"Tuhan pasti memberikan yang terbaik, tapi Tuhan juga perlu tahu apa yang kamu yakin untuk kamu minta"
Dan perbincangan malam ini cukup membuat saya berpikir.
22 Januari 2014, masih di Yogyakarta
Annisa, Tiara dan Puspa
"Daripada mengintip masa depan, kenapa kamu tidak menikmati dan menjalani apa yang ada saat ini? Apa yang terjadi besok, satu jam lagi atau beberapa menit lagi kita tidak perlu tahu. Kita cuma butuh percaya. Tugas manusia hanya meminta, bahkan itu saja kita masih sering lupa."
Saat bercengkrama dengan sahabat lama, selalu saja ada hal-hal sederhana yang mereka ingatkan dari lupa.
Hari ini saya sadar bahwa saya sudah banyak lupa.
Lupa bersyukur. Lupa meminta. Lupa untuk percaya bahwa Tuhan punya kuasa bagi permintaan umatNya.
Jangan terus-terus melihat ke atas. Membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, karena Tuhan punya rencana yang berbeda untuk setiap manusia.
Apa yang harus dilakukan saat ini, lakukanlah.
Terus meminta.
Dan terus percaya bahwa Tuhan tak pernah berhenti bekerja.
Lupakah kita, bahwa masa depan tidak akan pernah menjadi milik kita? Hiduplah dengan baik di saat ini. Hiduplah dengan sangat baik. Hiduplah dengan segala hal yang baik, yang membahagiakan mu, yang selalu membuat mu tersenyum. Pilihlah jalan itu.
"Pilihan itu ada di kamu. Orang yang paling bisa mendorong kamu adalah kamu sendiri. Mau seribu orang mendorong kamu kalau kamu memang tidak ingin bergerak, ya kamu tidak akan kemana-mana"
"Tuhan pasti memberikan yang terbaik, tapi Tuhan juga perlu tahu apa yang kamu yakin untuk kamu minta"
Dan perbincangan malam ini cukup membuat saya berpikir.
22 Januari 2014, masih di Yogyakarta
Annisa, Tiara dan Puspa
Subscribe to:
Posts (Atom)