Tuesday, August 28, 2012
SURAT CINTA
Lewat masa yang membentuk kenangan, aku menyapa mu dalam harapan
Lewat senggang yang kumiliki, aku sering menghadirkanmu dalam mimpi
Lewat celah bayang-bayang semu, aku sering menciptakan wujudmu
Lewat kata yang tak sanggup aku ucapkanlah, aku menulis mu dan mewujudkan mu dalam cerita dongeng; Kadang aku menciptakan peri yang hanya dengan menggoyangkan tongkatnya untuk mengabulkan permintaanku. Kadang aku ciptakan ribuan mawar yang ku khayalkan tertuju padaku. Dan itu darimu.
Menulis tanpa lagu itu hanya akan membuat hati dan otakku gagu. Irama kehadiranmulah yang membuat kata-kata menari lincah keluar dari jemariku. Nada yang kau dentingkanlah yang menyusun cerita indah untukku.
Inspirasi. Mungkin lewatmu aku mampu mendefinisikan apa itu inspirasi.
Aku di sini menunggu.
Menebak-nebak, hampir di titik sekarat membayangkan kehadiranmu.
Berpikir keras lewat jalan mana kau datang menghampiriku.
Ada ratusan surat cinta ku tulis untukmu. Entah sampai atau tidak ke hatimu.
Jangan menuntutku untuk melakukan lebih dari ini! Karena aku tak pernah tau kemana harus ku alamatkan rindu ini kepadamu...
Surat cinta--yang tak tau harus ku alamatkan kemana.
Saturday, August 25, 2012
Bahagia Bermimpi
Kalau bisa berbagi suara dengan kertas dan tinta, mmm... atau mungkin dengan laptop dan sambungan internet, mungkin yang akan terucap adalah: "Hai kertas, Hai Tinta,(atau mungkin, Hai Laptop!) ternyata setiap manusia pintar bercerita ya?"
Kalau ada sebagian manusia yang memilih terperangkap dengan masa lalu, saya memilih untuk mengabadikannya dengan cara bercerita ke banyak manusia yang saya temui. Saya suka bercerita, tapi sesungguhnya saya lebih suka mendengarkan mereka yang sedang bercerita.
Waktu SMA, ketika saya sedih ataupun jenuh dengan segala rutinitas sekolah dan OSIS, saya selalu menyapa orang dengan kalimat,"hey, ada yang mau dicurhatin ga ke gue?" . Sering sekali saya merasakan bahwa mendengarkan itu menyembuhkan. Menyembuhkan dari berbagai kelemahan dan kekalahan yang saya rasakan.
mengutip dialog dalam serial Dream High: "Kau pikir apa itu dewasa? Dewasa adalah ketika kau semakin jarang untuk tersenyum dan teratawa". So simple, nyeleneh sih, tapi dapet banget maknanya. Tapi,,, sejujurnya saya tidak begitu setuju dengan kutipan itu. Ketika kita berbicara tentang tersenyum dan tertawa, kita berbicara tentang bahaia kan? dan bagi saya merasakan bahagia itu bukan tentang saya menjadi dewasa dan menua, tapi... tentang kedewasaan pemikiran untuk tetap bisa memperjuangkan rasa bahagia.
Tetap menjadi bahagia walau banyak hal tentang "kenyataan" yang tidak sesuai dengan espektasi kita
Tetap menjadi bahagia walau (akhirnya) kita sadar lebih banyak kebohongan yang tumbuh disekitar kita
Tetap menjadi bahagia walau kita sadar banyak pilihan hidup yang harus kita pilih tanpa memberikan kita pilihan yang sesungguhnya.
Waktu saya kecil, saya ingin menjadi satu dari anggota power rangers. Masih ingat di kepala saya bahwa hal yang paling saya tunggu di masa kecil saya itu adalah turunnya robot suruhan zordon si ALfa yang mengatakan "Nisa, kamu terpilih menjadi power-ranger ungu!" Hati saya selalu meletup-letup ketika memikirkan itu! Sampai-sampai waktu ke pasar saya merengek untuk dibelikan kaos power rangers komplit dengan topeng dan handy talky-nya! Dan seiring waktu berlalu, saya tahu itu hanya semacam candu imajinasi masa anak-anak. Tak apa. Setidaknya saya masih bisa merasakan rindu untuk masa itu
Tapi... hati saya tetap meletup-letup seiring waktu berganti dan memperjelas bahwa mimpi-mimpi saya hanyalah imajinasi semu, saya tetap memilih untuk bermimpi. Bermimpi menjadi apa saja yang membuat hati saya terus meletup-letup.
Bermimpi untuk menjadi seorang penulis
Bermimpi untuk menghabiskan makan malam di depan Eiffel, Perancis
Bermimpi untuk menjadi fashion designer yang bajunya terjual laris
Bermimpi untuk menjadi legal consultan yang ternama dalam bisnis
Dan beberapa mimpi kecil yang kadang membuat saya tersenyum manis
Walau pupus sudah harapan saya menjadi bagian dari power rangers, atau menjadi bagian dari sailormoon (dari postur tubuh sih udah kjelas gagal, tapi... mau dianggap gila atau tidak, saya waktu kecil selalu berharap kucing saya si meong tiba-tiba bisa berbicara. Kalu usagi punya Luna, setidaknya saya punya Meong!) atau bahkan berteman dengan ultraman dan pergi ke planet ultra,, saya bersyukur Tuhan terus memberikan opsi yang luar biasa banyak untuk saya impikan.
Oiya,,, ini sekedar mimpi-mimpi enggak penting saya sih,,,
Diwawancara di acara Kick Andy!
Ketemu sama Oprah Winfrey
Hahahaha,,, ga penting sih,,, tapi kata teman saya: "Sa, kalau lo punya mimpi, lo kasih tau semua orang tentang mimpi lo! syukur-syukur kalau mereka ngedoain dan banyak yang aminin kan! Draipada mimpi lo pendem sendiri jadi jerawat!"
Benar atau tidaknya, saya belum bisa menjawab. Tapi tidak ada salahnya mencobakan? :)
Love
Annisa Rahmah
Friday, August 24, 2012
Sebuah Tulisan tentang PERAHU KERTAS
Perahu kertasku kan melaju
membawa surat cinta bagimu
Kata-kata yang sedikit gila,
tapi ini adanya
Perahu kertas mengingatkanku betapa ajaibnya hidup ini
Mencari-cari tambatan hati,
kau sahabatku sendiri
Hidupkan lagi mimpi-mimpi
cinta-cinta... cita-cita ... cinta-
cinta
yang lama ku pendam sendiri, berdua ku bisa percaya
oh bahagia kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada di antara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu
Perahu Kertas
By: Dee
Membaca novel Perahu Kertas karya Dee Lestari membuat saya berpikir;
waktu yang tepat itu sesungguhnya memang ada. Tuhan adalah ahli matematika yang mampu memperhitungkan ketepatan waktu untuk memberikan sesuatu kepada ciptaannya.
Tuhan sudah memberikan pertanda. Di antara jalan kehidupan yang berliku, Ia mendampingi manusia satu per satu untuk menemukan takdirnya.
Satu per satu manusia datang dalam hidup adalah bagian dari urutan cerita yang sudah Tuhan karang sebelum kita terlahir di dunia. Saya berpikir seperti itu. Tuhan sudah menulis chapter demi chapter kehidupan manusia dengan sangat bijaksana. Dengan pertanda-pertanda yang membawa kita untuk mengeja, kemudian memahami arti KEHIDUPAN dan CINTA.
membawa surat cinta bagimu
Kata-kata yang sedikit gila,
tapi ini adanya
Perahu kertas mengingatkanku betapa ajaibnya hidup ini
Mencari-cari tambatan hati,
kau sahabatku sendiri
Hidupkan lagi mimpi-mimpi
cinta-cinta... cita-cita ... cinta-
cinta
yang lama ku pendam sendiri, berdua ku bisa percaya
oh bahagia kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada di antara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu
Perahu Kertas
By: Dee
Membaca novel Perahu Kertas karya Dee Lestari membuat saya berpikir;
waktu yang tepat itu sesungguhnya memang ada. Tuhan adalah ahli matematika yang mampu memperhitungkan ketepatan waktu untuk memberikan sesuatu kepada ciptaannya.
Tuhan sudah memberikan pertanda. Di antara jalan kehidupan yang berliku, Ia mendampingi manusia satu per satu untuk menemukan takdirnya.
Satu per satu manusia datang dalam hidup adalah bagian dari urutan cerita yang sudah Tuhan karang sebelum kita terlahir di dunia. Saya berpikir seperti itu. Tuhan sudah menulis chapter demi chapter kehidupan manusia dengan sangat bijaksana. Dengan pertanda-pertanda yang membawa kita untuk mengeja, kemudian memahami arti KEHIDUPAN dan CINTA.
Wednesday, August 22, 2012
Thursday, August 16, 2012
Wanita
17 Agustus 2012.
Saya ingin menulis lagi.
Sepertinya kepala saya ikut merayakan kemerdekaan dan kebebasan atas segala hal yang terpendam:
... adalah cerita untuk dituliskan....
Para wanita, mungkin kalian pernah merasakan hal ini; ketika kita bisa menerima bahwa kita memanglah bukanlah wanita yang sangat cantik, sangat pintar, sangat terkenal dan sangat menarik, tapi kemudian kalian sangat yakin bahwa apapun bentuk kita beserta kehidupan yang kita miliki, kita adalah wanita yang layak untuk diperjuangkan!, pernahkah?
Entah. Mungkin tanpa saya sadari saya mendoktrin pikiran saya untuk mempercayai suatu hal:
"Ketika kamu harus mencintai seorang lelaki, maka cintailah lelaki yang memperjuangkan mu"
Ya. Bantahlah itu sesuka kalian, tapi saya akan selalu membenarkannya setidaknya untuk diri saya sendiri. Saya tidak terlalu takut untuk tidak menjadi cantik, tidak populer, tidak menarik. Saya tidak terlalu takut untuk tidak menjadi itu semua. Saya takut ketika saya tidak bisa menjadi diri saya sendiri.
Terkadang, saya dinilai terlalu acuh.
Terkadang, saya dinilai terlalu tolol dan konyol.
Terkadang, saya dinilai terlalu dingin.
Terkadang, saya dinilai terlalu mudah untuk ditertawakan.
Terkadang, saya dinilai terlalu penakut.
Terlepas dari semua penilaian itu, saya menilai bahwa saya pantas untuk diperjuangkan. Bahwa semua wanita di dunia ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya adalah mahkluk yang pantas untuk diperjuangkan. Lalu "perjuangan" seperti apa yang diharapkan oleh para wanita?
Untuk saya pribadi, saya merasa diperjuangkan ketika:
saya dihargai,
saya dilindungi,
saya dihormati,
saya ditemani,
saya disayangi,
ketika saya merasa nyaman dan tenang berada di sisi seseorang. Tidak merasa aman tanpa sedikitpun khawatir untuk menjadi diri sendiri. Tidak merasa ketakutan untuk mengatakan isi perasaan di hati. Dan tidak merasa sendiri ketika menemukan masalah yang harus dihadapi.
Bukankah laki-laki memang selayaknya bisa diandalkan?
Di beberapa waktu dalam hidup saya, saya pernah merasa sangat disayangi, pernah merasa sangat dilindungi, pernah merasa sangat dihargai, tapi... kemudian saya menyimpan dan meyakini satu kalimat lagi:
... bahwa sebaik-baiknya wanita adalah ia yang mampu menjaga dan menyimpan perasaannya...
Saya menghargai emansipasi, tapi saya tidak pernah ingin memperluas makna emansipasi itu dalam hal "wanita menyatakan perasaan kepada lelaki", tidak, Itu hal paling tabu bagi saya. Saya percaya Tuhan, dia yang memberikan saya perasaan, dan itu pasti dengan tujuan. Dan saya yakin Tuhan yang paling tahu akan diapakan perasaan yang saya miliki ini. Saya memilih menunggu. Menunggu untuk diperjuangkan. Atau menunggu perasaan ini mmenghilang dan belajar dari semua yang pernah dirasakan.
Hai wanita, siapapun kamu dan bagaimanapun kehidupan yang kamu jalani, bisakah kali ini kamu percaya bahwa kamu adalah salah satu ciptaan terindah milik Tuhan? Mungkin benar ketika banyak orang menyamakan wanita dengan bunga. Semua bunga indah, dengan segala warna, bentuk dan keunikannya masing-masing. Bunga tetaplah bunga. Sekalipun tumbuh di rerumputan, padang pasir yang tandus, dasar laut yang dalam, bunga akan tetap menjadi bunga. Dan akan selalu memiliki pemaknaan positif dan terkorelasi dengan kata keindahan. :)
Saya membuat tulisan ini karena cukup banyak wanita disekeliling saya dengan sadar atau tanpa sadar merendahkan dirinya. Terlalu takut untuk keluar rumah tanpa make up. terlalu takut untuk tidak diperhitungkan. Terlalu takut untuk menjadi dirinya sendiri. Jangan pernah membandingkan kehidupan kita dengan orang lain. Itu tidak akan pernah menjadi sikap yang bijak. Belajarlah untuk menghargai kehidupan kita sendiri. Seperti apa dan akan menjadi apa kita nantinya bukankah hanya kita dan Tuhan yang paling mengerti?
Terakhir, saya hanya ingin menuliskan (lagi) :
"Siapapun kalian, kalian indah dan akan selau pantas untuk diperjuangkan"
(^__^)9
Saya ingin menulis lagi.
Sepertinya kepala saya ikut merayakan kemerdekaan dan kebebasan atas segala hal yang terpendam:
... adalah cerita untuk dituliskan....
Para wanita, mungkin kalian pernah merasakan hal ini; ketika kita bisa menerima bahwa kita memanglah bukanlah wanita yang sangat cantik, sangat pintar, sangat terkenal dan sangat menarik, tapi kemudian kalian sangat yakin bahwa apapun bentuk kita beserta kehidupan yang kita miliki, kita adalah wanita yang layak untuk diperjuangkan!, pernahkah?
Entah. Mungkin tanpa saya sadari saya mendoktrin pikiran saya untuk mempercayai suatu hal:
"Ketika kamu harus mencintai seorang lelaki, maka cintailah lelaki yang memperjuangkan mu"
Ya. Bantahlah itu sesuka kalian, tapi saya akan selalu membenarkannya setidaknya untuk diri saya sendiri. Saya tidak terlalu takut untuk tidak menjadi cantik, tidak populer, tidak menarik. Saya tidak terlalu takut untuk tidak menjadi itu semua. Saya takut ketika saya tidak bisa menjadi diri saya sendiri.
Terkadang, saya dinilai terlalu acuh.
Terkadang, saya dinilai terlalu tolol dan konyol.
Terkadang, saya dinilai terlalu dingin.
Terkadang, saya dinilai terlalu mudah untuk ditertawakan.
Terkadang, saya dinilai terlalu penakut.
Terlepas dari semua penilaian itu, saya menilai bahwa saya pantas untuk diperjuangkan. Bahwa semua wanita di dunia ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya adalah mahkluk yang pantas untuk diperjuangkan. Lalu "perjuangan" seperti apa yang diharapkan oleh para wanita?
Untuk saya pribadi, saya merasa diperjuangkan ketika:
saya dihargai,
saya dilindungi,
saya dihormati,
saya ditemani,
saya disayangi,
ketika saya merasa nyaman dan tenang berada di sisi seseorang. Tidak merasa aman tanpa sedikitpun khawatir untuk menjadi diri sendiri. Tidak merasa ketakutan untuk mengatakan isi perasaan di hati. Dan tidak merasa sendiri ketika menemukan masalah yang harus dihadapi.
Bukankah laki-laki memang selayaknya bisa diandalkan?
Di beberapa waktu dalam hidup saya, saya pernah merasa sangat disayangi, pernah merasa sangat dilindungi, pernah merasa sangat dihargai, tapi... kemudian saya menyimpan dan meyakini satu kalimat lagi:
... bahwa sebaik-baiknya wanita adalah ia yang mampu menjaga dan menyimpan perasaannya...
Saya menghargai emansipasi, tapi saya tidak pernah ingin memperluas makna emansipasi itu dalam hal "wanita menyatakan perasaan kepada lelaki", tidak, Itu hal paling tabu bagi saya. Saya percaya Tuhan, dia yang memberikan saya perasaan, dan itu pasti dengan tujuan. Dan saya yakin Tuhan yang paling tahu akan diapakan perasaan yang saya miliki ini. Saya memilih menunggu. Menunggu untuk diperjuangkan. Atau menunggu perasaan ini mmenghilang dan belajar dari semua yang pernah dirasakan.
Hai wanita, siapapun kamu dan bagaimanapun kehidupan yang kamu jalani, bisakah kali ini kamu percaya bahwa kamu adalah salah satu ciptaan terindah milik Tuhan? Mungkin benar ketika banyak orang menyamakan wanita dengan bunga. Semua bunga indah, dengan segala warna, bentuk dan keunikannya masing-masing. Bunga tetaplah bunga. Sekalipun tumbuh di rerumputan, padang pasir yang tandus, dasar laut yang dalam, bunga akan tetap menjadi bunga. Dan akan selalu memiliki pemaknaan positif dan terkorelasi dengan kata keindahan. :)
Saya membuat tulisan ini karena cukup banyak wanita disekeliling saya dengan sadar atau tanpa sadar merendahkan dirinya. Terlalu takut untuk keluar rumah tanpa make up. terlalu takut untuk tidak diperhitungkan. Terlalu takut untuk menjadi dirinya sendiri. Jangan pernah membandingkan kehidupan kita dengan orang lain. Itu tidak akan pernah menjadi sikap yang bijak. Belajarlah untuk menghargai kehidupan kita sendiri. Seperti apa dan akan menjadi apa kita nantinya bukankah hanya kita dan Tuhan yang paling mengerti?
Terakhir, saya hanya ingin menuliskan (lagi) :
"Siapapun kalian, kalian indah dan akan selau pantas untuk diperjuangkan"
(^__^)9
Subscribe to:
Posts (Atom)